Teater Bias Pentaskan "Balada Sumarah"
Sabtu, 3 Oktober 2015 8:33 WIB
Latihan pementasan "Balada Sumarah" oleh Teater Bias SMK YP 17 Kota Magelang. (Dokumen Teater Bias)
"Di antara 10 naskah yang disodorkan panitia, tim kami memutuskan untuk menyajikan 'Balada Sumarah', besok (4/10)," kata sutradara yang juga guru SMK Yayasan Pendidikan 17 Kota Magelang Tri Setyo "Gepeng" Nugroho di Magelang, Sabtu.
Tim Teater Bias Kota Magelang dalam pentas tersebut, terdiri atas lima orang, yakni Ar Rozaq Intan Muliawati (pemain utama), Dewi Laksmiati, Martini, An Maratri, dan Eva Setyanti (musik perkusi), dan Yuliana Wulan (tata lampu).
Sekitar sebulan terakhir, katanya, mereka melakukan persiapan untuk tampil dalam Festival Monolog se-Jateng tersebut.
Ia mengatakan naskah "Balada Sumarah" karya sastrawan yang juga pegiat Festival Kilometer Nol Borobudur Kabupaten Magelang Tentrem Lestari.
Lakon tersebut, katanya, bertumpu pada sosok Sumarah dengan latar belakang kehidupan sosial politik era Orde Baru. Sumarah yang sesungguhnya pandai di sekolah tetapi dalam kehidupan sehari-hari terpinggirkan karena ayahnya disangkutpautkan dengan peristiwa G30S/PKI.
Setelah lulus pendidikan, dia tidak diterima sebagai pegawai negeri, sedangkan kisah cintanya dengan anggota TNI juga kandas, dan selanjutnya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia. Sebagai TKI, ia berhadapan dengan putusan hukuman mati karena membunuh majikan yang memerkosanya.
"Selain bercerita tentang pesan-pesan sosial, juga menyangkut masalah keadilan sosial. Kalau naskah aslinya bisa butuh satu jam pementasan, tetapi telah dipersempit menjadi setengah jam" katanya.
Ia mengemukakan tentang pentingnya kelompok teater yang didampingi di sekolahnya tersebut, ikut dalam Festival Monolog se-Jateng itu.
"Akan menjadi pengalaman dan sarana belajar anggota kami, termasuk juga mencari warna lain dalam pementasan. Kebetulan Intan kami pandang memiliki keaktoran yang kuat, sehingga kami putuskan dia menjadi pemain utama dalam monolog," kata Gepeng yang juga mengajar di Universitas Tidar Magelang itu.
Tim Teater Bias Kota Magelang dalam pentas tersebut, terdiri atas lima orang, yakni Ar Rozaq Intan Muliawati (pemain utama), Dewi Laksmiati, Martini, An Maratri, dan Eva Setyanti (musik perkusi), dan Yuliana Wulan (tata lampu).
Sekitar sebulan terakhir, katanya, mereka melakukan persiapan untuk tampil dalam Festival Monolog se-Jateng tersebut.
Ia mengatakan naskah "Balada Sumarah" karya sastrawan yang juga pegiat Festival Kilometer Nol Borobudur Kabupaten Magelang Tentrem Lestari.
Lakon tersebut, katanya, bertumpu pada sosok Sumarah dengan latar belakang kehidupan sosial politik era Orde Baru. Sumarah yang sesungguhnya pandai di sekolah tetapi dalam kehidupan sehari-hari terpinggirkan karena ayahnya disangkutpautkan dengan peristiwa G30S/PKI.
Setelah lulus pendidikan, dia tidak diterima sebagai pegawai negeri, sedangkan kisah cintanya dengan anggota TNI juga kandas, dan selanjutnya bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia. Sebagai TKI, ia berhadapan dengan putusan hukuman mati karena membunuh majikan yang memerkosanya.
"Selain bercerita tentang pesan-pesan sosial, juga menyangkut masalah keadilan sosial. Kalau naskah aslinya bisa butuh satu jam pementasan, tetapi telah dipersempit menjadi setengah jam" katanya.
Ia mengemukakan tentang pentingnya kelompok teater yang didampingi di sekolahnya tersebut, ikut dalam Festival Monolog se-Jateng itu.
"Akan menjadi pengalaman dan sarana belajar anggota kami, termasuk juga mencari warna lain dalam pementasan. Kebetulan Intan kami pandang memiliki keaktoran yang kuat, sehingga kami putuskan dia menjadi pemain utama dalam monolog," kata Gepeng yang juga mengajar di Universitas Tidar Magelang itu.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016