Data Satelit Radar Dimaksimalkan Dukung Program Nasional
Jumat, 13 Februari 2015 10:45 WIB
ilustrasi Titik Api Petugas Stasiun Meteorogi Hang Nadim Batam menunjukkan citra satelit cuaca National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) di Batam, Kamis (16/10). (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
Kepala Pusat Pemanfaatan Pengindraan Jauh Lapan Rokhis Komarudin di sela-sela pelatihan pemanfaatan data satelit Jepang di Jakarta, Kamis, mengatakan kelebihan citra satelit radar Alos-2 yakni data bebas dari tutupan awan yang tentu sangat dibutuhkan untuk kawasan tropis seperti Indonesia yang sering tertutup awan.
"Data satelit Alos-2 bisa dapat yang bebas awan. Selain itu, spacialnya memang lebih tinggi, sekitar tiga meter," katanya.
Dengan demikian, menurut dia, data dari satelit radar ini cukup bagus untuk pemetaan dan inventarisasi di permukaan bumi. Karena itu, untuk memaksimalkan data tersebut perlu digunakan metode pengolahan yang tepat guna mendukung program nasional pemerintah seperti ketahanan pangan, kemaritiman, perubahan iklim, dan mitigasi bencana.
"Workshop-nya untuk olah data, spesifikasi datanya seperti apa, jadi ini sama dengan peningkatan kapasitas manusia. Yang hadir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, ESDM, BPPT, dan yang lain," ujar dia.
Pelatihan yang dilakukan, menurut dia, juga untuk mempresentasikan proposal kegiatan pemanfaatan data satelit radar dari Alos-2 dengan mengangkat beberapa tema seperti identifikasi perkebunan sawit dan sagu, pemantauan tanaman padi dan tebu atau tanaman musiman lainnya, untuk kebencanaan yang difokuskan pada letusan gunung api dan tanah longsor.
Ada pula proposal terkait pemanfaatan data satelit radar untuk penelitian banjir dan perubahan lempeng bumi. Ada pula tema terkait penelitian ekosistem pantai, mangrove, dan kaitannya dengan penyerapan karbon.
Tema lain yang juga memang diajukan Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing) dan riset kelautan.
"Kita akan diskusi lagi, kira-kira mana yang juga visible dilakukan setelah workshop. Akan dilihat juga skemanya seperti apa," ujar dia.
Peneliti senior dari Secretariat Sentinel Asia Masahiko Honzawa mengatakan data satelit radar Alos-2 yang berasal dari satelit Sentinel juga telah dimanfaatkan oleh beberapa negara di Asia begitu pula di Asia Tenggara.
"Di Kamboja juga dimanfaatkan untuk kehutanan. Alos-1 sudah pernah juga digunakan untuk pengawasan guna mencegah pembalakan liar di Amazon," ujar dia.
Kanada juga sudah memanfaatkan data dari satelit radar ini untuk penelitian kelautan yang berkaitan dengan iklim atau cuaca.
"Data satelit Alos-2 bisa dapat yang bebas awan. Selain itu, spacialnya memang lebih tinggi, sekitar tiga meter," katanya.
Dengan demikian, menurut dia, data dari satelit radar ini cukup bagus untuk pemetaan dan inventarisasi di permukaan bumi. Karena itu, untuk memaksimalkan data tersebut perlu digunakan metode pengolahan yang tepat guna mendukung program nasional pemerintah seperti ketahanan pangan, kemaritiman, perubahan iklim, dan mitigasi bencana.
"Workshop-nya untuk olah data, spesifikasi datanya seperti apa, jadi ini sama dengan peningkatan kapasitas manusia. Yang hadir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, ESDM, BPPT, dan yang lain," ujar dia.
Pelatihan yang dilakukan, menurut dia, juga untuk mempresentasikan proposal kegiatan pemanfaatan data satelit radar dari Alos-2 dengan mengangkat beberapa tema seperti identifikasi perkebunan sawit dan sagu, pemantauan tanaman padi dan tebu atau tanaman musiman lainnya, untuk kebencanaan yang difokuskan pada letusan gunung api dan tanah longsor.
Ada pula proposal terkait pemanfaatan data satelit radar untuk penelitian banjir dan perubahan lempeng bumi. Ada pula tema terkait penelitian ekosistem pantai, mangrove, dan kaitannya dengan penyerapan karbon.
Tema lain yang juga memang diajukan Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing) dan riset kelautan.
"Kita akan diskusi lagi, kira-kira mana yang juga visible dilakukan setelah workshop. Akan dilihat juga skemanya seperti apa," ujar dia.
Peneliti senior dari Secretariat Sentinel Asia Masahiko Honzawa mengatakan data satelit radar Alos-2 yang berasal dari satelit Sentinel juga telah dimanfaatkan oleh beberapa negara di Asia begitu pula di Asia Tenggara.
"Di Kamboja juga dimanfaatkan untuk kehutanan. Alos-1 sudah pernah juga digunakan untuk pengawasan guna mencegah pembalakan liar di Amazon," ujar dia.
Kanada juga sudah memanfaatkan data dari satelit radar ini untuk penelitian kelautan yang berkaitan dengan iklim atau cuaca.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Wali Kota Semarang: Petakan lahan kosong dari satelit cegah kebakaran
05 October 2023 8:55 WIB, 2023
PSN nilai peluncuran SATRIA-1 buka era konektivitas digital di Indonesia
19 June 2023 8:56 WIB, 2023
Telkom bangun "high throughput satellite" perkuat kedaulatan digital Indonesia
28 October 2021 18:24 WIB, 2021
Di tengah pandemi Corona, satelit militer perdana Iran sukses mengorbit
22 April 2020 14:35 WIB, 2020