"Sekarang ini, Pasar Dargo kan semakin hidup dengan keberadaan kegiatan perdagangan batu mulia. Semakin ramai orang datang," kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi di Semarang, Senin.

Menurut politikus PDI Perjuangan itu, aktivitas perdagangan batu mulia dan batu akik yang semakin ramai di Pasar Dargo harus ditunjang dengan penataan yang layak agar semakin nyaman.

Ia mengatakan keberadaan los-los pedagang harus ditata agar semakin rapi, bentuk losnya diseragamkan, dan berbagai fasilitas pendukung harus disiapkan untuk menunjang kenyamanan.

"Kalau orang merasa nyaman kan semakin banyak yang datang (ke Pasar Dargo, red.). Kalau memang ada anggaran untuk penataan los di Pasar Dargo yang diajukan Dinas Pasar, kami setuju," katanya.

Prinsipnya, kata Supriyadi, Pemerintah Kota Semarang harus menjalankan apa yang menjadi tugasnya, termasuk melakukan penataan di Pasar Dargo untuk mengembangkannya sebagai pusat batu mulia.

"Kami sebagai legislatif, dewan, setuju jika Pemkot Semarang mengajukan anggaran untuk kemajuan Kota Semarang. Apalagi, untuk pengembangan Pasar Dargo sebagai pusat batu mulia," katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga mendukung pengembangan Pasar Dargo menjadi sentra batu mulia, apalagi melihat kegiatan perdagangan di pasar itu yang kian ramai.

Pernyataan itu diungkapkan usai meninjau Pasar Dargo, Jumat (26/6), yang menjadi tempat relokasi bagi para pedagang batu mulia dan batu akik yang sebelumnya berjualan di Jalan Kartini.

Aktivitas perdagangan batu akik yang kian ramai di Pasar Dargo, kata dia, menjadi peluang untuk mengembangkan pasar yang dulunya dikenal sebagai sentra beras itu menjadi sentra batu mulia.

"Pasar ini (Dargo, red.) bisa jadi 'gems centre' dari para pedagang akik yang semula berjualan di Jalan Kartini. Kami sudah anggarkan pada APBD perubahan," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.

Anggaran untuk penataan los pedagang di Pasar Dargo sebesar Rp200 juta pada APBD Perubahan 2015, sedangkan untuk pengembangan Pasar Dargo diusulkan pada APBD 2016.