Bayi dengan Kelainan Jantung Perlu Bantuan
Jumat, 11 Maret 2016 19:57 WIB
ilustrasi
"Saat hamil tidak ada tanda-tanda atau keluhan apa pun. Namun, saya merasanya waktu di-USG (ultrasonografi), posisi bayi seperti bola melingkar," kata Agustin, ditemui di Semarang, Jumat.
Warga Jalan Aribuana Nomor 35, Kelurahan Krobokan, Semarang Barat itu mengatakan ketika itu dokter menjelaskan posisi bayi itu untuk melindungi jantungnya, tetapi tidak tahu jantungnya di luar.
Agustin terpaksa harus keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan di Sri Ratu Swalayan Semarang untuk menjaga kondisi bayinya agar tidak tertular penyakit-penyakit lain yang membahayakan.
Ia mengatakan kondisi Michael sejauh ini sehat, namun sekarang masih pilek dan jika kecapekan akan terlihat "ngos-ngosan" sehingga membutuhkan perhatian ekstra untuk menjaga buah hatinya.
"Memang butuh waktu lebih untuk menjaga Michael. Sebab, dengan kondisi Michael seperti ini memang rawan tertular dari lingkungan sekitar, terutama saat ada orang lain yang datang," katanya.
Dengan kondisi yang dialami Michael, Agustin mengaku pasrah, seraya berharap ada pihak-pihak yang memberikan bantuan atas pengobatan anak keduanya itu, terutama dari Pemerintah Kota Semarang.
Selama ini, ia mengatakan perawatan Michael memang masih ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tetapi butuh perawatan khusus untuk menjaga kondisi jantung tetap steril.
"Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang yang menangani menyarankan Michael dirawat di rumah sampai berumur enam bulan. Setelah itu, dokter berencana melakukan operasi," katanya.
Ada yang menyarankan Agustin untuk merujuk anaknya ke RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, karena peralatannya lebih lengkap dan dokter berpengalaman menangani kelainan jantung.
Ibu dua anak itu berharap anaknya bisa dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, namun kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk membiayai sendiri jika Michael benar-benar dirujuk.
"Selain saya sudah tidak kerja, suami saya hanya honorer di Dinas Kebakaran. Jelas tidak mampu membiayai semuanya kalau Michael benar-benar akan dirujuk ke sana (RS Jantung Harapan Kita, red.)," katanya.
Warga Jalan Aribuana Nomor 35, Kelurahan Krobokan, Semarang Barat itu mengatakan ketika itu dokter menjelaskan posisi bayi itu untuk melindungi jantungnya, tetapi tidak tahu jantungnya di luar.
Agustin terpaksa harus keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan di Sri Ratu Swalayan Semarang untuk menjaga kondisi bayinya agar tidak tertular penyakit-penyakit lain yang membahayakan.
Ia mengatakan kondisi Michael sejauh ini sehat, namun sekarang masih pilek dan jika kecapekan akan terlihat "ngos-ngosan" sehingga membutuhkan perhatian ekstra untuk menjaga buah hatinya.
"Memang butuh waktu lebih untuk menjaga Michael. Sebab, dengan kondisi Michael seperti ini memang rawan tertular dari lingkungan sekitar, terutama saat ada orang lain yang datang," katanya.
Dengan kondisi yang dialami Michael, Agustin mengaku pasrah, seraya berharap ada pihak-pihak yang memberikan bantuan atas pengobatan anak keduanya itu, terutama dari Pemerintah Kota Semarang.
Selama ini, ia mengatakan perawatan Michael memang masih ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tetapi butuh perawatan khusus untuk menjaga kondisi jantung tetap steril.
"Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang yang menangani menyarankan Michael dirawat di rumah sampai berumur enam bulan. Setelah itu, dokter berencana melakukan operasi," katanya.
Ada yang menyarankan Agustin untuk merujuk anaknya ke RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, karena peralatannya lebih lengkap dan dokter berpengalaman menangani kelainan jantung.
Ibu dua anak itu berharap anaknya bisa dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, namun kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk membiayai sendiri jika Michael benar-benar dirujuk.
"Selain saya sudah tidak kerja, suami saya hanya honorer di Dinas Kebakaran. Jelas tidak mampu membiayai semuanya kalau Michael benar-benar akan dirujuk ke sana (RS Jantung Harapan Kita, red.)," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024