Rolls-Royce Phantom Serenity Gunakan Sutera untuk Interior
Kamis, 5 Maret 2015 13:40 WIB
Interior Rolls-Royce Phantom Serenity. (Rolls-Royce Cars)
Serenity adalah karya Bespoke (dibuat secara khusus) berbasis Rolls-Royce Phantom dengan interior menggunakan sutera.
Rolls-Royce Cars menyebutkan, tim Bespoke Design untuk Serenity melakukan interpretasi kontemporer perpaduan desain furniture dengan motif jubah Kerajaan Jepang untuk menghasilkan interior Serenity.
Perancang yang bergabung dengan Rolls-Royce untuk Serenity, Cherica Haye dan Michelle Lusby, mengemukakan bahwa beberapa motif terindah berasal dari Orient, tempat pembuatan jubah berbahan sutera terbaik.
“Kabin penumpang Phantom adalah tempat paling tenang, terindah serta tempat di mana waktu dan dunia luar terlewatkan,†kata Haye.
“Ketenangan ini membuat kami berpikir mengenai tradisi Timur dimana kaisar akan menyepi di bawah pohon berbunga di taman pribadi mereka," kata dia.
Dia melanjutkan, "Motif bunga ini adalah satu yang sangat dihormati dalam budaya Timur dan diaplikasikan dengan begitu indahnya pada desain jubah kerajaan selama berabad-abad. Kami merasa bahwa ini adalah gambaran yang sempurna dari ketenangan dan kedamaian untuk interior modern cantik dari Rolls-Royce."
Penciptaan Serenity berawal dari segulungan kain tekstil sutera polos hasil tenunan terbaik.
Demi menciptakan gulungan sutera khusus (one-off) untuk Serenity, tim Bespoke berkunjung ke Kota Suzho, Cina yang terkenal dengan sulaman kekaisarannya.
Tim mencari benang sutera pintal celup hasil karya pengrajin Cina yang telah berabad-abad menciptakan sutera yang indah.
Benang sutera tersebut kemudian dibawa ke salah satu pabrik tertua di Inggris yang berbasis di Essex, untuk diproses manual menjadi kain sepanjang 10 meter – cukup untuk melapisi interior Serenity.
Diperlukan waktu dua hari atau dua jam per meter untuk membuat kain sepanjang itu. Berbagai warna benang sutera dengan susah payah dicampurkan ke dalam benang tenun berkualitas tinggi dengan140 benang per sentimeter untuk menghasilkan warna Smoke Green yang berkilau sebagai warna dasar kain sutera.
Setelah siap, sutera Smoke Green terang polos itu pun dikirim ke London, tempat dimana Hayed dan Lusby mendesain motif kumpulan bunga. Ini merupakan sebuah adaptasi modern atas sutera Chinoiserie yang berusia ratusan tahun.
Motif mulai dikembangkan di atas kain oleh para penyulam Inggris dan Cina yang menorehkan visinya tentang cabang berwarna tembaga dan kelopak warna putih.
Sentuhan akhirnya adalah detail kelopak bunga berwarna merah tua hasil lukisan tangan di atas sutera. Panel dan contoh pola yang membentuk inti Serenity ini memerlukan waktu pengerjaan hingga 600 jam per panel.
Lukisan Bawah Sadar
Gaya lukisan dalam desain sutera Serenity mnggunakan sebuah teknik kuno berumur ratusan tahun yang dikenal sebagai unconscious painting atau ‘lukisan bawah sadar’.
Untuk melukis gambar yang tenang dan indah, seniman harus memiliki ketenangan pikiran. Suasana hati menjadi hal terpenting karena bakal mempengaruhi keseimbangan dan suasana hati dalam berkarya.
Posisi tempat duduk penumpang belakang pada Serenity ditinggikan dan terdapat tirai dari Smoked Cherrywood yang langka.
Selain itu, motif bunga dari sutra dilukiskan kembali menggunakan mozaik kayu terbaik di tutup pintu belakang, serta Kulit Kerang Mutiara (Mother of Pearl) yang dibentuk menggunakan laser dan diaplikasikan secara manual, kelopak demi kelopak pada kayu.
Mother of Pearl tercipta ketika dua bahan, yang terdiri dari mineral dan organik lainnya bergabung.
Lempengan aragonite heksagonal kecil yang terbentuk dari kalsium karbonat tersusun dalam lapisan yang terdiri dari conchiolin, protein seperti sutera yang dikeluarkan kerang.
Tema ini diteruskan di kabin kemudi mobil dengan Mother of Pearl yang diaplikasikan pada jam Bespoke Serenity dan perangkat pengukur kecepatan bagi pengemudi.
Penampilan Mother of Pearl ini terukir dengan lingkaran konsentris yang mengingatkan pada kerikil di taman-taman Jepang dan dihiasi dengan batu rubi buatan tangan yang memancarkan warna bunga lukisan tangan pada lapisan sutera.
Lukisan Bespoke Mother of Pearl adalah lukisan khusus paling mahal yang pernah dikembangkan Rolls-Royce Motor Cars. Lukisan ini telah ditambahkan menggunakan efek mutiara tiga tingkat dan dipoles manual selama 12 jam oleh para perajin di Home of Rolls-Rpyce di Goodwood untuk menghadirkan penampilan yang berkilauan.
Tema kemewahan juga hadir di ruang bagasi Serenity lewat balutan kulit Arctic White dengan karpet Arctic White.
Untuk sentuhan akhir, dua payung motif Serenity ditampilkan dengan gulungan kulit Bespoke yang terpadu dalam penutup boot.
Pada eksterior, Phantom Serenity tampil dengan coachline dua warna. Sifat coachline yang asimetris menandakan posisi pemilik dan pengemudi, dengan pintu belakang pada sisi kanan yang dihiasi dengan motif bunga pada sayap belakang dan ujung coachline berakhir dengan B-pillar.
Rolls-Royce Cars menyebutkan, tim Bespoke Design untuk Serenity melakukan interpretasi kontemporer perpaduan desain furniture dengan motif jubah Kerajaan Jepang untuk menghasilkan interior Serenity.
Perancang yang bergabung dengan Rolls-Royce untuk Serenity, Cherica Haye dan Michelle Lusby, mengemukakan bahwa beberapa motif terindah berasal dari Orient, tempat pembuatan jubah berbahan sutera terbaik.
“Kabin penumpang Phantom adalah tempat paling tenang, terindah serta tempat di mana waktu dan dunia luar terlewatkan,†kata Haye.
“Ketenangan ini membuat kami berpikir mengenai tradisi Timur dimana kaisar akan menyepi di bawah pohon berbunga di taman pribadi mereka," kata dia.
Dia melanjutkan, "Motif bunga ini adalah satu yang sangat dihormati dalam budaya Timur dan diaplikasikan dengan begitu indahnya pada desain jubah kerajaan selama berabad-abad. Kami merasa bahwa ini adalah gambaran yang sempurna dari ketenangan dan kedamaian untuk interior modern cantik dari Rolls-Royce."
Penciptaan Serenity berawal dari segulungan kain tekstil sutera polos hasil tenunan terbaik.
Demi menciptakan gulungan sutera khusus (one-off) untuk Serenity, tim Bespoke berkunjung ke Kota Suzho, Cina yang terkenal dengan sulaman kekaisarannya.
Tim mencari benang sutera pintal celup hasil karya pengrajin Cina yang telah berabad-abad menciptakan sutera yang indah.
Benang sutera tersebut kemudian dibawa ke salah satu pabrik tertua di Inggris yang berbasis di Essex, untuk diproses manual menjadi kain sepanjang 10 meter – cukup untuk melapisi interior Serenity.
Diperlukan waktu dua hari atau dua jam per meter untuk membuat kain sepanjang itu. Berbagai warna benang sutera dengan susah payah dicampurkan ke dalam benang tenun berkualitas tinggi dengan140 benang per sentimeter untuk menghasilkan warna Smoke Green yang berkilau sebagai warna dasar kain sutera.
