Payung Kertas Kalibagor Bakal Meriahkan Festival di Solo
Kamis, 27 Agustus 2015 15:55 WIB
Pengrajin menyelesaikan pembuatan payung kertas
"Selama ini, payung kertas sudah menjadi salah satu ikon produk kerajinan warga Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Menurut dia, kerajinan payung kertas Kalibagor pernah mengalami kejayaan pada era 1970-an dimana produk tersebut dapat ditemui di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Oleh karena serbuan payung impor dan pabrikan yang berbahan parasut dengan kerangka besi, kata dia, produksi payung kertas Kalibagor turun drastis.
Bahkan, lanjut dia, para pengrajin yang dulu menggantungkan hidup dari payung kertas, kini banyak yang beralih profesi sehingga hanya tersisa beberapa keluarga yang masih konsisten melestarikan kerajinan peninggalan leluhur.
"Memori kejayaan payung kertas rupanya masih terekam jelas oleh Pemerintah Desa Kalibagor sehingga perangkat desa setempat ingin mengikutsertakan salah satu pengrajin payung di desanya pada Festival Payung Indonesia di Solo," katanya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas telah mengesahkan kerajinan payung kertas sebagai salah satu kerajinan asli Desa Kalibagor.
Selain itu, kata dia, pada kegiatan Banyumas Ekstravaganza 2015 dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Banyumas beberapa waktu lalu mengusung tema "Payung Kertas Kalibagor dalam Lambaian Batik Banyumasan" dengan mewajibkan peserta membawa payung kertas Kalibagor.
Menurut dia, upaya tersebut tidak sia-sia karena pascakegiatan Banyumas Ekstravagansa, pengrajin payung kertas yang semula tinggal tiga orang, kini bertambah menjadi sembilan orang karena bertambahnya pesanan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dusun IV Desa Kalibagor Sumanto mengatakan bahwa salah seorang pengrajin yang akan diikutsertakan dalam Festival Payung Indonesia adalah Tarko dengan mengusung tema "Payung Kertas Gunungsari Kalibagoran".
"Kami juga akan membawa koleksi payung di antaranya prah lukis, menuran, susun, dan payung kecil untuk tari," kata dia yang juga Koordinator Pengiriman Peserta Festival.
Selain festival, kata dia, pengrajin juga akan mengikuti "workshop" yang diselenggarakan oleh panitia.
Menurut dia, kerajinan payung kertas Kalibagor pernah mengalami kejayaan pada era 1970-an dimana produk tersebut dapat ditemui di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Oleh karena serbuan payung impor dan pabrikan yang berbahan parasut dengan kerangka besi, kata dia, produksi payung kertas Kalibagor turun drastis.
Bahkan, lanjut dia, para pengrajin yang dulu menggantungkan hidup dari payung kertas, kini banyak yang beralih profesi sehingga hanya tersisa beberapa keluarga yang masih konsisten melestarikan kerajinan peninggalan leluhur.
"Memori kejayaan payung kertas rupanya masih terekam jelas oleh Pemerintah Desa Kalibagor sehingga perangkat desa setempat ingin mengikutsertakan salah satu pengrajin payung di desanya pada Festival Payung Indonesia di Solo," katanya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas telah mengesahkan kerajinan payung kertas sebagai salah satu kerajinan asli Desa Kalibagor.
Selain itu, kata dia, pada kegiatan Banyumas Ekstravaganza 2015 dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Banyumas beberapa waktu lalu mengusung tema "Payung Kertas Kalibagor dalam Lambaian Batik Banyumasan" dengan mewajibkan peserta membawa payung kertas Kalibagor.
Menurut dia, upaya tersebut tidak sia-sia karena pascakegiatan Banyumas Ekstravagansa, pengrajin payung kertas yang semula tinggal tiga orang, kini bertambah menjadi sembilan orang karena bertambahnya pesanan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dusun IV Desa Kalibagor Sumanto mengatakan bahwa salah seorang pengrajin yang akan diikutsertakan dalam Festival Payung Indonesia adalah Tarko dengan mengusung tema "Payung Kertas Gunungsari Kalibagoran".
"Kami juga akan membawa koleksi payung di antaranya prah lukis, menuran, susun, dan payung kecil untuk tari," kata dia yang juga Koordinator Pengiriman Peserta Festival.
Selain festival, kata dia, pengrajin juga akan mengikuti "workshop" yang diselenggarakan oleh panitia.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2025