Mikrobus Surya SMK Muhammadiyah Didesaian Sesuai Kebutuhan Otomotif Masa Depan
Sabtu, 27 Desember 2014 13:56 WIB
Kedatangan tim mikrobus yang dinamai "Suryawangsa 2" SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang itu disambut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr Harun, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan PTK Sekolah Muhammadiyah se-Jatim.
"Selama sepekan, mobil bertenaga matahari itu menyusuri jalur pantura yang ganas dan terjal sepanjang 1.000 km dengan start dari Kantor PP Muhammadiyah Jakarta," kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, H Najib Hamid.
Setelah dilepas Mendikbud Anies Baswedan dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin di Kantor PP Muhammadiyah itu, mikrobus itu menuju Tugu Monas, Tol Cikampek, Indramayu, Cirebon, Brebes, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, dan akhirnya kembali ke Malang
Selama perjalanan, tim mikrobus singgah di beberapa pos, di antaranya SMK Muhammadiyah Haurgelis Indramayu, SMK Muhammadiyah Bulakamba Brebes, PDM Kendal, PWM Jawa Tengah, dan SMK Muhammadiyah Sayung Demak.
Selanjutnya, SMK Muhammadiyah Kudus, PDM Rembang, PDM Tuban, SMK Muhammadiyah 5 Babat, Pondok Modern Paciran Lamongan, dan SMP Muhammadiyah GKB Gresik.
Selama rehat di beberapa titik perjalanan tersebut, Tim Mikrobus yang beranggotakan 12 anak itu melakukan "dakwah teknologi" tentang transportasi masa depan. Tim mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat dan pegiat pendidikan.
"Alhamdulillah Tour De Java Mikrobus Solar-Car Suryawangsa 2 berjalan lancar, sesuai rencana. Mobil ini kuat dan tangguh. Tak ada kerusakan dan hambatan serius. Sekalipun menempuh medan yang ekstrem di Jalur Pantura, bahkan hujan dan banjir serta tanjakan tajam dan berat, tapi mobil tanpa bahan bakar minyak ini melaju dengan kencang dan mulus," Kata Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, H Pahri MM.
Produksi Terbatas 2015-2020
Di Surabaya, Tim Mikrobus singgah di Tugu Pahlawan untuk diterima Gubernur Jatim Dr Soekarwo pada Jumat (26/12) pagi, lalu singgah di Kantor Dinas Pendidikan Jawa Timur, Graha Pena, PW Muhammadiyah Jatim, dan rencananya jam 18.00 WIB sudah tiba di SMKM 7, Gondanglegi, Malang.
"Mobil bertenaga matahari ini merupakan sebuah ikhtiar anak-anak bangsa untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang dari moda transportasi di negeri ini," kata Kepala SMK Muhammadiyah 7, Pahri.
Oleh sebab itu, Mikrobus Solar-Car "Suryawangsa 2" didesain berdasar pada kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
"Risetnya bertahap dari riset dasar pada 2009-2010, riset terapan pada 2011-2012 dengan produk Suryawangsa-1, riset penyempurnaan dan pengembangan pada 2013-2015 dengan produk Suryawangsa-2," katanya.
Menurut dia, mikrobus bertenaga surya yang memerlukan waktu pengerjaan selama enam bulan tujuh hari itu menghabiskan dana sebesar Rp107 juta. "Jika diproduksi secara massal, biaya per-unit hanya Rp99 juta," katanya.
Namun, sebelum diproduksi massal terbatas pada tahap produksi pada 2015-2020, maka mikrobus diujicobakan kelayakan dan ketangguhannya dengan menempuh perjalanan panjang Jakarta-Semarang-Surabaya-Malang. Kecepatan maksimum 70 km/jam dengan kapasitas lima penumpang.
"Ada lima keunggulan yakni pemanfaatan energi terbarukan, Trully Green Energy Technology, mampu menyediakan listrik pada setiap putaran mesin, Cabin Green Cooling Energy, Motor Cooling System, dan Dry Ice Back Camera," katanya.
Selain itu, dilengkapi panel surya, panel motor dan panel battery, sehingga memudahkan untuk melakukan quality control. Juga disempurnakan dengan teknologi metic (otomation transmition), alat ukur cahaya (measuring light intensity), dan berbasis tegangan rendah (low voltage consumption).
"Selama sepekan, mobil bertenaga matahari itu menyusuri jalur pantura yang ganas dan terjal sepanjang 1.000 km dengan start dari Kantor PP Muhammadiyah Jakarta," kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, H Najib Hamid.
