Pangkostrad Pastikan Penusukan Dua Prajurit TNI AD Murni Kriminal
Senin, 13 Juli 2015 12:46 WIB
Pangkostrad Mayjen TNI Mulyono (kedua kiri) (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
"Ini merupakan kriminal murni. Namun demikian, saat ini kasus tersebut terus dikembangkan oleh aparat kepolisian," kata Mulyono usai meresmikan media center di Makostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin.
Ia tak ingin menduga-duga apakah pelaku pengeroyokan dan penusukan Pratu Aspin Mallobasang anggota Yonif 433 Kostrad dan Pratu Fatku Rahman anggota Brigif L-3/K itu berasal dari institusi penegak hukum.
"Kita tak mau menduga-duga. Kalau tidak benar, maka akan memperkeruh suasana. Fakta di lapangan, pelaku pengeroyokan dan penusukan merupakan orang tak dikenal, meski satu orang pelaku sudah berhasil ditangkap," kata Mulyono.
Pria ini, lanjut Mulyono, terbukti membawa senjata tajam saat peristiwa terjadi. Dia juga mengaku tengah berkoordinasi dengan Pangdam Wirabuana, Makassar untuk membantu polisi menangkap para pelaku.
"Kami terus koordinasi dengan Pangdam Wirabuana, kalau perlu kekuatan kita kerahkan sesuai kebutuhan, tapi cuma membantu di kepolisian," imbuhnya.
Penusukan terhadap Pratu Aspin Mallobasang terjadi di areal parkir lapangan Syekh Yusuf di Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Minggu dinihari pukul 01.30 WITA.
Saat itu Pratu Aspin dan Pratu Fatku Rahman sedang menonton festival bedug. Saat berada di area parkir mereka didatangi sekelompok orang berjumlah sekitar 20 orang, dan tanpa basa basi mengeroyok korban.
Menurut saksi mata, salah satu pelaku yang berambut pendek, berpeci hitam dan berbadan tegap. Pelaku ini menusuk dua orang anggota TNI AD ini. Pratu Aspin menderita luka tusuk di bagian dada kiri, dan akhirnya meninggal dunia.
"Namun karena lukanya serius, Pratu Aspin meninggal Minggu (12/7) pukul 07.40 WITA," kata Pangkostrad.
Mulyono menambahkan, jasad Pratu Aspin telah disemayamkan di rumah duka di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Sementara Pratu Fatku Rahman, hingga saat ini masih dirawat intensif di RS Pelamonia.
"Pratu Fatku luka tusuk di bagian punggung dan perut, tapi sekarang masih dirawat intensif di RS Pelamonia," imbuhnya.
Para pelaku melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor dan kini polisi tengah mengusut peristiwa ini.
Ia tak ingin menduga-duga apakah pelaku pengeroyokan dan penusukan Pratu Aspin Mallobasang anggota Yonif 433 Kostrad dan Pratu Fatku Rahman anggota Brigif L-3/K itu berasal dari institusi penegak hukum.
"Kita tak mau menduga-duga. Kalau tidak benar, maka akan memperkeruh suasana. Fakta di lapangan, pelaku pengeroyokan dan penusukan merupakan orang tak dikenal, meski satu orang pelaku sudah berhasil ditangkap," kata Mulyono.
Pria ini, lanjut Mulyono, terbukti membawa senjata tajam saat peristiwa terjadi. Dia juga mengaku tengah berkoordinasi dengan Pangdam Wirabuana, Makassar untuk membantu polisi menangkap para pelaku.
"Kami terus koordinasi dengan Pangdam Wirabuana, kalau perlu kekuatan kita kerahkan sesuai kebutuhan, tapi cuma membantu di kepolisian," imbuhnya.
Penusukan terhadap Pratu Aspin Mallobasang terjadi di areal parkir lapangan Syekh Yusuf di Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Minggu dinihari pukul 01.30 WITA.
Saat itu Pratu Aspin dan Pratu Fatku Rahman sedang menonton festival bedug. Saat berada di area parkir mereka didatangi sekelompok orang berjumlah sekitar 20 orang, dan tanpa basa basi mengeroyok korban.
Menurut saksi mata, salah satu pelaku yang berambut pendek, berpeci hitam dan berbadan tegap. Pelaku ini menusuk dua orang anggota TNI AD ini. Pratu Aspin menderita luka tusuk di bagian dada kiri, dan akhirnya meninggal dunia.
"Namun karena lukanya serius, Pratu Aspin meninggal Minggu (12/7) pukul 07.40 WITA," kata Pangkostrad.
Mulyono menambahkan, jasad Pratu Aspin telah disemayamkan di rumah duka di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Sementara Pratu Fatku Rahman, hingga saat ini masih dirawat intensif di RS Pelamonia.
"Pratu Fatku luka tusuk di bagian punggung dan perut, tapi sekarang masih dirawat intensif di RS Pelamonia," imbuhnya.
Para pelaku melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor dan kini polisi tengah mengusut peristiwa ini.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017