Pengamat: Buat Buku Tandingan Kasus Bank Century
Sabtu, 22 Agustus 2015 5:46 WIB
Anggota DPR yang juga inisiator hak angket Bank Century Akbar Faisal membaca Buku berjudul "Sejumlah Tanya Melawan Lupa" karya Mukhamad Misbakhun saat peluncurannya di Jakarta, Rabu (19/8). Buku setebal 190 halaman tersebut berisi tentang seluk beluk
Bahkan untuk mengonter atau melawan buku yang ditulis oleh politisi Partai Golkar, M Misbakhun yang telah diluncurkan itu, harus menggunakan data yang lebih kuat, kata Asep Warlan Yusuf, di Jakarta, Jumat.
Ia menilai orang yang mengecam dan menuding penulisan buku itu di luar konteks isi buku, tidak elok dan bahkan membahayakan kegiatan ilmiah ketika menyikapi sebuah buku.
"Bahaya kalau menyikapi sebuah buku dengan cara seperti itu. Kalau memang apa yang ditulis Pak Misbakhun soal kasus Century tidak benar, mudah saja, tinggal dicounter dengan data yang lebih kuat. Kan publik juga sudah pandai sehingga nanti bisa membedakan," kata Asep.
Menurut dia, Misbakhun berani menulis buku tentu juga dengan pertaruhan kredibilitas karena posisinya sebagai anggota DPR.
"Artinya, secara logika tidak mungkin juga seorang anggota DPR gegabah menulis buku jika datanya tidak akurat dan valid. Ini pertaruhannya kredibilitas yang nulis," ujarnya.
Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya para pendukung SBY agar dalam menyikapi sebuah buku dengan cara yang ilmiah juga.
"Jika para pendukung SBY membuat buku tandingan sebagai bantahan atas buku yang ditulis Misbakhun, maka buku itu tak saja akan menjadi data pembanding bagi publik dalam melihat kasus Bank Century, tetapi juga bisa menjadi informasi penting bagi penegak hukum untuk menuntaskan kasus Century," ujarnya.
Buku karya Misbakhun dengan judul Sejumlah Tanya Melawan Lupa: Mengungkap 3 Surat SMI Kepada Presiden SBY mendapat reaksi negatif dari beberapa loyalis SBY, seperti Ruhut Sitompul, Herman dan mantan Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arif.
Ia menilai orang yang mengecam dan menuding penulisan buku itu di luar konteks isi buku, tidak elok dan bahkan membahayakan kegiatan ilmiah ketika menyikapi sebuah buku.
"Bahaya kalau menyikapi sebuah buku dengan cara seperti itu. Kalau memang apa yang ditulis Pak Misbakhun soal kasus Century tidak benar, mudah saja, tinggal dicounter dengan data yang lebih kuat. Kan publik juga sudah pandai sehingga nanti bisa membedakan," kata Asep.
Menurut dia, Misbakhun berani menulis buku tentu juga dengan pertaruhan kredibilitas karena posisinya sebagai anggota DPR.
"Artinya, secara logika tidak mungkin juga seorang anggota DPR gegabah menulis buku jika datanya tidak akurat dan valid. Ini pertaruhannya kredibilitas yang nulis," ujarnya.
Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya para pendukung SBY agar dalam menyikapi sebuah buku dengan cara yang ilmiah juga.
"Jika para pendukung SBY membuat buku tandingan sebagai bantahan atas buku yang ditulis Misbakhun, maka buku itu tak saja akan menjadi data pembanding bagi publik dalam melihat kasus Bank Century, tetapi juga bisa menjadi informasi penting bagi penegak hukum untuk menuntaskan kasus Century," ujarnya.
Buku karya Misbakhun dengan judul Sejumlah Tanya Melawan Lupa: Mengungkap 3 Surat SMI Kepada Presiden SBY mendapat reaksi negatif dari beberapa loyalis SBY, seperti Ruhut Sitompul, Herman dan mantan Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arif.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017