Koordinator Umum OBR Indonesia 2015, Efi Sri Handayani, menjelaskan bahwa total biaya kampanye OBR kali ini, "Habis sekira Rp26 juta, yang dananya sebagian besar dari donatur," kata Efi.

Pengumpulan dana yang diperuntukkan guna penyelenggaraan OBR Indonesia 2015 dilakukan melalui tiga cara, yakni penjualan merchandise, garage sale dan donasi melalui situs patungan kitabisa.com.

Di laman penggalangan dana, target awal pendanaan adalah Rp40 juta. Namun hanya ada sembilan penyumbang dan total dana yang didapat dari metode ini adalah Rp4.912.621 atau sekitar 12 persen dari target.

Efi menyebutkan untuk penjualan merchandise, terdapat tiga barang yang dijual yang terdiri dari kaos dan dua tote bag.

"Untuk kaos dihargai Rp100 ribu per buah dan tote bag ada yang Rp80 ribu serta Rp65 ribu.

"Kaos kami mencetak sebanyak 150 buah dan terjual habis, sementara tote bag masing-masing 50 buah tapi belum terjual habis," katanya.

Meski dijual dengan harga yang spesifik, terdapat juga simpatisan yang membayar lebih saat membeli salah satu merchandise.

Selain penjualan merchandise, OBR Indonesia juga mengumpulkan dana melalui acara garage sale yang digelar pada 7 Februari 2015.

"Ada beberapa jenis barang yang dijual hasil sumbangan para relawan seperti pakaian, aksesoris, tas dan sepatu. Dari garage sale, terkumpul dana sekitar Rp10 juta," tutur Efi.

Hasil dari semua itu berwujud pada gelaran OBR Indonesia 2015 di kawasan TIM Jakarta dengan agenda tiga putaran tarian OBR, serta menampilkan musik dari Chikita Fawzi, Titi Jalanan, MMS, DJ Indra 7, Yacko dan DJ Bolski serta DJ Dylan. Selain itu juga terdapat pembacaan puisi oleh Elwa dan Dinda Kanya Dewi. (Simak juga dansa dipilih sebagai metode kampanye anti-kekerasan)