Peneliti: Sampah Plastik di Perairan Cilacap Mengkhawatirkan
Rabu, 2 Maret 2016 15:57 WIB
Ilustrasi sampah plastik di perainan
"Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan pada bulan September di wilayah laut (perairan selatan Cilacap, red.) seluas 20x4 kilometer ditemukan sampah plastik yang telah terurai seberat 15 kilogram. Itu belum termasuk sampah plastik lainnya yang belum terurai," katanya kepada wartawan di Purwokerto, Rabu.
Selain dimakan oleh plankton, kata dia, sampah plastik yang kebanyakan terbawa arus sungai yang bermuara di perairan selatan Cilacap tersebut juga dimakan ikan, penyu, dan binatang laut lainnya.
Terkait hal itu, dia mengharapkan pemerintah segera menyosialisasikan tentang bahaya sampah plastik tersebut.
Dalam hal ini, dia mencontohkan sampah plastik yang menutupi Teluk Jakarta mengakibatkan kadar oksigen terlarut di perairan itu mencapai nol persen.
Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Tiongkok yang menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia.
Menurut dia, dari 5,4 juta ton sampah plastik yang dihasilkan selama satu tahun, 1,5 juta metrik ton di antaranya mencemari perairan nusantara.
"Sumbangan terbesar sampah plastik di Indonesia berasal dari kota-kota besar. Selain itu, hampir sebagian besar rakyat Indonesia tinggal sekitar 50 kilometer dari pantai," katanya.
Agung menilai upaya pemerintah membatasi penggunaan plastik untuk membungkus barang belanjaan di toko-toko modern merupakan langkah yang tepat.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga perlu menerapkan pemanfaatan fasilitas air minum langsung dari keran seperti di Prancis sehingga penggunaan plastik untuk air minum kemasan dapat dikurangi.
"Di Prancis sudah jarang produk air dalam kemasan plastik. Semua sudah menggunakan air minum langsung dari keran," katanya.
Selain dimakan oleh plankton, kata dia, sampah plastik yang kebanyakan terbawa arus sungai yang bermuara di perairan selatan Cilacap tersebut juga dimakan ikan, penyu, dan binatang laut lainnya.
Terkait hal itu, dia mengharapkan pemerintah segera menyosialisasikan tentang bahaya sampah plastik tersebut.
Dalam hal ini, dia mencontohkan sampah plastik yang menutupi Teluk Jakarta mengakibatkan kadar oksigen terlarut di perairan itu mencapai nol persen.
Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Tiongkok yang menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia.
Menurut dia, dari 5,4 juta ton sampah plastik yang dihasilkan selama satu tahun, 1,5 juta metrik ton di antaranya mencemari perairan nusantara.
"Sumbangan terbesar sampah plastik di Indonesia berasal dari kota-kota besar. Selain itu, hampir sebagian besar rakyat Indonesia tinggal sekitar 50 kilometer dari pantai," katanya.
Agung menilai upaya pemerintah membatasi penggunaan plastik untuk membungkus barang belanjaan di toko-toko modern merupakan langkah yang tepat.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga perlu menerapkan pemanfaatan fasilitas air minum langsung dari keran seperti di Prancis sehingga penggunaan plastik untuk air minum kemasan dapat dikurangi.
"Di Prancis sudah jarang produk air dalam kemasan plastik. Semua sudah menggunakan air minum langsung dari keran," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Eco Store Alfamart : Mengubah sampah menjadi paving block ramah lingkungan
01 December 2025 16:57 WIB
Pemkab Kudus anggarkan Rp4,2 miliar untuk bangun fasilitas pengolahan sampah RDF
27 November 2025 16:54 WIB
Inovasi daur ulang sampah plastik BRI dapat dukungan Menteri UMKM dan Raffi Ahmad
18 November 2025 17:32 WIB
Pemkab Jepara bagikan kendaraan pengangkut sampah perkuat desa mandiri sampah
18 November 2025 16:21 WIB
Terpopuler - Unik
Lihat Juga
Gubernur Jateng: Kenaikan harga komoditas di pasar menjelang Natal masih wajar
08 December 2025 21:19 WIB
Kwarcab Banyumas catatkan rekor MURI melalui pelantikan Pramuka Garuda Cinta Bangga Paham Rupiah
24 November 2025 13:30 WIB
Kirab Merah Putih 1.945 meter warnai peringatan Hari Pahlawan di Semarang
10 November 2025 16:55 WIB