Ahli Nuklir Indonesia Diakui Dunia
Selasa, 4 Agustus 2015 9:32 WIB
Institut Teknologi Bandung (ITB) (id.wikipedia.org)
"Beberapa ahli nuklir kita kelasnya sudah dunia, antara lain dari ITB itu ada Prof Zaki Suud. Beliau itu faham betul tentang reaktor nuklir I, II, hingga paling canggih," kata Intan Ahmad, di Aula Barat ITB Kota Bandung, Senin.
Menurut dia, satu pemikiran dari Prof Zaki Suud tentang energi nuklir yang cukup penting ialah nuklir itu sangat bermanfaat jika bisa mengelolanya dengan baik.
"Jadi menurut beliau (Prof Zaki Suud), nuklir itu bukan hanya untuk energi listrik saja tapi juga untuk kesehatan, pengobatan dan meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan," kata dia.
Ia menuturkan apabila dilihat dari segi kualitas sumber daya manusianya, pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di Indonesia tidak ada masalah namun secara kuantitas memang harus lebih diperhatikan dan dikembangkan lagi.
"Dan sebenarnya kalau kita canangkan bahwa suatu saat di Indonesia beralir ke PLTN, itu akan kita desain sedemikian rupa sehingga kita punya SDM lebih banyak lagi jumlahnya," kata dia.
Selain itu, kata dia, dukungan institusi pendidikan tinggi di Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di tanah air sudah cukup bagus.
"Dulu itu di Institut Teknologi Bandung pernah ada atau membuka program studi Teknik Nuklir," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, respon masyarakat Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif juga sudah jauh lebih baik.
Hal tersebut, menurut dia, terbukti dari respon masyarakat Indonesia di Pulau Jawa, Bali, Madura dan daerah lainnya yang mayoritas sudah mendukung pengembangan energi nuklir.
"Jadi secara umum masyarakat sudah memahami bahwa nuklir itu bisa dipergunakan sebagai energi alternatif," kata dia.
Menurut dia, satu pemikiran dari Prof Zaki Suud tentang energi nuklir yang cukup penting ialah nuklir itu sangat bermanfaat jika bisa mengelolanya dengan baik.
"Jadi menurut beliau (Prof Zaki Suud), nuklir itu bukan hanya untuk energi listrik saja tapi juga untuk kesehatan, pengobatan dan meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan," kata dia.
Ia menuturkan apabila dilihat dari segi kualitas sumber daya manusianya, pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di Indonesia tidak ada masalah namun secara kuantitas memang harus lebih diperhatikan dan dikembangkan lagi.
"Dan sebenarnya kalau kita canangkan bahwa suatu saat di Indonesia beralir ke PLTN, itu akan kita desain sedemikian rupa sehingga kita punya SDM lebih banyak lagi jumlahnya," kata dia.
Selain itu, kata dia, dukungan institusi pendidikan tinggi di Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di tanah air sudah cukup bagus.
"Dulu itu di Institut Teknologi Bandung pernah ada atau membuka program studi Teknik Nuklir," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, respon masyarakat Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif juga sudah jauh lebih baik.
Hal tersebut, menurut dia, terbukti dari respon masyarakat Indonesia di Pulau Jawa, Bali, Madura dan daerah lainnya yang mayoritas sudah mendukung pengembangan energi nuklir.
"Jadi secara umum masyarakat sudah memahami bahwa nuklir itu bisa dipergunakan sebagai energi alternatif," kata dia.
Pewarta : Ajat Sudrajat
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Seorang menteri Israel sebut bom nuklir di Gaza adalah sebuah pilihan
06 November 2023 9:45 WIB, 2023
Kajian : Dunia dalam ancaman risiko penggunaan senjata nuklir level tertinggi
13 June 2022 8:43 WIB, 2022
Harga emas naik setelah Rusia serang pembangkit nuklir terbesar di Eropa
04 March 2022 10:52 WIB, 2022
Australia batalkan pesanan kapal selam Prancis, Dubes: Itu kesalahan besar
19 September 2021 16:37 WIB, 2021