Setelah dilepas Mendikbud Anies Baswedan dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin di Kantor PP Muhammadiyah itu, mikrobus itu menuju Tugu Monas, Tol Cikampek, Indramayu, Cirebon, Brebes, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, dan akhirnya kembali ke Malang
Selama perjalanan, tim mikrobus singgah di beberapa pos, di antaranya SMK Muhammadiyah Haurgelis Indramayu, SMK Muhammadiyah Bulakamba Brebes, PDM Kendal, PWM Jawa Tengah, dan SMK Muhammadiyah Sayung Demak.
Selanjutnya, SMK Muhammadiyah Kudus, PDM Rembang, PDM Tuban, SMK Muhammadiyah 5 Babat, Pondok Modern Paciran Lamongan, dan SMP Muhammadiyah GKB Gresik.
Selama rehat di beberapa titik perjalanan tersebut, Tim Mikrobus yang beranggotakan 12 anak itu melakukan "dakwah teknologi" tentang transportasi masa depan. Tim mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat dan pegiat pendidikan.
"Alhamdulillah Tour De Java Mikrobus Solar-Car Suryawangsa 2 berjalan lancar, sesuai rencana. Mobil ini kuat dan tangguh. Tak ada kerusakan dan hambatan serius. Sekalipun menempuh medan yang ekstrem di Jalur Pantura, bahkan hujan dan banjir serta tanjakan tajam dan berat, tapi mobil tanpa bahan bakar minyak ini melaju dengan kencang dan mulus," Kata Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, H Pahri MM.
Produksi Terbatas 2015-2020
Di Surabaya, Tim Mikrobus singgah di Tugu Pahlawan untuk diterima Gubernur Jatim Dr Soekarwo pada Jumat (26/12) pagi, lalu singgah di Kantor Dinas Pendidikan Jawa Timur, Graha Pena, PW Muhammadiyah Jatim, dan rencananya jam 18.00 WIB sudah tiba di SMKM 7, Gondanglegi, Malang.
"Mobil bertenaga matahari ini merupakan sebuah ikhtiar anak-anak bangsa untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang dari moda transportasi di negeri ini," kata Kepala SMK Muhammadiyah 7, Pahri.
Oleh sebab itu, Mikrobus Solar-Car "Suryawangsa 2" didesain berdasar pada kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
"Risetnya bertahap dari riset dasar pada 2009-2010, riset terapan pada 2011-2012 dengan produk Suryawangsa-1, riset penyempurnaan dan pengembangan pada 2013-2015 dengan produk Suryawangsa-2," katanya.
Menurut dia, mikrobus bertenaga surya yang memerlukan waktu pengerjaan selama enam bulan tujuh hari itu menghabiskan dana sebesar Rp107 juta. "Jika diproduksi secara massal, biaya per-unit hanya Rp99 juta," katanya.
Namun, sebelum diproduksi massal terbatas pada tahap produksi pada 2015-2020, maka mikrobus diujicobakan kelayakan dan ketangguhannya dengan menempuh perjalanan panjang Jakarta-Semarang-Surabaya-Malang. Kecepatan maksimum 70 km/jam dengan kapasitas lima penumpang.
"Ada lima keunggulan yakni pemanfaatan energi terbarukan, Trully Green Energy Technology, mampu menyediakan listrik pada setiap putaran mesin, Cabin Green Cooling Energy, Motor Cooling System, dan Dry Ice Back Camera," katanya.
Selain itu, dilengkapi panel surya, panel motor dan panel battery, sehingga memudahkan untuk melakukan quality control. Juga disempurnakan dengan teknologi metic (otomation transmition), alat ukur cahaya (measuring light intensity), dan berbasis tegangan rendah (low voltage consumption).
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - OTOMOTIF
Lihat Juga
Nissan Perkirakan Laba Operasional Turun Setelah Ada Skandal "Inspeksi"
09 November 2017 14:44 WIB, 2017
Inilah Mitsubishi Punya 11 Model Baru, Dikeluarkan Bertahap Sampai 2020
05 November 2017 8:48 WIB, 2017
Pertama Kali di Dunia, Ferrari Perkenalkan FXX-K Evo, yang Produksinya Terbatas
02 November 2017 12:10 WIB, 2017
Banyak Model Baru oleh Manufaktur Mobil, Permintaan LGCC jadi Menguat di Indonesia
02 November 2017 12:04 WIB, 2017
Mitsubishi Memperkenalkan Eclipse Cross sebagai Model Global Pertama
02 November 2017 10:12 WIB, 2017