"Padahal potensi perempuan membutuhkan darah lebih besar, saat melahirkan misalnya. Tetapi dari sekitar 250 juta orang penduduk Indonesia, hanya 1,5 juta orang perempuan yang rajin mendonorkan darahnya," ujar Ariman dalam penyelenggaraan acara donor darah di Jakarta, Minggu.

Lebih lanjut ia mengatakan, menstruasi dan pola diet yang seringkali mengakibatkan hemoglobin dan tekanan darah rendah, merupakan dua faktor penyebab minimnya minat perempuan mendonorkan darahnya.

"Memang perempuan punya kendala, seperti kedatangan tamu setiap bulannya, lalu dietnya yang mengakibatkan HB dan tensi rendah. Tetapi kalau Anda (perempuan) dan berminat menolong orang, lewat donor darah, tolonglah perbaiki diri," kata dia.

Menurut himbauan Badan Kesehatan PBB, WHO, idealnya jumlah stok kantong donor darah dalam setahun adalah 2,5 persen dari populasi. (Di Indonesia stok darah selalu kurang, baca di sini)