Pejabat AS Sebut Zika "Lebih Menakutkan" dari Perkiraan
Selasa, 12 April 2016 7:43 WIB
Representasi permukaan virus Zika. (Purdue University/Tim Riset Richard Kuhn-Michael Rossmann)
"Semua yang kita lihat pada virus ini tampak sedikit lebih menakutkan dari yang sebelumnya kita pikir," kata Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).
Schuchat mengatakan bahwa virus Zika, yang utamanya menular ke manusia melalui gigitan nyamuk jenis Aedes yang terinfeksi, berhubungan dengan rangkaian komplikasi yang lebih rumit pada kehamilan, bukan hanya mikrosefali tapi juga kelahiran prematur, gangguan mata dan beberapa kondisi yang lain.
Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, merinci bahwa Zika juga bisa menyebabkan gangguan autoimun yang disebut sindrom Guillain-Barre, peradangan tulang belakang yang disebut myelitis akut, peradangan otak yang disebut Meningoencephalitis, serta kondisi autoimun yang disebut Acute Disseminated Encephalomyelitis, yang memiliki beberapa sifat sama dengan sklerosis.
"Saya bukan seorang penggelisah... tapi semakin banyak kita belajar tentang aspek-aspek neurologis, semakin banyak kita melihat dan ini sangat serius," kata Fauci, yang bersama Schuchat menyampaikan perbaruan informasi mengenai virus Zika dan risiko ancamannya terhadap warga AS di Gedung Putih.
Schuchat mengatakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus itu ada di sekitar 30 negara bagian Amerika Serikat, bukannya 12 negara bagian seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Virus ini tampaknya menjadi masalah sepanjang periode kehamilan, bukan hanya pada trimester pertama tapi mungkin sepanjang kehamilan, katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Fauci mengatakan para peneliti telah mengembangkan dua tikus model untuk mempelajari bagaimana Zika menginfeksi jaringan syaraf, serta model kera yang menunjukkan bahwa virus itu bertahan lebih lama dalam darah kera yang hamil ketimbang kera yang tidak hamil.
Dia juga mengatakan "sangat mungkin" kandidat vaksin pertama yang sedang diproduksi dalam pabrik percontohan di luar Bethesda, Maryland, tempat lembaga itu berada, bisa tersedia untuk uji coba pada manusia bulan September.
Selain itu, menurut dia, para peneliti Amerika Serikat menyaring sekitar 62 obat Zika dan 15 di antaranya "punya beberapa derajat aktivitas."
Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk menangani penyakit Zika, yang biasanya menunjukkan gejala-gejala ringan yang berlangsung selama beberapa hari sampai sepekan pada manusia.
Schuchat mengatakan bahwa virus Zika, yang utamanya menular ke manusia melalui gigitan nyamuk jenis Aedes yang terinfeksi, berhubungan dengan rangkaian komplikasi yang lebih rumit pada kehamilan, bukan hanya mikrosefali tapi juga kelahiran prematur, gangguan mata dan beberapa kondisi yang lain.
Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, merinci bahwa Zika juga bisa menyebabkan gangguan autoimun yang disebut sindrom Guillain-Barre, peradangan tulang belakang yang disebut myelitis akut, peradangan otak yang disebut Meningoencephalitis, serta kondisi autoimun yang disebut Acute Disseminated Encephalomyelitis, yang memiliki beberapa sifat sama dengan sklerosis.
"Saya bukan seorang penggelisah... tapi semakin banyak kita belajar tentang aspek-aspek neurologis, semakin banyak kita melihat dan ini sangat serius," kata Fauci, yang bersama Schuchat menyampaikan perbaruan informasi mengenai virus Zika dan risiko ancamannya terhadap warga AS di Gedung Putih.
Schuchat mengatakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus itu ada di sekitar 30 negara bagian Amerika Serikat, bukannya 12 negara bagian seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Virus ini tampaknya menjadi masalah sepanjang periode kehamilan, bukan hanya pada trimester pertama tapi mungkin sepanjang kehamilan, katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Fauci mengatakan para peneliti telah mengembangkan dua tikus model untuk mempelajari bagaimana Zika menginfeksi jaringan syaraf, serta model kera yang menunjukkan bahwa virus itu bertahan lebih lama dalam darah kera yang hamil ketimbang kera yang tidak hamil.
Dia juga mengatakan "sangat mungkin" kandidat vaksin pertama yang sedang diproduksi dalam pabrik percontohan di luar Bethesda, Maryland, tempat lembaga itu berada, bisa tersedia untuk uji coba pada manusia bulan September.
Selain itu, menurut dia, para peneliti Amerika Serikat menyaring sekitar 62 obat Zika dan 15 di antaranya "punya beberapa derajat aktivitas."
Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk menangani penyakit Zika, yang biasanya menunjukkan gejala-gejala ringan yang berlangsung selama beberapa hari sampai sepekan pada manusia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024