Valbury: Pelemahan Rupiah Belum Terlalu Pengaruhi Saham
Senin, 6 April 2015 18:53 WIB
ilustrasi
"Dampak pelemahan rupiah sejak awal tahun yang mencapai 5-6 persen ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap transaksi saham," kata Branch Manajer PT Valbury Asia Securities Lenny Gunarso di Semarang, Senin.
Menurut dia, pengaruh pelemahan rupiah itu hanya terasa pada emiten yang utang dolarnya besar dan yang menggunakan bahan baku impor.
Secara keseluruhan, untuk transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru menguat sekitar empat persen.
Ia mengemukakan penguatan tersebut merupakan dampak dari masuknya investor asing ke pasar saham di Indonesia.
Menurut dia, dana asing yang masuk ke bursa saham mencapai Rp5,5 triliun. Sejauh ini, investor asing memang masih optimistis dengan kondisi pasar di Indonesia, bahkan pelemahan rupiah tidak mengakibatkan kekhawatiran para investor.
"Investor asing optimis target pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, yaitu sebesar lima persen akan tercapai," katanya.
Mengenai penguatan rupiah, pihaknya belum bisa memastikan apakah rupiah bisa segera menguat dalam waktu dekat ini.
Kondisi tersebut, katanya, merupakan dampak dari kemungkinan the Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan pada Juni mendatang.
Menurut dia, momentum kenaikan suku bunga acuan tersebut sudah pasti akan dimanfaatkan oleh para investor, terutama asing untuk memindahkan dana mereka ke Amerika Serikat.
Meski demikian, pihaknya tetap berharap secara bertahap rupiah bisa menguat minimal di level Rp12.500/dolar AS.
"Untuk menguatkan investasi di Indonesia, pemerintah harus mengoptimalkan pasar-pasar potensial, di antaranya di sektor tekstil, konstruksi, dan perbankan," katanya.
Menurut dia, pengaruh pelemahan rupiah itu hanya terasa pada emiten yang utang dolarnya besar dan yang menggunakan bahan baku impor.
Secara keseluruhan, untuk transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru menguat sekitar empat persen.
Ia mengemukakan penguatan tersebut merupakan dampak dari masuknya investor asing ke pasar saham di Indonesia.
Menurut dia, dana asing yang masuk ke bursa saham mencapai Rp5,5 triliun. Sejauh ini, investor asing memang masih optimistis dengan kondisi pasar di Indonesia, bahkan pelemahan rupiah tidak mengakibatkan kekhawatiran para investor.
"Investor asing optimis target pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, yaitu sebesar lima persen akan tercapai," katanya.
Mengenai penguatan rupiah, pihaknya belum bisa memastikan apakah rupiah bisa segera menguat dalam waktu dekat ini.
Kondisi tersebut, katanya, merupakan dampak dari kemungkinan the Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan pada Juni mendatang.
Menurut dia, momentum kenaikan suku bunga acuan tersebut sudah pasti akan dimanfaatkan oleh para investor, terutama asing untuk memindahkan dana mereka ke Amerika Serikat.
Meski demikian, pihaknya tetap berharap secara bertahap rupiah bisa menguat minimal di level Rp12.500/dolar AS.
"Untuk menguatkan investasi di Indonesia, pemerintah harus mengoptimalkan pasar-pasar potensial, di antaranya di sektor tekstil, konstruksi, dan perbankan," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB