Produk Enkripsi Indonesia Unggul dalam Kustomisasi
Senin, 11 April 2016 11:02 WIB
Inset: President Director PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) Agung Setia Bakti. Stan PT ICK saat pameran teknologi terbesar dunia CeBIT 2015 di Hanover, Jerman. (Dok.)
Di sela perekrutan pemrogram (programmer) di PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) Jakarta di Semarang, Senin, Agung menjelaskan bahwa alat atau aplikasi produk Indonesia dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan klien.
Menurut dia, perusahaan sejenis dari luar negeri biasanya enggan memasarkan produk yang kustomisasi (customizable) karena mereka beranggapan kurang menguntungkan.
"Kalaupun ada, pasti dikenai biaya yang besar," kata Agung yang juga Direktur Utama PT ICK.
Perusahaan yang dia pimpin itu menawarkan konsep kustomisasi hingga level algoritme enkripsi dalam alat antisadap yang diproduksinya.
Jika calon klien memiliki algoritme enkripsi sendiri, menurut dia, mereka bisa menanamkannya di dalam produk ICK.
"Perusahaan Eropa dan Amerika sulit melakukan hal itu karena sangat kaku dengan patron (pola) yang ada," katanya.
Keunggulan dalam kustomisasi tersebut, lanjut Agung, membuat produknya menjadi pilihan calon klien dan mitra. Mereka jadi punya pilihan dalam mengoptimalkan teknologi antisadap tersebut dalam sistem yang sudah berjalan.
"Kenapa kustomisasi diperlukan? Kustomisasi untuk memberikan pengamanan lebih selain untuk menyesuaikan kebutuhan klien," katanya.
Jika menggunakan algoritme enkripsi standar, menurut Agung, bisa jadi lembaga-lembaga intelijen, seperti NSA (National Security Agency) Amerika Serikat, sudah punya "fallback key"-nya atau semacam "master key" yang bisa membuka berbagai macam algoritme standar yang beredar di pasaran.
Agung menerangkan bahwa PT ICK adalah salah satu perusahaan keamanan informasi yang berhasil melakukan inovasi di bidang teknologi antisadap. Bahkan, inovasinya tersebut dia klaim mempunyai daya kompetitif lebih daripada produk serupa dari negara lain.
"Konsep kustomisasi membuat produk ICK menarik karena lebih adaptif," kata alumnus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Selain kustomisasi produk buatannya, ICK juga mengembangkan modul-modul "authenticated encryption" untuk ditanam di berbagai sistem klien agar aman dari bahaya manipulasi data dan penyadapan.
Menurut dia, perusahaan sejenis dari luar negeri biasanya enggan memasarkan produk yang kustomisasi (customizable) karena mereka beranggapan kurang menguntungkan.
"Kalaupun ada, pasti dikenai biaya yang besar," kata Agung yang juga Direktur Utama PT ICK.
Perusahaan yang dia pimpin itu menawarkan konsep kustomisasi hingga level algoritme enkripsi dalam alat antisadap yang diproduksinya.
Jika calon klien memiliki algoritme enkripsi sendiri, menurut dia, mereka bisa menanamkannya di dalam produk ICK.
"Perusahaan Eropa dan Amerika sulit melakukan hal itu karena sangat kaku dengan patron (pola) yang ada," katanya.
Keunggulan dalam kustomisasi tersebut, lanjut Agung, membuat produknya menjadi pilihan calon klien dan mitra. Mereka jadi punya pilihan dalam mengoptimalkan teknologi antisadap tersebut dalam sistem yang sudah berjalan.
"Kenapa kustomisasi diperlukan? Kustomisasi untuk memberikan pengamanan lebih selain untuk menyesuaikan kebutuhan klien," katanya.
Jika menggunakan algoritme enkripsi standar, menurut Agung, bisa jadi lembaga-lembaga intelijen, seperti NSA (National Security Agency) Amerika Serikat, sudah punya "fallback key"-nya atau semacam "master key" yang bisa membuka berbagai macam algoritme standar yang beredar di pasaran.
Agung menerangkan bahwa PT ICK adalah salah satu perusahaan keamanan informasi yang berhasil melakukan inovasi di bidang teknologi antisadap. Bahkan, inovasinya tersebut dia klaim mempunyai daya kompetitif lebih daripada produk serupa dari negara lain.
"Konsep kustomisasi membuat produk ICK menarik karena lebih adaptif," kata alumnus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Selain kustomisasi produk buatannya, ICK juga mengembangkan modul-modul "authenticated encryption" untuk ditanam di berbagai sistem klien agar aman dari bahaya manipulasi data dan penyadapan.
Pewarta : Kliwon
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024