Kelompok Musik "Rontek" Pacitan Suguhkan Lagu-lagu Perjuangan di FLG
Minggu, 16 Agustus 2015 14:17 WIB
Ilustrasi
Sejumlah lagu perjuangan yang ditampilkan, antara lain berjudul "Sorak-Sorak Bergembira", "Maju Tak Gentar", dan "Tanah Airku". Mereka juga menampilkan musik dengan kekuatan utama kentongan itu, untuk mengiringi tembang lain berjudul "Garuda di Dadaku".
Pelatih kelompok musik "Rontek" Pacitan yang juga seorang pemusik, Misbah Bilok, mengatakan para penampil berjumlah sekitar 80 orang berasal dari dua grup, yakni Komunitas Rontek Song Meri Desa Sukoharjo dan Sanggar Pradnya Desa Arjowinangun, keduanya di kota Kecamatan Pacitan.
"Persiapan untuk menampilkan 'performance art' musik ini sekitar satu bulan," katanya.
Ia menjelaskan "Rontek" merupakan singkatan dari kata "ronda" dan "tektek". Kelompok musik kontemporer desa yang anggotanya para warga setempat itu, terinspirasi oleh tradisi masyarakat melakukan ronda di kampung masing-masing.
Selain itu, katanya, musik rontek juga ditabuh warga dengan berjalan kaki saat Ramadhan untuk membangunkan masyarakat agar melaksanakan sahur.
Sejumlah alat musik "Rontek", antara lain kentongan, beduk, kendang, bonang, gong, sedangkan para penampil menggunakan properti berbahan alam dan sebagian lainnya mengenakan topeng.
Ia mengatakan selama beberapa tahun terakhir, di Pacitan juga diselenggarakan Festival Musik Rontek dengan kelompok tersebut yang ikut tampil dalam kegiatan seni budaya di daerah pesisir itu.
"Keikutsertaan dalam pentas di Festival Lima Gunung ini juga menjadi kesempatan kami untuk memperkuat keyakinan menggelar festival secara layak, dengan daya kerja yang baik," katanya.
Festival Lima Gunung diselenggarakan secara mandiri, tanpa sponsor, dan tidak terkait dengan penilaian lomba, oleh para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh).
Festival yang ke-14 tahun itu, berlangsung di dua lokasi, yakni kawasan Gunung Andong Dusun Mantran Wetan dan Gunung Merapi Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang selama 14-17 Agustus 2015.
Sekitar 800.1.000 orang tampil dalam festival tersebut yang antara lain berupa pentas tari, musik, pembacaan puisi, kirab budaya, sarasehan budaya, pidato kebudayaan, peluncuran buku, peresmian masjid, dan peringatan HUT Ke-70 RI.
Mereka yang pentas, selain seniman Komunitas Lima Gunung, berbagai kelompok kesenian di desa-desa sekitar lokasi festival, para seniman dan kelompoknya dari berbagai kota serta luar negeri yang berjejaring dengan komunitas tersebut.
Pelatih kelompok musik "Rontek" Pacitan yang juga seorang pemusik, Misbah Bilok, mengatakan para penampil berjumlah sekitar 80 orang berasal dari dua grup, yakni Komunitas Rontek Song Meri Desa Sukoharjo dan Sanggar Pradnya Desa Arjowinangun, keduanya di kota Kecamatan Pacitan.
"Persiapan untuk menampilkan 'performance art' musik ini sekitar satu bulan," katanya.
Ia menjelaskan "Rontek" merupakan singkatan dari kata "ronda" dan "tektek". Kelompok musik kontemporer desa yang anggotanya para warga setempat itu, terinspirasi oleh tradisi masyarakat melakukan ronda di kampung masing-masing.
Selain itu, katanya, musik rontek juga ditabuh warga dengan berjalan kaki saat Ramadhan untuk membangunkan masyarakat agar melaksanakan sahur.
Sejumlah alat musik "Rontek", antara lain kentongan, beduk, kendang, bonang, gong, sedangkan para penampil menggunakan properti berbahan alam dan sebagian lainnya mengenakan topeng.
Ia mengatakan selama beberapa tahun terakhir, di Pacitan juga diselenggarakan Festival Musik Rontek dengan kelompok tersebut yang ikut tampil dalam kegiatan seni budaya di daerah pesisir itu.
"Keikutsertaan dalam pentas di Festival Lima Gunung ini juga menjadi kesempatan kami untuk memperkuat keyakinan menggelar festival secara layak, dengan daya kerja yang baik," katanya.
Festival Lima Gunung diselenggarakan secara mandiri, tanpa sponsor, dan tidak terkait dengan penilaian lomba, oleh para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh).
Festival yang ke-14 tahun itu, berlangsung di dua lokasi, yakni kawasan Gunung Andong Dusun Mantran Wetan dan Gunung Merapi Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang selama 14-17 Agustus 2015.
Sekitar 800.1.000 orang tampil dalam festival tersebut yang antara lain berupa pentas tari, musik, pembacaan puisi, kirab budaya, sarasehan budaya, pidato kebudayaan, peluncuran buku, peresmian masjid, dan peringatan HUT Ke-70 RI.
Mereka yang pentas, selain seniman Komunitas Lima Gunung, berbagai kelompok kesenian di desa-desa sekitar lokasi festival, para seniman dan kelompoknya dari berbagai kota serta luar negeri yang berjejaring dengan komunitas tersebut.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016