WHO dalam satu pernyataan menyebutkan bahwa seorang perempuan berusia 30 tahun meninggal dunia akibat Ebola pada Kamis sore sewaktu dibawa ke satu rumah sakit di ibu kota Liberia, Monrovia.

Kementerian Kesehatan Liberia, WHO dan lembaga mitra dengan cepat mengirim satu tim ke komunitas di luar Monrovia tempat perempuan itu tinggal dan klinik tempat korban dirawat untuk memulai penyelidikan dan pengidentifikasian individu yang mungkin melakukan kontak dengan perempuan tersebut.

Otoritas kesehatan Liberia mengadakan pertemuan darurat pada Jumat pagi dengan mitra-mitra utamanya untuk mengoordinasikan dan merencanakan reaksi cepat.

Menurut WHO kasus paling akhir itu menandai penyebaran ketiga penyakit virus Ebola di Liberia sejak wabah diumumkan pada 9 Mei 2015.

Penyebaran terakhir virus Ebola di negeri tersebut mulai terjadi November 2015 dan berakhir 14 Januari 2016.

Seperti dilansir kantor berita Xinhua, negara tetangganya Guinea juga menanggapi gelombang baru kasus Ebola di Prefektur Nzerekore di bagian selatan negeri tersebut menurut WHO.

Awal pekan ini, WHO mengumumkan wabah Ebola di Afrika Barat tidak lagi menjadi Kondisi Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional.

WHO menyatakan Guinea, Liberia dan Sierra Leone kini memiliki kapasitas deteksi dan reaksi untuk secara efektif menangani penyebaran Ebola, menunjuk pada respons cepat dan pengendalian segera penyebaran virus baru-baru ini.

Namun badan kesehatan dunia tersebut menegaskan kembali bahwa penyebaran baru penyakit itu diperkirakan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, terutama karena virus tersebut masih bertahan di tubuh beberapa penyintas, dan bahwa ketiga negara itu harus tetap siaga dan siap tanggap.