Magma Gunung Slamet Dekati Permukaan Kawah
Jumat, 29 Agustus 2014 16:56 WIB
Warga berada di luar rumah di Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (13/8). Status Gunung Slamet yang meningkat dari waspada menjadi siaga, sehingga masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan karena sewaktu-waktu status Gunung Slamet bisa ber
"Dapur magma Gunung Slamet cukup dangkal atau kurang dari 2 kilometer. Karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik, magmanya terangkat dan kini diperkirakan berada pada kisaran 1 kilometer dari bibir kawah," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Slamet PVMBG Imam Santosa saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Menurut dia, tremor menerus yang terjadi selama tiga hari terakhir di Gunung Slamet merupakan pelepasan gas-gas dari magma yang sudah berada di permukaan.
Secara visual, kata dia, indikator pelepasan gas tersebut dapat terlihat dari munculnya sinar api.
Bahkan, lanjut dia, berdasarkan pengamatan pada hari Jumat (29/8), pukul 00.00--06.00 WIB, teramati 104 kali sinar api yang muncul dari kawah Gunung Slamet.
"Sinar api juga indikator adanya letusan magmatik yang memang telah berada di permukaan," jelasnya.
Lebih lanjut, Imam mengatakan bahwa hingga saat ini, letusan Gunung Slamet masih sesuai dengan karakternya berupa letusan strombolian diikuti letusan gas.
Kendati demikian, dia mengaku tidak mengetahui bagaimana ke depannya, apakah karakter Gunung Slamet masih tetap sama atau akan mengalami perubahan.
"Kita tunggu saja, sambil melihat indikator-indikator yang muncul," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan masyarakat dan pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Slamet mengikuti rekomendasi PVMBG, yakni tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak karena status Gunung Slamet masih tetap "Siaga".
Menurut dia, tremor menerus yang terjadi selama tiga hari terakhir di Gunung Slamet merupakan pelepasan gas-gas dari magma yang sudah berada di permukaan.
Secara visual, kata dia, indikator pelepasan gas tersebut dapat terlihat dari munculnya sinar api.
Bahkan, lanjut dia, berdasarkan pengamatan pada hari Jumat (29/8), pukul 00.00--06.00 WIB, teramati 104 kali sinar api yang muncul dari kawah Gunung Slamet.
"Sinar api juga indikator adanya letusan magmatik yang memang telah berada di permukaan," jelasnya.
Lebih lanjut, Imam mengatakan bahwa hingga saat ini, letusan Gunung Slamet masih sesuai dengan karakternya berupa letusan strombolian diikuti letusan gas.
Kendati demikian, dia mengaku tidak mengetahui bagaimana ke depannya, apakah karakter Gunung Slamet masih tetap sama atau akan mengalami perubahan.
"Kita tunggu saja, sambil melihat indikator-indikator yang muncul," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan masyarakat dan pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Slamet mengikuti rekomendasi PVMBG, yakni tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak karena status Gunung Slamet masih tetap "Siaga".
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Gubernur Jateng tegaskan polemik tambang di lereng Slamet sudah ditangani
12 December 2025 20:29 WIB
Warga dan aktivis lingkungan desak pemerintah tutup permanen tambang di Bukit Jenar Banyumas
09 December 2025 16:33 WIB
BPBD berhasil evakuasi pendaki Gunung Muria yang jatuh dalam kondisi selamat
29 October 2025 9:54 WIB