Setelah siap, sutera Smoke Green terang polos itu pun dikirim ke London, tempat dimana Hayed dan Lusby mendesain motif kumpulan bunga. Ini merupakan sebuah adaptasi modern atas sutera Chinoiserie yang berusia ratusan tahun.
Motif mulai dikembangkan di atas kain oleh para penyulam Inggris dan Cina yang menorehkan visinya tentang cabang berwarna tembaga dan kelopak warna putih.
Sentuhan akhirnya adalah detail kelopak bunga berwarna merah tua hasil lukisan tangan di atas sutera. Panel dan contoh pola yang membentuk inti Serenity ini memerlukan waktu pengerjaan hingga 600 jam per panel.
Lukisan Bawah Sadar
Gaya lukisan dalam desain sutera Serenity mnggunakan sebuah teknik kuno berumur ratusan tahun yang dikenal sebagai unconscious painting atau ‘lukisan bawah sadar’.
Untuk melukis gambar yang tenang dan indah, seniman harus memiliki ketenangan pikiran. Suasana hati menjadi hal terpenting karena bakal mempengaruhi keseimbangan dan suasana hati dalam berkarya.
Posisi tempat duduk penumpang belakang pada Serenity ditinggikan dan terdapat tirai dari Smoked Cherrywood yang langka.
Selain itu, motif bunga dari sutra dilukiskan kembali menggunakan mozaik kayu terbaik di tutup pintu belakang, serta Kulit Kerang Mutiara (Mother of Pearl) yang dibentuk menggunakan laser dan diaplikasikan secara manual, kelopak demi kelopak pada kayu.
Mother of Pearl tercipta ketika dua bahan, yang terdiri dari mineral dan organik lainnya bergabung.
Lempengan aragonite heksagonal kecil yang terbentuk dari kalsium karbonat tersusun dalam lapisan yang terdiri dari conchiolin, protein seperti sutera yang dikeluarkan kerang.
Tema ini diteruskan di kabin kemudi mobil dengan Mother of Pearl yang diaplikasikan pada jam Bespoke Serenity dan perangkat pengukur kecepatan bagi pengemudi.
Penampilan Mother of Pearl ini terukir dengan lingkaran konsentris yang mengingatkan pada kerikil di taman-taman Jepang dan dihiasi dengan batu rubi buatan tangan yang memancarkan warna bunga lukisan tangan pada lapisan sutera.
Lukisan Bespoke Mother of Pearl adalah lukisan khusus paling mahal yang pernah dikembangkan Rolls-Royce Motor Cars. Lukisan ini telah ditambahkan menggunakan efek mutiara tiga tingkat dan dipoles manual selama 12 jam oleh para perajin di Home of Rolls-Rpyce di Goodwood untuk menghadirkan penampilan yang berkilauan.
Tema kemewahan juga hadir di ruang bagasi Serenity lewat balutan kulit Arctic White dengan karpet Arctic White.
Untuk sentuhan akhir, dua payung motif Serenity ditampilkan dengan gulungan kulit Bespoke yang terpadu dalam penutup boot.
Pada eksterior, Phantom Serenity tampil dengan coachline dua warna. Sifat coachline yang asimetris menandakan posisi pemilik dan pengemudi, dengan pintu belakang pada sisi kanan yang dihiasi dengan motif bunga pada sayap belakang dan ujung coachline berakhir dengan B-pillar.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - OTOMOTIF
Lihat Juga
Nissan Perkirakan Laba Operasional Turun Setelah Ada Skandal "Inspeksi"
09 November 2017 14:44 WIB, 2017
Inilah Mitsubishi Punya 11 Model Baru, Dikeluarkan Bertahap Sampai 2020
05 November 2017 8:48 WIB, 2017
Pertama Kali di Dunia, Ferrari Perkenalkan FXX-K Evo, yang Produksinya Terbatas
02 November 2017 12:10 WIB, 2017
Banyak Model Baru oleh Manufaktur Mobil, Permintaan LGCC jadi Menguat di Indonesia
02 November 2017 12:04 WIB, 2017
Mitsubishi Memperkenalkan Eclipse Cross sebagai Model Global Pertama
02 November 2017 10:12 WIB, 2017