Sutan Bhatoegana Berdebat Soal Kawat Giginya
Senin, 27 April 2015 15:43 WIB
Sutan Bhatoegana saat keluar dari Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta Selatan, Senin (23/2). (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
"Lagian sudah tua kenapa sih pakai behel?" kata ketua majelis hakim Artha Theresia, yang memimpin sidang perkara Sutan Bhatoegana, saat Sutan meminta izin berobat ke dokter gigi.
Sutan mengaku masih harus menemui dokter giginya.
"Ibu yang bilang, Allah yang... Ibu bilang kalau saya lampirkan surat dari dokter, nanti ibu akan putuskan untuk berobat. Tapi ternyata ibu ingkar. Di rutan sudah tidak ada untuk obat gigi dan keloid. Kenapa ibu masih katakan, kami takut salah kalau begitu tidak otonom lagi ibu," kata Sutan.
"Ini garang begini mau berobat apa?" tanya hakim Artha.
Sutan juga mengaku kesulitan bertemu dengan dokter rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Rutannya sendiri susah manggil dokternya, saya mau ketemu tidak bisa karena selalu di luar kota," jawab Sutan.
"Iish. Behelnya copot lagi nanti. Penuntut umum, ini sudah dikasih kesempatan untuk bertemu dokter rutan?" tanya Artha kepada jaksa KPK.
"Jadi di KPK sudah ada klinik termasuk rutan," jawab jaksa penuntut umum Dody Sukmono.
"Mohon izin bu ya, nanti ibu marah lagi. Kalau Ibu marah lagi kurang nanti umur ibu, saya enggak mau begitu," ungkap Sutan.
"Sudah tidak usah melawak," jawab Artha.
"Saya bilang rujukan untuk berobat karena itu permintaan ibu hakim. Dia bilang Pak dokternya lagi tidak ada besok saja. Besok Jumat, saya main lagi ternyata juga keluar kota, ya meninggal kita kalau begitu," tambah Sutan.
"Tidak ada orang meninggal karena behel," jawab Artha.
"Loh kenapa bu? Kalau tetanus bu? Gimana sih ibu ini. Ibu ini bukan dokter, ibu ini hakim," ungkap Sutan.
"Setelah bermusyawarah majelis mengabulkan keperluan saudara untuk menemui dokter gigi saudara nanti pada Rabu, penetapan akan menyusul," jawab Artha.
"Yang mulia untuk berobat ke dokter gigi kami menjalankan penetapan pengadilan di RSPAD Gatot Subroto jamnya mengikuti jam dokter," jawab jaksa Dody.
"Tapi terdakwa punya dokter gigi sendiri. Sudah tahu riwayat kesehatan giginya. Jadi untuk kali ini untuk kepentingan kesehatan terdakwa silakan dikawal sesuai suratnya terdahulu. Surat penetapan tertulis akan menyusul," ungkap Artha.
"Makasih ibu hakim yang mulia," kata Sutan mengakhiri perdebatan.
Sutan mengaku masih harus menemui dokter giginya.
"Ibu yang bilang, Allah yang... Ibu bilang kalau saya lampirkan surat dari dokter, nanti ibu akan putuskan untuk berobat. Tapi ternyata ibu ingkar. Di rutan sudah tidak ada untuk obat gigi dan keloid. Kenapa ibu masih katakan, kami takut salah kalau begitu tidak otonom lagi ibu," kata Sutan.
"Ini garang begini mau berobat apa?" tanya hakim Artha.
Sutan juga mengaku kesulitan bertemu dengan dokter rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Rutannya sendiri susah manggil dokternya, saya mau ketemu tidak bisa karena selalu di luar kota," jawab Sutan.
"Iish. Behelnya copot lagi nanti. Penuntut umum, ini sudah dikasih kesempatan untuk bertemu dokter rutan?" tanya Artha kepada jaksa KPK.
"Jadi di KPK sudah ada klinik termasuk rutan," jawab jaksa penuntut umum Dody Sukmono.
"Mohon izin bu ya, nanti ibu marah lagi. Kalau Ibu marah lagi kurang nanti umur ibu, saya enggak mau begitu," ungkap Sutan.
"Sudah tidak usah melawak," jawab Artha.
"Saya bilang rujukan untuk berobat karena itu permintaan ibu hakim. Dia bilang Pak dokternya lagi tidak ada besok saja. Besok Jumat, saya main lagi ternyata juga keluar kota, ya meninggal kita kalau begitu," tambah Sutan.
"Tidak ada orang meninggal karena behel," jawab Artha.
"Loh kenapa bu? Kalau tetanus bu? Gimana sih ibu ini. Ibu ini bukan dokter, ibu ini hakim," ungkap Sutan.
"Setelah bermusyawarah majelis mengabulkan keperluan saudara untuk menemui dokter gigi saudara nanti pada Rabu, penetapan akan menyusul," jawab Artha.
"Yang mulia untuk berobat ke dokter gigi kami menjalankan penetapan pengadilan di RSPAD Gatot Subroto jamnya mengikuti jam dokter," jawab jaksa Dody.
"Tapi terdakwa punya dokter gigi sendiri. Sudah tahu riwayat kesehatan giginya. Jadi untuk kali ini untuk kepentingan kesehatan terdakwa silakan dikawal sesuai suratnya terdahulu. Surat penetapan tertulis akan menyusul," ungkap Artha.
"Makasih ibu hakim yang mulia," kata Sutan mengakhiri perdebatan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Praperadilan Sutan Bhatoegana Gugur, karena Pokok Perkara sudah Disidangkan
13 April 2015 12:07 WIB, 2015
Sidang Dakwaan Sutan Bhatoegana Ditunda Bersamaan Gugatan Praperadilan
06 April 2015 12:37 WIB, 2015
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017