Dari sisi penampilan, mi jowo memiliki warna kuning. Selain mi, biasanya mereka menambahkan bihun putih sebagai sumber karbohidrat. Kol, sawi, dan tomat, merupakan sayuran wajib dalam makanan favorit ini.

Sepanjang Anda tidak menolak, ketiga sayuran tersebut tersaji bersama mi jowo. Suwiran ayam menjadi hiasan di atas mi bersama bawang merah goreng. Bila tidak ingin kolesterol menumpuk, tinggal bilang tanpa telur.

Bila Anda tidak puas dengan suwiran ayam yang memang hanya sedikit itu, hampir semua penjual mi jowo menyediakan satai ayam. Bisa disantap langsung atau dibakar tiris kecap.

Penampilan mi jowo antara racikan pedanga satu dengan lainnya boleh sama. Ketepatan meracik bumbulah yang membedakan kelezatan mi jowo satu dengan lainnya.

Entah siapa yang memberi nama mi jowo. Mungkin penamaannya sekadar untuk membedakan dengan mi jakarta, mi bandung, mi bangka, mi surabaya, atau mi ayam yang juga hadir di mana-mana. Yang jelas, cara memasak mi jowo memang beda dengan mi ayam biasa.

Mi jowo memakai mi basah berwarna kuning. Baik goreng maupun rebus, mi basah ini harus dimasak kembali. Tujuannya, selain agar ketika dihidangkan tetap panas, racikan bumbu tambahan selama proses memasak itulah yang bikin lezat masakan ini.

Hampir semua penjual mi jowo memakai arang untuk memasaknya karena diyakini bisa menghasilkan rasa lebih sedap ketimbang bila memakai eplji.

Lantas di manakah bisa menemukan mi jowo berasa mantap di Kota Semarang? Dari ratusan pedagang mi jowo yang tersebar di kawasan kota dan kampung, ada beberapa yang layak dicoba.

Selain masakannya enak, hidangan pinggirannya, seperti satai dan kerupuk, juga layak santap. Silakan coba Bakmi Jowo Pak Waris di depan makam Bergota, Bakmi Ayu di Jalan Lamper, bakmi jowo (tanpa nama) di depan Indomaret Jalan Sambiroto, Bakmi Jowo Pak Hasto Jalan Tentara Pelajar, Bakmi Jowo Pak Ateng, dan Bakmi Jowo Pak Rebi di Jalan Menteri Supeno.

Karena lezat, warung mi jowo itu ada yang dianugerahi label "uenake poll" oleh stasiun televisi lokal Semarang.

Anda cukup menyodorkan lembaran Rp20.000 untuk menikmati sepiring mi, teh panas, kerupuk, dan satu-dua tusuk satai ayam bakar. Masih ada sisa untuk bayar parkir!