"Aksi korporasi itu untuk memperkual modal perseroan sekaligus menaikkan status perseroan dari kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I ke BUKU II sehingga dapat memperluas bisnis perseroan ke depannya," ujar Direktur Operasional dan Keuangan Bri Agroniaga Tbk. Sudarmin Sjamsoe di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa saat ini modal inti Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. sekitar Rp900 miliar. Melalui tambahan dana dari "right issue", perseroan akan masuk dalam kategori BUKU II.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (BI), Bank dikelompokkan dalam empat kelompok usaha, yakni BUKU 1, bank dengan modal inti kurang dari Rp1 triliun; BUKU 2, bank dengan modal inti Rp1 triliun--Rp5 triliun; BUKU 3, dengan modal inti Rp5 triliun--Rp30 triliun; BUKU 4, dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

Sudarmin Sjamsoe mengatakan bahwa skema "right issue" itu dilakukan dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Jumlah saham baru yang akan dikeluarkan sebanyak-banyaknya 5.558.085.883 lembar dengan harga saham sebesar Rp100 per saham.

Ia mengharapkan pemegang saham utama perseroan, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dapat menyerap "right issue" perseroan. Sisanya bisa diserap oleh pemegang saham yang lain.

Saat ini, pemegang saham perseroan, yakni BRI seebsar 80,42 persen, dana pensiun perkebunan sebesar 14,03 persen, dan publik sebesar 5,55 persen.

Ia mengatakan bahwa pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PUT V ini sesuai dengan HMETD maka akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah yang cukup material, yaitu maksimum sebesar 42,86 persen.