Bahkan untuk mengonter atau melawan buku yang ditulis oleh politisi Partai Golkar, M Misbakhun yang telah diluncurkan itu, harus menggunakan data yang lebih kuat, kata Asep Warlan Yusuf, di Jakarta, Jumat.

Ia menilai orang yang mengecam dan menuding penulisan buku itu di luar konteks isi buku, tidak elok dan bahkan membahayakan kegiatan ilmiah ketika menyikapi sebuah buku.

"Bahaya kalau menyikapi sebuah buku dengan cara seperti itu. Kalau memang apa yang ditulis Pak Misbakhun soal kasus Century tidak benar, mudah saja, tinggal dicounter dengan data yang lebih kuat. Kan publik juga sudah pandai sehingga nanti bisa membedakan," kata Asep.

Menurut dia, Misbakhun berani menulis buku tentu juga dengan pertaruhan kredibilitas karena posisinya sebagai anggota DPR.

"Artinya, secara logika tidak mungkin juga seorang anggota DPR gegabah menulis buku jika datanya tidak akurat dan valid. Ini pertaruhannya kredibilitas yang nulis," ujarnya.

Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya para pendukung SBY agar dalam menyikapi sebuah buku dengan cara yang ilmiah juga.

"Jika para pendukung SBY membuat buku tandingan sebagai bantahan atas buku yang ditulis Misbakhun, maka buku itu tak saja akan menjadi data pembanding bagi publik dalam melihat kasus Bank Century, tetapi juga bisa menjadi informasi penting bagi penegak hukum untuk menuntaskan kasus Century," ujarnya.

Buku karya Misbakhun dengan judul Sejumlah Tanya Melawan Lupa: Mengungkap 3 Surat SMI Kepada Presiden SBY mendapat reaksi negatif dari beberapa loyalis SBY, seperti Ruhut Sitompul, Herman dan mantan Staf Khusus Presiden SBY, Andi Arif.