2016, Pelni-ASDP Diinstruksikan Konversi BBM
Kamis, 3 September 2015 12:34 WIB
KM Dobonsolo (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
"Saya minta mulai Januari 2016, sudah ada kapal Pelni dan ASDP yang siap menggunakan BBG," kata Rini, di sela penandatangan kerja sama antara PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Pelni dan ASDP dalam memanfaatkan gas bumi untuk transportasi laut, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Dalam kerja sama itu, PGN siap memasok BBG kepada kedua BUMN yang bergerak pada jasa transportasi laut tersebut sebagai bagian dari inisiatif memperluas pemakaian gas bumi di Indonesia.
Menurut Rini, selama ini biaya penggunaan BBM pada BUMN Transportasi laut rata-rata mencapai 58 persen dari total biaya operasional perusahaan.
"Kalau semua bisa dikonversi menjadi LPG maka bisa menurunkan biaya operasional dalam jumlah signifikan. Apalagi PGN dalam menjual disepakati lebih murah hingga 40 persen itu akan sangat membantu Pelni dan ASDP," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Rini juga menegaskan bahwa selain efisiensi, maka konversi tersebut juga menjadi bagian penting dalam membantu pemerintah mengurangi impor bahan bakar.
"Efisiensi pasti, tapi yang juga tidak kalah penting adalah terjadinya perbaikan lingkungan dengan mengurangi polusi udara," tegasnya.
Ia menambahkan, sinergi PGN, Pelni dan ASDP ini menjadi perintis dalam mengurangi impor BBM.
"Saat ini cadangan devisa nasional sedang tertekan akibat melonjaknya mata uang dolar AS dan pengaruh global," ujarnya.
Galang sinergi
Untuk itulah tambah Rini, seluruh BUMN dapat mengambil langkah yang sama menggalang sinergi dengan memanfaatkan produk-produk dalam negeri untuk mendrong menguatan cadangan devisa.
Sementara itu, Dirut PGN Hendi P Santoso mengatakan siap memasok bahan bakar gas bumi untuk operasional Pelni dan ASDP.
Berdasarkan data, saat ini Pelni menggunakan BBM untuk operasional kapal laut sekitar 33,4 juta liter per bulan, ASDP sebesar 3,5 juta liter per bulan, sedangkan kapal perintis milik Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebesar 14,4 juta liter per bulan.
"Penggunaan gas bumi bagian menjadi penting dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia. Kami terus memperluas pemanfaatan gas bumi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor BBM," ujar Hendi.
Sedangkan Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro mengatakan saat ini pihaknya memiliki sebanyak 22 unit kapal.
"Kami segera melakukan penambahan atau semacam instalasi teknologi secara bertahap hingga seluruh kapal kami dapat menggunakan BBG. Kami program konversi ini dapat direalisasikan mulai Januari 2016 untuk beberapa kapal," katanya.
Dalam kerja sama itu, PGN siap memasok BBG kepada kedua BUMN yang bergerak pada jasa transportasi laut tersebut sebagai bagian dari inisiatif memperluas pemakaian gas bumi di Indonesia.
Menurut Rini, selama ini biaya penggunaan BBM pada BUMN Transportasi laut rata-rata mencapai 58 persen dari total biaya operasional perusahaan.
"Kalau semua bisa dikonversi menjadi LPG maka bisa menurunkan biaya operasional dalam jumlah signifikan. Apalagi PGN dalam menjual disepakati lebih murah hingga 40 persen itu akan sangat membantu Pelni dan ASDP," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Rini juga menegaskan bahwa selain efisiensi, maka konversi tersebut juga menjadi bagian penting dalam membantu pemerintah mengurangi impor bahan bakar.
"Efisiensi pasti, tapi yang juga tidak kalah penting adalah terjadinya perbaikan lingkungan dengan mengurangi polusi udara," tegasnya.
Ia menambahkan, sinergi PGN, Pelni dan ASDP ini menjadi perintis dalam mengurangi impor BBM.
"Saat ini cadangan devisa nasional sedang tertekan akibat melonjaknya mata uang dolar AS dan pengaruh global," ujarnya.
Galang sinergi
Untuk itulah tambah Rini, seluruh BUMN dapat mengambil langkah yang sama menggalang sinergi dengan memanfaatkan produk-produk dalam negeri untuk mendrong menguatan cadangan devisa.
Sementara itu, Dirut PGN Hendi P Santoso mengatakan siap memasok bahan bakar gas bumi untuk operasional Pelni dan ASDP.
Berdasarkan data, saat ini Pelni menggunakan BBM untuk operasional kapal laut sekitar 33,4 juta liter per bulan, ASDP sebesar 3,5 juta liter per bulan, sedangkan kapal perintis milik Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebesar 14,4 juta liter per bulan.
"Penggunaan gas bumi bagian menjadi penting dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia. Kami terus memperluas pemanfaatan gas bumi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor BBM," ujar Hendi.
Sedangkan Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro mengatakan saat ini pihaknya memiliki sebanyak 22 unit kapal.
"Kami segera melakukan penambahan atau semacam instalasi teknologi secara bertahap hingga seluruh kapal kami dapat menggunakan BBG. Kami program konversi ini dapat direalisasikan mulai Januari 2016 untuk beberapa kapal," katanya.
Pewarta : Royke Sinaga
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sedekah Sampah Memotivasi Masyarakat lebih Mencintai Lingkungan dan Beramal
12 February 2017 14:35 WIB, 2017
Emil: Subuh Waktu Optimal Sampikan Pesan, Karena Otak Manusia belum Termanipulasi Hal Negatif
12 February 2017 14:29 WIB, 2017
Ketinggian Air Bendung Katulampa Naik Namun Masih Siaga Tiga Banjir
12 February 2017 14:06 WIB, 2017
Istiqlal Tak Mampu Tampung, Lautan Massa 112 Meluap ke Lapangan Banteng
11 February 2017 12:30 WIB, 2017
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Sedekah Sampah Memotivasi Masyarakat lebih Mencintai Lingkungan dan Beramal
12 February 2017 14:35 WIB, 2017
Emil: Subuh Waktu Optimal Sampikan Pesan, Karena Otak Manusia belum Termanipulasi Hal Negatif
12 February 2017 14:29 WIB, 2017
Ketinggian Air Bendung Katulampa Naik Namun Masih Siaga Tiga Banjir
12 February 2017 14:06 WIB, 2017
Istiqlal Tak Mampu Tampung, Lautan Massa 112 Meluap ke Lapangan Banteng
11 February 2017 12:30 WIB, 2017