PGI Ajak Umat Kristiani untuk Berdamai pada Perayaan Paskah
Minggu, 27 Maret 2016 7:43 WIB
Logo Sidang Raya Persekutuan Gereja-gereja Indonesia 2014, di Gunung Sitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara, 11-17 November 2014 (PGI)
"PGI mengajar warga untuk merendahkan diri di hadapan Allah dan membuka diri untuk menerima karya pendamaian Allah. Hal ini dapat diwujudkan dengan memperbaiki relasi-relasi yang telah rusak, baik relasi dengan sesama maupun dengan lingkungan," kata Sekretaris Jenderal PGI Gomar Gultom dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut Gomar, Tema Paskah PGI 2016 "Kristus Bangkit: Berilah Dirimu Diperdamaikan" sangat relevan dengan pergumulan gereja-gereja di Indonesia yang sedang mengalami keprihatinan.
"Salah satu keprihatinan utama adalah konflik yang semakin merebak di tengah masyarakat. Cukup banyak orang yang berjuang keras mengusahakan kepentingan dan kenyamanan pribadi atau kelompoknya, dengan mengabaikan kepentingan orang lain dan acap mengeksploitasi alam tanpa batas," ujar Gomar.
Realitas tersebut berpotensi merusak damai sejahtera dalam masyarakat.
"Pasang-surut relasi kehidupan beragama di Indonesia, juga menunjukkan bahwa ada kecenderungan dan keengganan untuk mendengarkan dan memahami berbagai kelompok yang hidup dalam masyarakat," kata Gomar pula.
Apalagi gaya hidup yang semakin konsumtif tidak jarang menjauhkan manusia yang satu dari yang lain dan menyakiti bumi, misalnya dalam bentuk membuang sampah sembarangan dan mengeksploitasi hutan, tanah, dan air tanpa batas.
"Melalui Paskah, pemulihan relasi dengan Allah yang rusak oleh dosa manusia menjadi pengharapan dan kekuatan baru bagi kita untuk memulihkan relasi kita dengan sesama dan dengan alam semesta. Dengan demikian, damai sejahtera dapat dirasakan oleh seluruh ciptaan," ujar Gomar lagi.
Gereja yang merupakan kumpulan umat Allah pun diminta menjadi persekutuan yang saling mendengar, saling mengampuni dan saling menyembuhkan agar mampu memenuhi panggilannya secara optimal sebagai pelayan pendamaian di tengah masyarakat.
"Gereja harus berperan aktif sebagai pelayan pendamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mendukung upaya-upaya penegakan kebenaran, hukum dan keadilan serta mendorong diwujudkan Revolusi Mental di kalangan seluruh warga bangsa," ujar Gomar.
Terakhir Gereja diharapkan mengembangkan sikap hidup saling menghargai di tengah konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, sehingga dialog yang jujur dan terbuka dapat mendukung tercapai kerukunan antarkelompok yang berbeda.
Menurut Gomar, Tema Paskah PGI 2016 "Kristus Bangkit: Berilah Dirimu Diperdamaikan" sangat relevan dengan pergumulan gereja-gereja di Indonesia yang sedang mengalami keprihatinan.
"Salah satu keprihatinan utama adalah konflik yang semakin merebak di tengah masyarakat. Cukup banyak orang yang berjuang keras mengusahakan kepentingan dan kenyamanan pribadi atau kelompoknya, dengan mengabaikan kepentingan orang lain dan acap mengeksploitasi alam tanpa batas," ujar Gomar.
Realitas tersebut berpotensi merusak damai sejahtera dalam masyarakat.
"Pasang-surut relasi kehidupan beragama di Indonesia, juga menunjukkan bahwa ada kecenderungan dan keengganan untuk mendengarkan dan memahami berbagai kelompok yang hidup dalam masyarakat," kata Gomar pula.
Apalagi gaya hidup yang semakin konsumtif tidak jarang menjauhkan manusia yang satu dari yang lain dan menyakiti bumi, misalnya dalam bentuk membuang sampah sembarangan dan mengeksploitasi hutan, tanah, dan air tanpa batas.
"Melalui Paskah, pemulihan relasi dengan Allah yang rusak oleh dosa manusia menjadi pengharapan dan kekuatan baru bagi kita untuk memulihkan relasi kita dengan sesama dan dengan alam semesta. Dengan demikian, damai sejahtera dapat dirasakan oleh seluruh ciptaan," ujar Gomar lagi.
Gereja yang merupakan kumpulan umat Allah pun diminta menjadi persekutuan yang saling mendengar, saling mengampuni dan saling menyembuhkan agar mampu memenuhi panggilannya secara optimal sebagai pelayan pendamaian di tengah masyarakat.
"Gereja harus berperan aktif sebagai pelayan pendamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mendukung upaya-upaya penegakan kebenaran, hukum dan keadilan serta mendorong diwujudkan Revolusi Mental di kalangan seluruh warga bangsa," ujar Gomar.
Terakhir Gereja diharapkan mengembangkan sikap hidup saling menghargai di tengah konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, sehingga dialog yang jujur dan terbuka dapat mendukung tercapai kerukunan antarkelompok yang berbeda.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017