Lima Semifinal Piala Dunia Paling Dikenang
Senin, 7 Juli 2014 14:01 WIB
(REUTERS/Ueslei Marcelino)
1954
Hungaria 4, Uruguay 2
Dianggap sebagai salah satu pertandingan Piala Dunia yang terhebat, Hungaria yang melalap Jerman Barat 8-3 di fase grup, unggul 2-0 dari juara bertahan Uruguay dan sepertinya akan melangkah ke final. Tetapi tim Amerika Selatan itu bangkit lewat dua gol Juan Hohlberg yang memaksa pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Dua sundulan dari Sandor Kocsis, yang mencetak 11 gol pada turnamen itu, membuat Hungaria menang 4-2. "Itu adalah pertandingan yang paling indah dan paling manusiawi dalam hidup saya," sebut bintang Hungaria Jozsek Boszik. The Magyars tersisih 2-3 dari Jerman Barat pada final yang juga disebut pertandingan paling menarik.
1966
Inggris 2, Portugal 1
Portugal, yang diinspirasi oleh "Tutul Hitam" Eusebio, mengkilap di turnamen ini dan mempertaruhkan kesempatannya melawan Inggris. Dua gol dari Bobby Charlton membuat tuan rumah unggul 2-0, namun pada 10 menit terakhir Eusebio, yang tendangannya ditepis kiper Inggris Gordon Banks, mencetak satu gol dari titik penalti pada menit 83 yang merupakan gol pertama yang membobol gawang Inggris di putaran final itu. Kendati terus menerus ditekan, Inggris lolos. "Itu adalah penampilan terhebat tim pada turnamen ini sampai sekarang," kata pelatih Alf Ramsey. Lawannya pelatih Portugal Otto Gloria memperkirakan bahwa Inggris akan mengalahkan Jerman di final: "Inggris bermain sepak bola sebagaima seharusnya olah raga ini dimainkan. Jerman mengandalkan kekuatan," kata dia.
1970
Italia 4, Jerman Barat 3
Dianggap sebagian kalangan sebagai "Pertandingan Abad 20", Italia memimpin lebih dulu pada menit delapan lewat Roberto namun disamakan pada menit terakhir oleh Uwe Seeler. Gerd 'Der Bomber' Mueller lalu membawa Jerman berbalik unggul namun disamakan lagi oleh Italia untuk berbalik kembali unggul berkat gol Luigi Riva. Mueller mencetak gol lagi namun ketika para pemain Jerman sudah akan saling menyalami, Italia mengembalikan keunggulan berkat gol Gianni Rivera. Itali kelelahan sehinga kalah 1-4 dari Brasil di final.
1982
Jerman Bara 3, Prancis 3 (Jerman menang 5-4 lewat adu penalti)
Sebuah pertandingan yang menawan yang ditandai oleh insiden kiper Harald Schumacher menabrak pemain Prancis Patrick Battiston, ketika Jerman unggul lebih dulu1-0 berkat gol Pierre Littbarski. Michel Platinil lalu menyamakan kedudukan dari titik penalti, lalu Prancis berbalik unggul 3-1 pada babak perpanjangan waktu lewat dua gol indah dari Marius Tresor dan Alain Giresse.
Namun Jerman menyamakan kedudukan 3-3 berkat gol Karl-Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer. Tendangan Maxime Bossis dalam adu penalti berhasil ditahan Schumacher dan Jerman pun menang 5-4.
Prancis lebih kreatif, tetapi Jerman yang lebih diberkati.
1998
Prancis 2, Kroasia 1
Tuan rumah Prancis menepis kritik dengan mencapai empat besar. Tim penuh bakat Kroasia yang tampil pertama kali pada Piala Dunia setelah pecahnya Yugoslavia, unggul lebih dulu 1-0 pada meni terakhir babak pertama lewat Davor Suker.
Namun Prancis bangkit semenit kemudian lewat full back Lilian Thuram, yang mencetak gol satu-satunya di pentas internasional. Thuram juga mencetak gol kedua dengan tedangan setengah voli. Slaven Bilic dilanggar keras oleh Laurent Blanc yang membuat Blanc menerima kartu merah. Dia absen ketika timnya menang 3-0 dari Brasil di final.
Hungaria 4, Uruguay 2
Dianggap sebagai salah satu pertandingan Piala Dunia yang terhebat, Hungaria yang melalap Jerman Barat 8-3 di fase grup, unggul 2-0 dari juara bertahan Uruguay dan sepertinya akan melangkah ke final. Tetapi tim Amerika Selatan itu bangkit lewat dua gol Juan Hohlberg yang memaksa pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Dua sundulan dari Sandor Kocsis, yang mencetak 11 gol pada turnamen itu, membuat Hungaria menang 4-2. "Itu adalah pertandingan yang paling indah dan paling manusiawi dalam hidup saya," sebut bintang Hungaria Jozsek Boszik. The Magyars tersisih 2-3 dari Jerman Barat pada final yang juga disebut pertandingan paling menarik.
1966
Inggris 2, Portugal 1
Portugal, yang diinspirasi oleh "Tutul Hitam" Eusebio, mengkilap di turnamen ini dan mempertaruhkan kesempatannya melawan Inggris. Dua gol dari Bobby Charlton membuat tuan rumah unggul 2-0, namun pada 10 menit terakhir Eusebio, yang tendangannya ditepis kiper Inggris Gordon Banks, mencetak satu gol dari titik penalti pada menit 83 yang merupakan gol pertama yang membobol gawang Inggris di putaran final itu. Kendati terus menerus ditekan, Inggris lolos. "Itu adalah penampilan terhebat tim pada turnamen ini sampai sekarang," kata pelatih Alf Ramsey. Lawannya pelatih Portugal Otto Gloria memperkirakan bahwa Inggris akan mengalahkan Jerman di final: "Inggris bermain sepak bola sebagaima seharusnya olah raga ini dimainkan. Jerman mengandalkan kekuatan," kata dia.
1970
Italia 4, Jerman Barat 3
Dianggap sebagian kalangan sebagai "Pertandingan Abad 20", Italia memimpin lebih dulu pada menit delapan lewat Roberto namun disamakan pada menit terakhir oleh Uwe Seeler. Gerd 'Der Bomber' Mueller lalu membawa Jerman berbalik unggul namun disamakan lagi oleh Italia untuk berbalik kembali unggul berkat gol Luigi Riva. Mueller mencetak gol lagi namun ketika para pemain Jerman sudah akan saling menyalami, Italia mengembalikan keunggulan berkat gol Gianni Rivera. Itali kelelahan sehinga kalah 1-4 dari Brasil di final.
1982
Jerman Bara 3, Prancis 3 (Jerman menang 5-4 lewat adu penalti)
Sebuah pertandingan yang menawan yang ditandai oleh insiden kiper Harald Schumacher menabrak pemain Prancis Patrick Battiston, ketika Jerman unggul lebih dulu1-0 berkat gol Pierre Littbarski. Michel Platinil lalu menyamakan kedudukan dari titik penalti, lalu Prancis berbalik unggul 3-1 pada babak perpanjangan waktu lewat dua gol indah dari Marius Tresor dan Alain Giresse.
Namun Jerman menyamakan kedudukan 3-3 berkat gol Karl-Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer. Tendangan Maxime Bossis dalam adu penalti berhasil ditahan Schumacher dan Jerman pun menang 5-4.
Prancis lebih kreatif, tetapi Jerman yang lebih diberkati.
1998
Prancis 2, Kroasia 1
Tuan rumah Prancis menepis kritik dengan mencapai empat besar. Tim penuh bakat Kroasia yang tampil pertama kali pada Piala Dunia setelah pecahnya Yugoslavia, unggul lebih dulu 1-0 pada meni terakhir babak pertama lewat Davor Suker.
Namun Prancis bangkit semenit kemudian lewat full back Lilian Thuram, yang mencetak gol satu-satunya di pentas internasional. Thuram juga mencetak gol kedua dengan tedangan setengah voli. Slaven Bilic dilanggar keras oleh Laurent Blanc yang membuat Blanc menerima kartu merah. Dia absen ketika timnya menang 3-0 dari Brasil di final.
Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Nobar Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pemkot Semarang siapkan tiga layar videotron
29 April 2024 5:22 WIB
Terpopuler - Piala Dunia
Lihat Juga
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB