BENCANA ASAP - Lahan Terbakar di Papua Capai 354.191 Hektare
Sabtu, 31 Oktober 2015 15:27 WIB
"Luas hutan dan lahan terbakar di Papua diperkirakan 354.191 hektare, ini adalah hasil analisis data penginderaan jauh," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan penginderaan jauh tersebut dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 1 Juli hingga 20 Oktober 2015.
Dia menjelaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Papua banyak terjadi di Kabupaten Merauke dan Mappi.
Sebagian besar wilayah di kedua kabupaten tersebut adalah merupakan lahan gambut sehingga sulit dipadamkan.
"Terlebih lagi, jenis lahan gambut di Papua sangat berbeda dengan gambut yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan," katanya.
Jenis gambut di Papua, tambah dia, umumnya lebih dangkal. "Karena itu, pembangunan kanal-kanal untuk pembukaan perkebunan dan pertanian di sana harus dilakukan secara hati-hati," katanya.
Menurut dia, jika tidak dilakukan secara hati-hati maka dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah baru.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Himawari diketahui bahwa sebaran asap di Indonesia semakin menipis.
Citra satelit tersebut, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Laporan mengenai perkembangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, tambah dia, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
"BNPB sudah melaporkan setiap perkembangan terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap kepada presiden," katanya.
Dia menjelaskan penginderaan jauh tersebut dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 1 Juli hingga 20 Oktober 2015.
Dia menjelaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Papua banyak terjadi di Kabupaten Merauke dan Mappi.
Sebagian besar wilayah di kedua kabupaten tersebut adalah merupakan lahan gambut sehingga sulit dipadamkan.
"Terlebih lagi, jenis lahan gambut di Papua sangat berbeda dengan gambut yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan," katanya.
Jenis gambut di Papua, tambah dia, umumnya lebih dangkal. "Karena itu, pembangunan kanal-kanal untuk pembukaan perkebunan dan pertanian di sana harus dilakukan secara hati-hati," katanya.
Menurut dia, jika tidak dilakukan secara hati-hati maka dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah baru.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Himawari diketahui bahwa sebaran asap di Indonesia semakin menipis.
Citra satelit tersebut, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Laporan mengenai perkembangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, tambah dia, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
"BNPB sudah melaporkan setiap perkembangan terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap kepada presiden," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Limbah kayu pabrik di Temanggung terbakar, Dusun Lotermas terbungkus asap pekat
02 September 2024 15:55 WIB
Siswa SD Karanganyar dipulangkan akibat terkena asap TPA Putri Cempo
18 September 2023 14:37 WIB, 2023
Mahasiswa Unsoed bikin inovasi cerobong asap pereduksi karbondioksida
01 September 2022 15:27 WIB, 2022
PDPI nyatakan asap rokok jadi faktor utama terjadinya penyakit paru
24 September 2021 13:04 WIB, 2021
KKP siap bantu gudang berpendingin untuk sentra produksi ikan asap Demak (VIDEO)
08 July 2020 14:50 WIB, 2020
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017