Timnas Jerman Dikritik Karena Ejek Argentina
Kamis, 17 Juli 2014 7:32 WIB
Puluhan ribu penggemar memadati Gerbang Brandenburg, Berlin (14/7), untuk menyambut timnas Jerman yg berhasil menjadi juara Piala Dunia bRASIL 2014. (Foto: AFP / DPA / WOLFGANG KUMM / GERMANY OUT)
Di negara di mana patriotisme terlalu nyaring dianggap tabu, koran-koran melaporkan tarian kemenangan "murahan" dari para pemain muda kemarin itu mencerminkan buruknya negeri itu.
Enam pemain termasuk Mario Goetze, pencetak gol semata wayang penentu kemenangan atas Argentina, menampilkan gerakan ejekan yang bahkan dilakukan di panggung di depan Gerbang Brandenburg di depan ratusan ribu penggemar yang melambai-lambaikan bendera kebangsaan.
"Beginilah para gaucho (Argentina) berjalan, jalan para gaucho seperti ini," seru mereka dalam nyanyian, menunduk untuk kemudian disambut massa.
Mereka kemudian melompat dan bernyanyi, "Beginilah orang Jerman berjalan, orang Jerman berjalan seperti ini," lalu bergerak memutar panggung sambil saling berpegangan.
Kata "gaucho" adalah sama dengan istilah "koboy" di Amerika Selatan.
Beberapa koran Jerman menyebut apa perayaan bernada sombong itu sebagai tidak sopan, berbalikkan dengan catatan sempurna tim di Piala Dunia.
"Perayaan kemenangan di Gerbang Brandenburg berubah menjadi gol bunuh diri raksasa," tulis harian konservatif Frankfurter Allgemeine Zeitung.
"Sebagai satire terang-terangan kepada pihak lawan di final, juara dunia Jerman menyianyiakan citra bangsa toleran dan terbuka."
Koran berhaluan kiri-tengah Tagesspiegel yang berbasis di Berlin menyebut atraksi itu "murahan" dan mengaburkan sikap anggun tim di lapangan di Brasil.
"Kerendahan hati Jerman habis. Suka cita mereka tidaklah cukup, mereka hanya memuaskan diri ketika menyiksa lawan tertaklukkan yang masih berduka," tulis koran tersebut.
"Mungkin itulah yang akan berbekas pada kepala banyak orang di luar Jerman dari Piala Dunia ini. Dan kemudian aplaus audiens yang berlebihan. Itu tak berarti apa-apa. Mereka hanya menunjukkan bahwa dalam sepak bola tidak hanya bodoh tapi benar-benar bodoh."
Kritik menyulut debat online dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman di Twitter dalam hashtag #gauchogate, dengan banyak menyerang apa yang mereka anggap sebagai pembenaran politik untuk amuk massa.
Seorang pengguna dengan handel @suburp mengatakan, "Jerman punya kata untuk #schadenfreude namun berusaha keras untuk bergembira dan kebanggaan nasional yang sehat. Ini hanya FUSSBALL (sepak bola). regt euch ab. (Tenang)."
Surat kabar Die Welt menyebut tarian itu menandai "momen cemerlang" namun menambahkan "Kami tidak perlu berlebih-lebihan," demikian AFP.
Enam pemain termasuk Mario Goetze, pencetak gol semata wayang penentu kemenangan atas Argentina, menampilkan gerakan ejekan yang bahkan dilakukan di panggung di depan Gerbang Brandenburg di depan ratusan ribu penggemar yang melambai-lambaikan bendera kebangsaan.
"Beginilah para gaucho (Argentina) berjalan, jalan para gaucho seperti ini," seru mereka dalam nyanyian, menunduk untuk kemudian disambut massa.
Mereka kemudian melompat dan bernyanyi, "Beginilah orang Jerman berjalan, orang Jerman berjalan seperti ini," lalu bergerak memutar panggung sambil saling berpegangan.
Kata "gaucho" adalah sama dengan istilah "koboy" di Amerika Selatan.
Beberapa koran Jerman menyebut apa perayaan bernada sombong itu sebagai tidak sopan, berbalikkan dengan catatan sempurna tim di Piala Dunia.
"Perayaan kemenangan di Gerbang Brandenburg berubah menjadi gol bunuh diri raksasa," tulis harian konservatif Frankfurter Allgemeine Zeitung.
"Sebagai satire terang-terangan kepada pihak lawan di final, juara dunia Jerman menyianyiakan citra bangsa toleran dan terbuka."
Koran berhaluan kiri-tengah Tagesspiegel yang berbasis di Berlin menyebut atraksi itu "murahan" dan mengaburkan sikap anggun tim di lapangan di Brasil.
"Kerendahan hati Jerman habis. Suka cita mereka tidaklah cukup, mereka hanya memuaskan diri ketika menyiksa lawan tertaklukkan yang masih berduka," tulis koran tersebut.
"Mungkin itulah yang akan berbekas pada kepala banyak orang di luar Jerman dari Piala Dunia ini. Dan kemudian aplaus audiens yang berlebihan. Itu tak berarti apa-apa. Mereka hanya menunjukkan bahwa dalam sepak bola tidak hanya bodoh tapi benar-benar bodoh."
Kritik menyulut debat online dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman di Twitter dalam hashtag #gauchogate, dengan banyak menyerang apa yang mereka anggap sebagai pembenaran politik untuk amuk massa.
Seorang pengguna dengan handel @suburp mengatakan, "Jerman punya kata untuk #schadenfreude namun berusaha keras untuk bergembira dan kebanggaan nasional yang sehat. Ini hanya FUSSBALL (sepak bola). regt euch ab. (Tenang)."
Surat kabar Die Welt menyebut tarian itu menandai "momen cemerlang" namun menambahkan "Kami tidak perlu berlebih-lebihan," demikian AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
17 October 2024 19:48 WIB
Dugaan TPPO mahasiswa magang di Jerman, Udinus Semarang sempat kirim 12 mahasiswa
29 March 2024 6:55 WIB
Kemenag-LPDP kembali kirim delegasi pesantren penerima beasiswa non-degree ke Jerman
28 February 2024 11:26 WIB
Terpopuler - Piala Dunia
Lihat Juga
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB