Samad Berpesan KPK tidak Boleh Takut dan Kendor dalam Memberantas Korupsi
Sabtu, 21 November 2015 9:08 WIB
Ketua nonaktif KPK Abraham Samad saat meninggalkan Gedung Ombudsman, Jakarta, Selasa (11/8/15). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Abraham dilantik sebagai ketua KPK pada 16 Desember 2011 dengan masa jabatan empat tahun hingga 16 Desember 2015.
Namun pada 20 Februari 2015 dia dinonaktifkan berdasarkan Keputusan Presiden karena menjadi tersangka dalam perkara pemalsuan dokumen yang ditangani Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
"Untuk mengakhiri masa penugasan di KPK pastinya ada sesuatu yang bagi kami sangat berarti. Tapi lebih dari itu, ekspektasi masyarakat agar pemberantasan korupsi tak mati suri, maka diharapkan pimpinan KPK yang terpilih nanti tetap melanjutkan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu," katanya.
Dalam acara kumpul wartawan yang juga dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan Wakil Ketua KPK Zulkarnain itu dia juga berpesan kepada pemimpin KPK selanjutnya.
"Apapun yang terjadi yang menimpa KPK jilid III tidak boleh membuat kita jadi takut atau kendor dalam pemberantasan korupsi. Apa yang terjadi pada kami pimpinan jilid III itu harus jadi motivasi dan kekuatan pimpinan yang baru untuk memberantas korupsi tanpa pandamg bulu," katanya.
"Apa yang selama ini dikerjakan KPK harus dijalankan sebagaimana mestinya, kita tetap berjalan di rel yang sebenarnya. Yang terpenting pemberantasan korupsi tidak boleh kalah, tidak boleh tunduk pada intervensi manapun juga," tambah dia.
Abraham pun menyampaikan permintaan maaf atas gonjang-ganjing yang sempat terjadi di KPK.
"Atas nama pimpinan periode tiga yang lalu, saya minta maaf atas kesalahan karena sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan apapun yang terjadi KPK tidak boleh dilumpuhkan dan dilemahkan," katanya.
"Pemberantasan korupsi tidak pernah berhenti karena AS dan BW disingkirkan, karena masih ada yang menggantikan," kata dia mengutip inisial namanya dan nama wakil ketua KPK non-aktif Bambang Widjodjanto.
Ruki pun mengucapkan selamat berpisah kepada Abraham. "Selamat mengakhiri tugas Pak Abraham," kata Ruki.
Namun pada 20 Februari 2015 dia dinonaktifkan berdasarkan Keputusan Presiden karena menjadi tersangka dalam perkara pemalsuan dokumen yang ditangani Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
"Untuk mengakhiri masa penugasan di KPK pastinya ada sesuatu yang bagi kami sangat berarti. Tapi lebih dari itu, ekspektasi masyarakat agar pemberantasan korupsi tak mati suri, maka diharapkan pimpinan KPK yang terpilih nanti tetap melanjutkan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu," katanya.
Dalam acara kumpul wartawan yang juga dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan Wakil Ketua KPK Zulkarnain itu dia juga berpesan kepada pemimpin KPK selanjutnya.
"Apapun yang terjadi yang menimpa KPK jilid III tidak boleh membuat kita jadi takut atau kendor dalam pemberantasan korupsi. Apa yang terjadi pada kami pimpinan jilid III itu harus jadi motivasi dan kekuatan pimpinan yang baru untuk memberantas korupsi tanpa pandamg bulu," katanya.
"Apa yang selama ini dikerjakan KPK harus dijalankan sebagaimana mestinya, kita tetap berjalan di rel yang sebenarnya. Yang terpenting pemberantasan korupsi tidak boleh kalah, tidak boleh tunduk pada intervensi manapun juga," tambah dia.
Abraham pun menyampaikan permintaan maaf atas gonjang-ganjing yang sempat terjadi di KPK.
"Atas nama pimpinan periode tiga yang lalu, saya minta maaf atas kesalahan karena sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan apapun yang terjadi KPK tidak boleh dilumpuhkan dan dilemahkan," katanya.
"Pemberantasan korupsi tidak pernah berhenti karena AS dan BW disingkirkan, karena masih ada yang menggantikan," kata dia mengutip inisial namanya dan nama wakil ketua KPK non-aktif Bambang Widjodjanto.
Ruki pun mengucapkan selamat berpisah kepada Abraham. "Selamat mengakhiri tugas Pak Abraham," kata Ruki.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Presiden Berpesan agar Bantuan Nontunai tak Dikasihkan Suami untuk Beli Rokok
23 February 2017 15:21 WIB, 2017
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017