IPB: Perbaikan Teknologi Inseminasi Buatan Percepat Swasembada Daging
Senin, 20 April 2015 11:09 WIB
ilustrasi suatu peternakan sapi (FOTO ANTARA/Noveradika)
Riset yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan BPS berjudul "Peran Teknologi Inseminasi Buatan pada Produksi Sapi Potong di Indonesia" dilaksanakan oleh tim peneliti Rina Oktaviana dan Yusman Syaukat dari IPB, Kusriatmi dari BPS Provinsi DI Yogyakarta dan Ali Said dari BPS RI bertujuan menganalisis dampak perbaiki teknologi tersebut.
"Peningkatan dosis IB akan meningkatkan produksi peternakan sapi dan produksi daging sapi domestik, menurunkan harga sapi domestik, meningkatkan permintaan daging sapi nasional, serta meningkatkan produksi domestik bruto (PDB) dan kesempatan kerja subsektor peternakan," Dr Yusman Syaukat dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor, Senin.
Dikatakannya, tim melakukan analisis terhadap subsektor peternakan serta proyeksi pencapaian swasembada daging di Indonesia. Analisis dilakukan pada data "time series" tahunan selama periode 1999-2011. Analisis data menggunakan model ekonometrik dengan sistem persaman simultan. Estimasi paramenter menggunakan metode "two stage least square" (2SLS).
Berdasarkan proyeksi permintaan dan produksi daging sapi nasional yang diperoleh dari model ekonometrik yang telah dibangun sebelumnya, sampai tahun 2021, produksi daging nasional belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
"Tahun 2021, kebutuhan konsumsi mencapai 490 ribu ton, sedangkan produksi domestik hanya mencapai 397,91 ribu ton jika dosis IB meningkat 25 persen per tahun," kata dia.
Dengan demikian, lanjutnya, produksi domestik hanya bisa memenuhi sekitar 81,21 persen dari kebutuhan dalam negeri. Akan tetapi dari model ekonometrik yang telah dibangun, peningkatan aplikasi dosis IB sebesar 25 persen per tahun, pertumbuhan daging sapi domestik mencapai 5,92 persen per tahun. Jika penggunaan dosis IB ditingkatkan 40 persen per tahun maka pertumbuhan produksi daging sapi domestik mencapai 6,4 persen per tahun.
"Dengan demikian, perbaikan teknologi akan mempercepat swasembada daging sapi di Indonesia," katanya.
Syaukat mengatakan, jika dosis IB ditingkatkan hingga 40 persen per tahun, maka produksi daging sapi domestik dapat mencapai 414,35 ribu ton atau sekitar 85,56 persen dari kebutuhan daging sapi nasional.
"Perbaikan teknologi melalui peningkatan aplikasi dosis IB akan mempercepat pencapaian swasembada daging," katanya.
"Peningkatan dosis IB akan meningkatkan produksi peternakan sapi dan produksi daging sapi domestik, menurunkan harga sapi domestik, meningkatkan permintaan daging sapi nasional, serta meningkatkan produksi domestik bruto (PDB) dan kesempatan kerja subsektor peternakan," Dr Yusman Syaukat dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor, Senin.
Dikatakannya, tim melakukan analisis terhadap subsektor peternakan serta proyeksi pencapaian swasembada daging di Indonesia. Analisis dilakukan pada data "time series" tahunan selama periode 1999-2011. Analisis data menggunakan model ekonometrik dengan sistem persaman simultan. Estimasi paramenter menggunakan metode "two stage least square" (2SLS).
Berdasarkan proyeksi permintaan dan produksi daging sapi nasional yang diperoleh dari model ekonometrik yang telah dibangun sebelumnya, sampai tahun 2021, produksi daging nasional belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
"Tahun 2021, kebutuhan konsumsi mencapai 490 ribu ton, sedangkan produksi domestik hanya mencapai 397,91 ribu ton jika dosis IB meningkat 25 persen per tahun," kata dia.
Dengan demikian, lanjutnya, produksi domestik hanya bisa memenuhi sekitar 81,21 persen dari kebutuhan dalam negeri. Akan tetapi dari model ekonometrik yang telah dibangun, peningkatan aplikasi dosis IB sebesar 25 persen per tahun, pertumbuhan daging sapi domestik mencapai 5,92 persen per tahun. Jika penggunaan dosis IB ditingkatkan 40 persen per tahun maka pertumbuhan produksi daging sapi domestik mencapai 6,4 persen per tahun.
"Dengan demikian, perbaikan teknologi akan mempercepat swasembada daging sapi di Indonesia," katanya.
Syaukat mengatakan, jika dosis IB ditingkatkan hingga 40 persen per tahun, maka produksi daging sapi domestik dapat mencapai 414,35 ribu ton atau sekitar 85,56 persen dari kebutuhan daging sapi nasional.
"Perbaikan teknologi melalui peningkatan aplikasi dosis IB akan mempercepat pencapaian swasembada daging," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
PLN kebut perbaikan jalur listrik Langsa-Pangkalan Brandan untuk pemulihan kelistrikan Aceh
12 December 2025 9:02 WIB
Sering terjadi insiden kecelakaan, Wali Kota evaluasi operasional Trans Semarang
02 December 2025 12:49 WIB
Perbaikan jalan provinsi Kendal–Temanggung, 95 persen ruas di Jateng kini berstatus mantap
01 December 2025 14:49 WIB
DPUPR Kabupaten Temanggung lakukan perbaikan ruas jalan Kandangan-Dakaran
18 November 2025 16:10 WIB
Bupati Banyumas pastikan pelaksanaan proyek pembangunan berjalan sesuai target
12 November 2025 13:44 WIB
Terpopuler - Sains dan Rekayasa
Lihat Juga
Mahasiswa SV Undip olah limbah jelantah dengan ekstrak kemangi jadi biocleaner
11 November 2025 8:32 WIB
Tahun depan Pemkot Semarang siapkan bus listrik koridor Mangkang - Penggaron
06 November 2025 21:32 WIB
Dosen UIN Walisongo paparkan metode melihat hilal yang lebih efisien dan tepat sasaran
30 October 2025 12:03 WIB
Wali Kota Tegal Paparkan Inovasi Rusunawa Rendah Karbon di Forum APEKSI 2025 Surabaya
29 October 2025 8:30 WIB
Cabdin Dinas ESDM Jateng tingkatkan kadar metana biogas di Blora gunakan alat lokal
24 October 2025 15:21 WIB