Refly: Bang Buyung Pejuang Hukum yang Egaliter
Kamis, 24 September 2015 8:54 WIB
Refly Harun (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
"Bang Buyung itu pribadi yang lengkap. Egaliter, nasionalisme tinggi, terkadang kontroversial dan heroik," kata Refly Harun kepada Antara, usai melayat jenazah Adnan Buyung Nasution, di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta, Kamis dinihari.
Menurut Refly, Adnan Buyung merupakan tokoh yang selalu merangkul semua kalangan mulai dari para anak muda hingga orang tua.
"Pergaulannya luas dan lintas generasi. Tidak memandang usia. Karena itu semua memanggilnya dengan Abang Buyung," ujarnya.
Refly mengatakan perkenalannya lebih dekat dengan Adnan Buyung pada tahun 1995 ketika dirinya diangkat menjadi asisten pribadi selama dua bulan.
"Meski singkat, tapi banyak pelajaran yang saya peroleh dari Bang Buyung," ujarnya.
Refli pun menceritakan pengalaman paling berkesan baginya ketika menjadi Ketua Tim Investigasi dugaan adanya mafia hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Akil Mochtar.
"Saya sebagai orang yang masih muda mengajak Bang Buyung yang sudah senior untuk bergabung dengan tim. Di saat sejumlah pengacara senior menolak, tapi Bang Buyung bersedia masuk tim dan tidak ada masalah," ujarnya.
Menurut Refly, Bang Buyung selalu antusias terhadap semua orang. "Siapapun yang minta pembelaan, dia bela. Bang Buyung tidak pernah ragu," kata Refly.
Bahkan tambahnya, Adnan Buyung terkadang membela orang yang tidak segaris dengan aktivis hukum.
"Sering dianggap kontroversial, tapi itulah sosok Bang Buyung. Intinya sangat egaliter, mau membantu dan tidak ada jarak. Tapi itulah gayanya, semangat dan heroik," ujarnya.
Di mata Refly, Adnan Buyung juga menjadi pelopor penegakan HAM dengan mengedepankan pembelajaran demokrasi dalam bernegara.
Adnan Buyung Nasution, meninggal dunia hari Rabu (23/9) pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, karena menderita gagal ginjal.
Menurut Refly, Adnan Buyung merupakan tokoh yang selalu merangkul semua kalangan mulai dari para anak muda hingga orang tua.
"Pergaulannya luas dan lintas generasi. Tidak memandang usia. Karena itu semua memanggilnya dengan Abang Buyung," ujarnya.
Refly mengatakan perkenalannya lebih dekat dengan Adnan Buyung pada tahun 1995 ketika dirinya diangkat menjadi asisten pribadi selama dua bulan.
"Meski singkat, tapi banyak pelajaran yang saya peroleh dari Bang Buyung," ujarnya.
Refli pun menceritakan pengalaman paling berkesan baginya ketika menjadi Ketua Tim Investigasi dugaan adanya mafia hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Akil Mochtar.
"Saya sebagai orang yang masih muda mengajak Bang Buyung yang sudah senior untuk bergabung dengan tim. Di saat sejumlah pengacara senior menolak, tapi Bang Buyung bersedia masuk tim dan tidak ada masalah," ujarnya.
Menurut Refly, Bang Buyung selalu antusias terhadap semua orang. "Siapapun yang minta pembelaan, dia bela. Bang Buyung tidak pernah ragu," kata Refly.
Bahkan tambahnya, Adnan Buyung terkadang membela orang yang tidak segaris dengan aktivis hukum.
"Sering dianggap kontroversial, tapi itulah sosok Bang Buyung. Intinya sangat egaliter, mau membantu dan tidak ada jarak. Tapi itulah gayanya, semangat dan heroik," ujarnya.
Di mata Refly, Adnan Buyung juga menjadi pelopor penegakan HAM dengan mengedepankan pembelajaran demokrasi dalam bernegara.
Adnan Buyung Nasution, meninggal dunia hari Rabu (23/9) pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, karena menderita gagal ginjal.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Deklarasi program sekolah jujur dan peluncuran aplikasi Bang Angsa di Semarang
25 October 2024 14:47 WIB
Setelah mengudara 279 episode "The Big Bang Theory" tamat tahun depan
24 August 2018 10:17 WIB, 2018
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017