Abraham Samad: Doakan Pimpinan KPK Baru
Sabtu, 19 Desember 2015 17:37 WIB
Abraham Samad. (ANTARA)
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang sempat dinonaktifkan lantaran dikaitkan dengan kasus pemalsuan dokumen, itu juga berharap bahwa masyarakat Indonesia memberikan kepercayaan kepada pimpinan KPK yang baru.
Dirinya berharap, agar pimpinan lembaga anti-rasuah ini memiliki nyali dan keberanian mengungkap sekaligus menangkap para koruptor yang memakan uang negara untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
"Kalau kejujuran saja tanpa ada nyali yang kuat, mustahil bisa memberantas korupsi di Indonesia. Itu modal besar yang harus dimiliki pimpinan, selain itu integritas dan idealisme menjadi hal utama," katanya mantan Direktur Anti-Corupption Committee Sulawesi itu.
Abraham Samad bersama Bambang Widjojanto, yang pernah dinonaktifkan sebagai Wakil Ketua KPK dikaitkan dengan kasus pidana, diundang lembaga Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia dalam kegiatan "Kemah Akbar Aktivis Anti-Korupsi" pada 18 hingga 20 Desember 2015 di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Kopel Indonesia, Syamsuddin Alimsyah, mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk mengawal dan meningkatkan gerakan anti-korupsi di Indonesia, kendati mantan pimpinan KPK yang dihadirkan pernah mengalami kriminalisasi.
"Meskipun mereka tidak lagi menjabat, tapi kami tetap konsisten bersama-sama mengawal perjuangan memberantas perilaku korupsi di Indonesia. Ini tidak boleh surut, meski ada pimpinan KPK yang baru, tapi belum teruji integritasnya," ujarnya.
Abraham dan Bambang saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin disambut dengan prosesi adat Anggaru, yakni upacara penyambutan adat Bugis Makasar bagi pahlawan ketika pulang dari medan perang memberantas kezaliman dan kemungkaran.
Keduanya terlihat pula disambut sejumlah anak-anak taman kanak-kanak (TK) Rausan Fikra binaan Kopel Sulsel yang ikut memegang poster anti-korupsi.
Dirinya berharap, agar pimpinan lembaga anti-rasuah ini memiliki nyali dan keberanian mengungkap sekaligus menangkap para koruptor yang memakan uang negara untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
"Kalau kejujuran saja tanpa ada nyali yang kuat, mustahil bisa memberantas korupsi di Indonesia. Itu modal besar yang harus dimiliki pimpinan, selain itu integritas dan idealisme menjadi hal utama," katanya mantan Direktur Anti-Corupption Committee Sulawesi itu.
Abraham Samad bersama Bambang Widjojanto, yang pernah dinonaktifkan sebagai Wakil Ketua KPK dikaitkan dengan kasus pidana, diundang lembaga Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia dalam kegiatan "Kemah Akbar Aktivis Anti-Korupsi" pada 18 hingga 20 Desember 2015 di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Kopel Indonesia, Syamsuddin Alimsyah, mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk mengawal dan meningkatkan gerakan anti-korupsi di Indonesia, kendati mantan pimpinan KPK yang dihadirkan pernah mengalami kriminalisasi.
"Meskipun mereka tidak lagi menjabat, tapi kami tetap konsisten bersama-sama mengawal perjuangan memberantas perilaku korupsi di Indonesia. Ini tidak boleh surut, meski ada pimpinan KPK yang baru, tapi belum teruji integritasnya," ujarnya.
Abraham dan Bambang saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin disambut dengan prosesi adat Anggaru, yakni upacara penyambutan adat Bugis Makasar bagi pahlawan ketika pulang dari medan perang memberantas kezaliman dan kemungkaran.
Keduanya terlihat pula disambut sejumlah anak-anak taman kanak-kanak (TK) Rausan Fikra binaan Kopel Sulsel yang ikut memegang poster anti-korupsi.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Abraham Samad: Jika revisi UU KPK disetujui, koruptor harus dikeluarkan
12 September 2019 17:21 WIB, 2019
"TGPF Penting, karena Kasus Novel Terkatung-Katung," kata Abraham Samad
31 October 2017 11:58 WIB, 2017
Presiden Ingin Peroleh Laporan Lengkap dari Jaksa Agung Kasus Novel, Samad dan Bambang
03 February 2016 16:18 WIB, 2016
Samad Berpesan KPK tidak Boleh Takut dan Kendor dalam Memberantas Korupsi
21 November 2015 9:08 WIB, 2015
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017