Kontras Cahaya Ganjal Pengamatan Hilal di Indonesia
Kamis, 16 Juli 2015 14:05 WIB
Ilustrasi- (Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra)
Thomas nengatakan, hilal yang terlalu rendah atau terlalu dekat dengan matahari sulit untuk diamati karena kalah terang.
"Masalah utama rukyat atau pengamatan hilal selain cuaca adalah masalah kontras cahaya hilal yang sangat tipis dan redup dengan cahaya senja. Hilal yang terlalu rendah atau terlalu dekat dengan matahari sulit teramati karena kalah terang," ujar Thomas kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, selama ini para pengamat hilal menggunakan teleskop yang berpandu dengan komputer dan dilengkapi kamera digital untuk memperjelas hilal.
"Teleskop yang berpandu komputer dan dilengkapi kamera digital serta sistem olah citra sudah banyak digunakan oleh para pengamat hilal," kata Thomas.
Namun, alat ini tidak bisa meningkatan kontras, sedangkan penggunaan filter untuk meningkatkan kontras cahaya terkendala, karena ada kemiripan pancaran cahaya hilal dan cahaya senja.
Mengenai penetapan 1 Syawal 1436 H, Thomas mengungkapkan, posisi bulan di Indonesia pada Maghrib 16 Juli 2015 secara umum terlalu rendah sehingga hilal kalah terang dari cahaya senja.
"Tingginya kurang dari 3 derajat dan terlalu dekat matahari dengan jarak bulan-matahari kurang dari 6 derajat dengan umur 9,5 jam. Posisi itu menyebabkan hilal kalah terang dari cahaya syafak (cahaya senja)," ungkap dia.
Melihat ini, maka memunculkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, ada saksi yang melihat dan bersedia disumpah. Secara astronomi kesaksian ini ditolak, namun secara syar'i mungkin sidang menerimanya.
"Bila disepakati dalam sidang, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Hari Jumat, 17 Juli 2015," kata Thomas.
Kemungkinan kedua, tidak ada kesaksian hilal atau jika kesaksian namun ditolak.
Bila hal ini terjadi, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Sabtu, 18 Juli 2015.
Thomas menambahkan, penentuan 1 Syawal 1436 H saat ini baik oleh LAPAN, PBNU, Muhammadiyah kemungkinan akan seragam, karena masing-masing sudah menggunakan software astronomi yang sama.
"Masalah utama rukyat atau pengamatan hilal selain cuaca adalah masalah kontras cahaya hilal yang sangat tipis dan redup dengan cahaya senja. Hilal yang terlalu rendah atau terlalu dekat dengan matahari sulit teramati karena kalah terang," ujar Thomas kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, selama ini para pengamat hilal menggunakan teleskop yang berpandu dengan komputer dan dilengkapi kamera digital untuk memperjelas hilal.
"Teleskop yang berpandu komputer dan dilengkapi kamera digital serta sistem olah citra sudah banyak digunakan oleh para pengamat hilal," kata Thomas.
Namun, alat ini tidak bisa meningkatan kontras, sedangkan penggunaan filter untuk meningkatkan kontras cahaya terkendala, karena ada kemiripan pancaran cahaya hilal dan cahaya senja.
Mengenai penetapan 1 Syawal 1436 H, Thomas mengungkapkan, posisi bulan di Indonesia pada Maghrib 16 Juli 2015 secara umum terlalu rendah sehingga hilal kalah terang dari cahaya senja.
"Tingginya kurang dari 3 derajat dan terlalu dekat matahari dengan jarak bulan-matahari kurang dari 6 derajat dengan umur 9,5 jam. Posisi itu menyebabkan hilal kalah terang dari cahaya syafak (cahaya senja)," ungkap dia.
Melihat ini, maka memunculkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, ada saksi yang melihat dan bersedia disumpah. Secara astronomi kesaksian ini ditolak, namun secara syar'i mungkin sidang menerimanya.
"Bila disepakati dalam sidang, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Hari Jumat, 17 Juli 2015," kata Thomas.
Kemungkinan kedua, tidak ada kesaksian hilal atau jika kesaksian namun ditolak.
Bila hal ini terjadi, Menteri Agama akan memutuskan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Sabtu, 18 Juli 2015.
Thomas menambahkan, penentuan 1 Syawal 1436 H saat ini baik oleh LAPAN, PBNU, Muhammadiyah kemungkinan akan seragam, karena masing-masing sudah menggunakan software astronomi yang sama.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kapal Cahaya Harapan Hati asal Surabaya rusak mesin di perairan Semarang
24 December 2022 13:27 WIB, 2022
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017