Pemkot Magelang Belajar Promosi Wisata dari Bukittinggi
Sabtu, 14 Maret 2015 2:08 WIB
Seorang wisatawan menyimak foto-foto yang dipajang di dekat Jam Gadang, ikon wisata Bukittinggi, Sumatera Barat, belum lama ini. (Hari Atmoko/dokumen).
"Kami 'ngangsu kawruh' (belajar, red) yang ada di Bukittinggi, untuk kami adopsi untuk Kota Magelang, untuk pengembangan wisata," kata Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Sugiharto di Bukittinggi, Jumat.
Sugiharto yang memimpin rombongan dari Pemkot Magelang disertai belasan wartawan yang bertugas liputan berita di kota itu, mengatakan hal tersebut saat audiensi dengan Pemkot Bukittinggi yang diterima oleh Asisten II Sekda Pemkot Bukittinggi Ismael dengan didampingi, antara lain Kepala Bagian Humas Yulman dan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Hermansah.
Ia menjelaskan tentang sejumlah program pengembangan kepariwisataan Kota Magelang, terutama dengan mengandalkan sejumlah objek wisata andalan, seperti Taman Rekreasi Kyai Langgeng, Gunung Tidar, dan Museum Pangeran Diponegoro.
Akan tetapi, pihaknya hingga saat ini masih menghadapi sejumlah kelemahan pengembangan kepariwisataa, terutama menyangkut promosi wisata.
"Untuk pariwisata, kami masih memiliki kelemahan dalam promosi. Bagaimana strategi Bukittinggi dalam mempromosikan pariwisata," katanya.
Pada kesempatan itu, Sugiharto juga menjelaskan tentang keterbatasan sumber daya alam kota setempat yang meliputi tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu, sehingga andalan utama pembangunan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor jasa.
"Prinsipnya kami mengembangkan sektor jasa untuk menghidupkan kota. Semua satuan kerja perangkat daerah harus bisa menjadi 'marketing' untuk Kota Magelang agar nyaman untuk warga dan menarik untuk orang datang," katanya.
Asisten II Sekda Pemkot Bukittinggi Ismael mengatakan upaya pemerintah setempat dalam mempromosikan pariwisata setempat, terutama mengandalkan peranan warga setempat yang selama ini hidup merantau di berbagai daerah di Indonesia.
"Orang rantau, setiap tahun mengundang kami, halalbihalal, seperti saat kami ke Bali atau ke Palembang, atau daerah lainnya, mereka membantu kami mempromosikan Bukittinggi. Masyarakat yang mempromosikan wisata di tempatnya merantau. Sukses promosi kami adalah karena kecintaan mereka kepada kampung halaman," katanya.
Ia menjelaskan tentang pentingnya peranan warga perantau di berbagai daerah di Indonesia sebagai tempat belajar masyarakat setempat membangun diri untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
"Kami belajar kepada orang Minang yang ada di berbagai daerah, seperti di Bandung, Makassar, Balikpapan. Kalau kami sedang ke sana, mereka wajib melayani. Ke manapun kami pergi, kami 'kulo nuwun' (permisi, red.) dengan orang rantau," katanya.
Sekretaris Disparbud Pemkot Bukittinggi Hermansah mengatakan kepariwisataan menjadi unggulan pembangunan daerah yang berudara sejuh itu.
Berbagai bangunan bersejarah dan wisata berbasis masyarakat, katanya, terus dilestarikan dan dikembangkan untuk menarik pengunjung ke daerah setempat.
"Kami ingin menjual pariwisata Bukittinggi yang datang dari masyarakat sendiri, masyarakat yang melaksanakan pelayanan wisata," katanya.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024