Berdasarkan pantauan di Semarang, Selasa, hampir sebagian besar gerai makanan khas Kota Semarang yang ada di kawasan pusat oleh-oleh terlihat dipadati pemudik usai merayakan Lebaran di kampung halaman masing-masing.

Dilihat dari nomor polisi kendaraan pemudik yang sebagian terparkir di tepi Jalan Pandanaran dan kantong-kantong parkir, para pembeli di kawasan pusat oleh-oleh itu didominasi dari Jakarta (B), Bandung (D), dan Bogor (F).

Di pusat oleh-oleh ini, para pemudik memborong makanan khas Semarang seperti lumpia, wingko babat, dan berbagai olahan ikan bandeng.

Indah Hapsari (42), warga Jakarta Timur sengaja mampir ke Ibukota Provinsi Jawa Tengah untuk membeli oleh-oleh khas Kota Semarang setelah mudik ke rumah mertua di Kabupaten Purworejo.

"Kebetulan keluarga saya menyukai berbagai olahan ikan bandeng sehingga saya membeli dulu sebelum kembali ke Jakarta, apalagi teman-teman juga nitip oleh-oleh seperti lumpia," kata ibu dua anak itu.

Tidak hanya pemilik gerai, puluhan pedagang berbagai makanan khas Kota Semarang yang berjualan di trotoar sepanjang Jalan Pandanaran juga ikut meraup rezeki dari para pemudik yang membeli oleh-oleh.

Salah seorang penjual lumpia, Sastro mengaku omzetnya mengalami peningkatan sejak Lebaran hari kedua, dibandingkan hari-hari biasa.

"Mulai Lebaran hari kedua hingga sekarang, rata-rata saya mampu menjual 2.000 lumpia setiap hari, sedangkan pada hari biasa paling banyak sekitar 500 lumpia," ujarnya.

Kendati demikian, banyaknya pemudik yang membeli oleh-oleh Jalan Pandanaran ini juga menimbulkan permasalahan lain seperti kemacetan arus lalu lintas di sepanjang Jalan Pandanaran dan beberapa ruas jalan di sekitarnya.

Beberapa petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Semarang bersama juru parkir terlihat mengatur serta mengarahkan para pemudik agar memarkirkan kendaraannya di kantong-kantong parkir yang telah disediakan.