Dalam acara pemberangkatan jenazah tersebut, dihadiri jajaran petinggi Akademi Angkatan Udara (AAU), warga Umbulharjo serta rombongan keluarga Mayor Pnb Ivy dari Tuban, Jawa Tomur.

"Apabila semasa hidup Almarhum memiliki kesalahan agar dibukakan pintu maaf selebar-lebarnya," kata Wakil Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsekal Pertama TNI Wahyu A. Djaja.

Ia juga berharap pengabdian Mayor Pnb Ivy kepada negara semasa hidupnya layak mendapatkan penghormatan setinggi-tingginya.

"Semoga darmabakti yang dilakukan menjadi contoh dalam mengemban tugas," kata dia.

Mayor Ivy meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yakni Aqsha (9) dan Rasya (7). Ia merupakan lulusan AAU tahun 2000 dan menjadi instruktur penerbang Skuad 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang.

Pemberangkatan Jenazah Mayor Pnb Ivy yang dilakukan secara militer itu mendapat perhatian dari warga sekitar. Selama prosesi upacara pemberangkatan menuju Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta seluruh akses lalu lintas menuju kawasan rumah duka yang berada di pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan ditutup.

Mayor Pnb Ivy Safatillah meninggal ketika dirawat di RSSA Malang. Pilot pesawat itu sebelumnya ditemukan di sekitar persawahan di wilayah Karanglo, Kabupaten Malang.

Pesawat Super Tucano yang jatuh di kawasan permukiman warga terbang dalam kaitan dengan tes flight setelah pemeliharaan rutin.

Tes Flight pada berbagai variasi ketinggian itu awalnya baik- baik saja. Masalah baru muncul setelah mencapai ketinggian di bawah 15.000 kaki.