Peneliti Belgia Cari Jejak Biofuel di Kotoran Panda
Selasa, 29 September 2015 12:44 WIB
Yang Guang, seekor panda raksasa, memakan batang bambu di dalam kandangnya di KB Edinburgh saat jumpa media di Edinburgh, Skotlandia, Senin (12/12). (REUTERS/David Moir)
Menurut susunan genetiknya, panda langka itu karnivora yang telah beradaptasi dengan diet yang hampir semuanya berupa bambu.
Sementara beberapa peneliti sudah melihat saluran pencernaan panda, para peneliti Belgia fokus pada mikroorganisme dalam usus panda.
"Kita bisa mencari enzim baru yang bisa digunakan untuk mengurai biomassa keras," kata Korneel Rabaey, profesor biokimia dan teknologi mikroba di Ghent University, berdiri di luar kandang panda raksasa di Kebun Binatang Pairi Daiza di Belgia.
Hasil studi itu bisa menunjukkan cara baru yang lebih murah untuk memproduksi apa yang disebut biofuel generasi kedua dari tumbuhan dan biomassa yang tidak untuk konsumsi seperti batang jagung.
Penelitian itu juga bisa membantu panda.
"Kita bisa kembali ke binatang itu dan memahami mengapa dia hanya makan jenis dan bagian tertentu bambu," kata Rabaey seperti dilansir kantor berita Reuters.
Sementara beberapa peneliti sudah melihat saluran pencernaan panda, para peneliti Belgia fokus pada mikroorganisme dalam usus panda.
"Kita bisa mencari enzim baru yang bisa digunakan untuk mengurai biomassa keras," kata Korneel Rabaey, profesor biokimia dan teknologi mikroba di Ghent University, berdiri di luar kandang panda raksasa di Kebun Binatang Pairi Daiza di Belgia.
Hasil studi itu bisa menunjukkan cara baru yang lebih murah untuk memproduksi apa yang disebut biofuel generasi kedua dari tumbuhan dan biomassa yang tidak untuk konsumsi seperti batang jagung.
Penelitian itu juga bisa membantu panda.
"Kita bisa kembali ke binatang itu dan memahami mengapa dia hanya makan jenis dan bagian tertentu bambu," kata Rabaey seperti dilansir kantor berita Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024