"Saya dan almarhum adalah alumni AAU 2005, saya akui dia adalah siswa berprestasi," kata Agust Leonardo di Padang, Rabu.

Ketika mengikuti pendidikan Sekkau (Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara) pada 1997, Sandy adalah lulusan terbaik pada penutupan pendidikan.

"Kalau saya tidak salah ia masuk tiga besar, dia memang rajin, dan tekun dalam belajar," ujarnya.

Agust mengenang bahwa Sandy dan dia sama-sama dari Panda Lanud Adisucipto, Yogyakarta.

"Banyak waktu yang saya lalui bersama almarhum, mulai dari tes, Penilaian Panitia Penentu Akhir (Pantukhir), sampai lulus. Kami juga sama-sama mendapatkan pendidikan dasar di Magelang," kenang Agust.

Agust mengaku sulit menerima kepergian sahabat sekaligus rekannya di TNI ini. "Saya pertama mendapatkan kabar kejadian dari pemberitaan media, dan ternyata sahabat saya sudah tidak ada," katanya.

Kapten Sandy tinggal di Kompleks TNI AU Malang, Jawa Timur, namun asalnya dari Pemalang, Jawa Tengah.

Kapten Sandy Permana adalah pilot utama yang menerbangkan Hercules yang jatuh Selasa lalu. Ia berasal dari Skuadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang.

Selain Kapten Sandy, ada dua anggota TNI lainnya yang berasal dari Sumatera Barat, yakni Kapten Nav Riri Setiawan dan Pratu Sepri Doni.

Kedua jenazah prajurit itu telah sampai di Padang pada Rabu (1/7) dengan pesawat CN-295/A2904, sekitar Pukul 17.30 WIB.

Keduanya dimakamkan secara militer setelah diserahkan keluarga kepada pihak TNI dalam upacara pemberangkatan dan penyerahan jenazah di komplek Lanud Tabing, Padang.

"Keduanya dikenal sebagai prajurit yang rendah hati, memiliki ketekunan, serta berdedikasi juang yang tinggi," tegas Komandan Pangkalan Udara Tabing Letkol Pnb Mohammad Apon.