'Borobudur Writers and Cultural Festival' kembali Digelar
Minggu, 9 November 2014 19:34 WIB
Direktur Samana Foundation Yoke Darmawan (kanan) bersama kurator Borobudur Writers and Cultural Festival Seno Joko Suyono saat jumpa pers di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Minggu (9/11) sore. BWCF berlangsung, 12-15 November 2014 di kawasan Candi
Yoke di Magelang, Minggu, mengatakan "Borobudur Writers and Cultural Festival" (BWCF) melibatkan sekitar 250 penulis sastra dan sejarah nusantara.
BWCF merupakan sebuah festival yang diadakan setiap tahun oleh Semana Foundation yang didukung oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Ia mengatakan pergelaran BWCF 2014 mengangkat tema "Ratu Adil: Kuasa dan Pemberontakan di Nusantara". Acara utama adalah seminar yang melibatkan antara lain sejarawan, arkeolog, dan jurnalis.
"Mereka akan membahas sejarah kekuasaan yang pernah ada dalam sejarah nusantara. Festival ini juga akan mempertemukan para penulis, pembaca, dan khalayak umum," katanya.
Seorang panitia BWCF Seno Joko Suyono mengatakan pada BWCF III ini agak berbeda dengan BWCF sebelumnya. Tahun ini selain pesta pemikiran juga menampilkan pesta kesenian.
Ia mengatakan BWCF 2014 ada panggung musik, tari, pemutaran film, puisi, pameran seni, pentas monolog, dan pemberian penghargaan Sanghyang Kamahayanikan Award 2014.
Yoke menuturkan BWCF 2014 akan dilakukan di Hotel Manohara Borobudur, Hotel Hyatt Regency Yogyakarta, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, dan Desa Gejayan lereng Gunung Merbabu serta Desa Tutup Ngisor di lereng Gunung Merapi.
Ia menyebutkan pada acara seminar akan hadir para pakar untuk membahas konsep kekuasaan yang pernah ada di nusantara, antara lain Dr Daud Aris Tanudirjo berbicara tentang "Sejarah Ratu Adil Masa Jawa Kuno", Dr Peter B.R. Carey berbicara mengenai " Diponegoro, Ratu Adil dan Tata Kuasa dalam Masyarakat Jawa", Dr. A. Setyo Wibowo "Ratu Adil Yunani Kuno dalam perbandingan dengan Ratu Adil Jawa", dan Dr. Sri Margana "Ratu Adil: Kekuasan dan Kraton".
Dirut Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Lailly Prihatiningtyas mengatakan Borobudur dibangun untuk seluruh manusia. Borobudur sifatnya universal meskipun ini merupakan candi Buddha.
Ia menuturkan Candi Borobudhur yang dibangun pada abad ke-8 hingga saat ini nilai-nilainya masih relevan, baik dikaji dari segi sastrawan, antropolog, arsitektur, geologi, maupun astronomi.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Novel "Nayla" dan "Gugug!" rilis di Ubud Writers & Readers Festival 2018
27 October 2018 9:24 WIB, 2018
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016