Sutan Rambing yang lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 67 tahun yang lalu (lahir 8 Agustus 1949) meninggalkan seorang istri Ny Meyrines dan empat orang anak serta 13 orang cucu. Sebenarnya putra Sutan Rambing ada lima tetapi anak pertamanya Temuzin Rambing sudah meninggal dunia sebelumnya.

Jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sompok Semarang pukul 13.30. Hadir melayat Sutan Rambing adalah tokoh-tokoh tinju di Jawa Tengah termasuk Ketua Umum Pengprov Pertina Jateng Simon Legiman kemudian juga Chris John juga dikabarkan datang melayat Sutan Rambing.

Ny. Meyrines mengatakan, suaminya meninggal dunia karena sakit komplikasi (lever, ginjal, stroke) yang diderita beberapa waktu. "Satu bulan terakhir ini suaminya dirawat di rumah sakit karena sakit yang dideritanya," katanya.

Sebenarnya, lanjut dia, satu setengah bulan sebelum sakit stroke tersebut suaminya sempat mendapat tawaran untuk menjadi pelatih tinju di Jepang tetapi oleh anak-anaknya tidak diizinkan karena usianya sudah tua," katanya.

Menurut dia, jika menjadi pelatih di Jepang (sebagai asisten), suaminya diizinkan untuk pulang ke Indonesia setiap tiga bulan sekali. "Tetapi anak-anaknya tidak mengizinkan karena usianya sudah tua," katanya menegaskan.

Ketika ditanya apa yang selalu ditanamkan suaminya kepada anak-anaknya, dia mengatakan, ada tiga kata yang selalu ditekankan kepada anak-anaknya yaitu jujur, welas asih, dan tegas. "Itu yang selalu ditekankan Sutan Rambing kepada anaknya termasuk anak didiknya di dunia tinju," katanya.

Semasa menjadi pelatih Sutan Rambing telah melahirkan petinju baik juara dunia (Chris John) kemudian juara ASIA/PABA yaitu Sni Rambing (kelas welter), Roy Muklis (kelas bulu PABA), serta juara dunia kelas bulu WBA Chris John serta sederet petinju yang menjadi juara nasional seperti Arthur Rambing, Ferdinan, dan lain sebagainya.

Kariernya sebagai pelatih tinju dimulai pada 1976 yaitu melatih Sasana garuda Jaya di Jakarta kemudian ke Semarang melatih Sasana Adam juga selama setahun, menangani Sasana Orang Tua Semarang sampai 1989 kemudian menangani Sasana Tugu Muda (1997/1998) yang akhirnya berganti nama menjadi Sasana Tugu Muda Bank Buana yang akhirnya menelorkan Chris John.

Setelah sempat mempertahankan gelar sampai tiga kali akhirnya Chris John ditangani pelatih sekaligus manajernya Craig Christian dari Australia.