Cisco Perkenalkan Threat-Focused Next-Generation Firewall Melindungi Bisnis
Rabu, 26 November 2014 11:58 WIB
Next-Generation Firewall (NGFW) berfokus pada ancaman yang pertama di industri, Cisco ASA dengan FirePOWER Service menghantarkan kesiagaan kontekstual menyeluruh dan kendali dinamis yang diperlukan untuk dapat langsung menilai ancaman keamanan secara otomatis, mengkorelasi intelejen, dan mengoptimalkan pertahanan perlindungan seluruh jaringan.
Dengan mengintegrasikan firewall Cisco ASA 5500 Series dan Next-Generation Intrusion Prevention System (NGIPS) dan Advanced Malware Protection (AMP) dari Sourfice, Cisco menghadirkan perlindungan ancaman keamanan yang terintegrasi di seluruh fase serangan keamanan--sebelum, selama, dan setelah serangan.
"Di Cisco kami buat The Threat-Centric Secrity Model, sebelum (before attack), selama (during attack), dan setelah serangan (after attack)," kata Sugiato Koh, Regional Director (Security) ASEAN.
"Sebelum ancaman maksudnya bisa melindungi pemilik IP address yang kemungkinan digunakan oleh orang jahat. Seperti misalkan kita bisa memblok pengguna yang tidak kita tahu."
Ia menimpali, "Kalau selama ancaman kita bisa mendeteksi dan menghentikan ancaman. Kita juga bisa mengetahui apa yang sebelumnya dengan setelah ancaman."
Cisco ASA dengan FirePOWER Services mengambil pendekatan yang didorong oleh visibilitas, fokus pada ancaman, dan berbasis platform.
"Kemampuan pengelolaan kelas enterprise memberikan pengguna dashboard dan laporan yang mendalam atas ancaman-ancaman keamanan yang ditemukan, aplikasi mencurigakan, dan Indicators of Comporimes (loC) untuk visibilitas yang komprehensif," katanya.
"Cisco Collective Security Intelligence (CSI) bekerja sama untuk menyediakan kemampuan deteksi, pemblokiran, pelacakan, analisa, dan remediasi untuk melindungi dari seluruh spektrum serangan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui."
"Integrasi ini menghadirkan perlindungan yang lebih baik, selagi mengurangi biaya, dan kompleksitas operasional."
Ia menambahkan, "Solusi baru ini menyederhanakan arsitektur keamanan dan mengurangi footprint jaringan tersebut dengan lebih sedikit perangkat keamanan untuk mengelola dan mengerahkan, serta kemampuan melisensi langganan untuk fungsionalitas yang diperluas."
Sancoyo Setiabudi, Country Manager untuk Cisco Indonesia berkata, "Kita juga perlu siap untuk menghadapi tantangan dan resiko yang datang, termasuk keamanan. Untuk betul-betul melindungi dari segala serangan, kita harus memahami para penyerang dan serangan-serangannya, motivasi, dan metode mereka--sebelum, selama, dan setelah serangan."
Dengan mengintegrasikan firewall Cisco ASA 5500 Series dan Next-Generation Intrusion Prevention System (NGIPS) dan Advanced Malware Protection (AMP) dari Sourfice, Cisco menghadirkan perlindungan ancaman keamanan yang terintegrasi di seluruh fase serangan keamanan--sebelum, selama, dan setelah serangan.
"Di Cisco kami buat The Threat-Centric Secrity Model, sebelum (before attack), selama (during attack), dan setelah serangan (after attack)," kata Sugiato Koh, Regional Director (Security) ASEAN.
"Sebelum ancaman maksudnya bisa melindungi pemilik IP address yang kemungkinan digunakan oleh orang jahat. Seperti misalkan kita bisa memblok pengguna yang tidak kita tahu."
Ia menimpali, "Kalau selama ancaman kita bisa mendeteksi dan menghentikan ancaman. Kita juga bisa mengetahui apa yang sebelumnya dengan setelah ancaman."
Cisco ASA dengan FirePOWER Services mengambil pendekatan yang didorong oleh visibilitas, fokus pada ancaman, dan berbasis platform.
"Kemampuan pengelolaan kelas enterprise memberikan pengguna dashboard dan laporan yang mendalam atas ancaman-ancaman keamanan yang ditemukan, aplikasi mencurigakan, dan Indicators of Comporimes (loC) untuk visibilitas yang komprehensif," katanya.
"Cisco Collective Security Intelligence (CSI) bekerja sama untuk menyediakan kemampuan deteksi, pemblokiran, pelacakan, analisa, dan remediasi untuk melindungi dari seluruh spektrum serangan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui."
"Integrasi ini menghadirkan perlindungan yang lebih baik, selagi mengurangi biaya, dan kompleksitas operasional."
Ia menambahkan, "Solusi baru ini menyederhanakan arsitektur keamanan dan mengurangi footprint jaringan tersebut dengan lebih sedikit perangkat keamanan untuk mengelola dan mengerahkan, serta kemampuan melisensi langganan untuk fungsionalitas yang diperluas."
Sancoyo Setiabudi, Country Manager untuk Cisco Indonesia berkata, "Kita juga perlu siap untuk menghadapi tantangan dan resiko yang datang, termasuk keamanan. Untuk betul-betul melindungi dari segala serangan, kita harus memahami para penyerang dan serangan-serangannya, motivasi, dan metode mereka--sebelum, selama, dan setelah serangan."
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN perkenalkan layanan ekstra sektor industri ke pelanggan prioritas
06 November 2023 7:21 WIB, 2023
Bupati Purbalingga perkenalkan produk hasil daur ulang limbah plastik
26 September 2023 16:44 WIB, 2023
RXT Token perkenalkan versi beta game metaverse pertanian berbasis Web3
07 September 2023 14:49 WIB, 2023