Citra Radar Ungkap Akhir Zaman es di Mars
Sabtu, 28 Mei 2016 7:17 WIB
Gambar simulasi tiga dimensi siklus iklim es dan debu yang terbentuk di tudung kutub Planet Mars, dari musim ke musim, tahun ke tahun, berdasarkan data yang diambil perangkat THEMIS pada pesawat Mars, Odyssey, milik NASA. (NASA/JPL/Arizona State Univ
Miami, Antara Jateng - Analisis citra radar yang mengamati tudung es kutub Mars menunjukkan bagaimana tetangga Bumi itu keluar dari zaman es, yang merupakan bagian dari siklus perubahan iklim planet tersebut menurut para peneliti, Kamis (26/5).
Es di Planet Mars mulai menyusut sekitar 370.000 tahun lalu, menandai akhir dari zaman es, menurut hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Science.
Menggunakan satelit yang mengorbiti Planet Mars, para peneliti menentukan bahwa sekitar 87.000 kilometer kubik es menumpuk pada kutub-kutubnya sejak akhir zaman es, kebanyakan di tudung es bagian utara.
Para ilmuwan ingin merangkai sejarah iklim Planet Mars, yang mengandung bukti kuat bahwa samudra-samudra dan danau-danau yang dulu pernah ada di permukaannya meningkatkan prospeknya untuk kehidupan.
Para ilmuwan sekarang menggunakan pengukuran es baru dengan simulais komputer untuk membuat model iklim Planet Mars yang lebih akurat, kata ilmuwan planet, Isaac Smith, dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, Amerika Serikat, yang memimpin studi itu.
"Sebelumnya model-model itu dibatasi observasi sehingga mereka memulai dengan dugaan. Sekarang mereka punya lebih banyak untuk dijalankan," katanya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Studi itu juga merupakan yang pertama kali mengaitkan laporan es spesifik di Mars dengan periode waktu spesifik.
"Pada akhirnya kami ingin bisa melakukannya pada setiap lapisan," kata Isaac. Dari perspektif penduduk Bumi, setiap hari di Mars terasa seperti zaman es.
Menurut Badan Nasional Antariksa Amerika Serikat (NASA), temperatur Mars bisa 20 derajat Celcius pada petang hari di ekuator, atau serendah minus 153 derajat Celcius di kutub.
Tak seperti Bumi, zaman es Mars terjadi ketika kutub-kutubnya lebih hangat dibandingkan rata-rata dan air beku lebih stabil di garis lintang lebih rendah. Transisi antara fase iklim panjang bisa meninggalkan tanda pada es menurut hasil penelitian.
Sebagai contoh, Smith dan koleganya menemukan lereng-lereng dramatis pada lapisan-lapisan es dalam tudung es bagian utara Planet Mars.
Lapisan-lapisan lainnya mengungkap aliran es dalam arah berlawanan. Siklus iklim dipicu oleh perubahan pada orbit dan kemiringan Mars, yang mempengaruhi seberapa banyak cahaya matahari mencapai permukaan planet.
Perubahannya dramatis di Mars karena kemiringan planet (inklinasi) berubah sampai 60 derajat, jauh lebih tinggi dibanding variasi kemiringan Bumi yang hanya sekitar dua derajat.
Es di Planet Mars mulai menyusut sekitar 370.000 tahun lalu, menandai akhir dari zaman es, menurut hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Science.
Menggunakan satelit yang mengorbiti Planet Mars, para peneliti menentukan bahwa sekitar 87.000 kilometer kubik es menumpuk pada kutub-kutubnya sejak akhir zaman es, kebanyakan di tudung es bagian utara.
Para ilmuwan ingin merangkai sejarah iklim Planet Mars, yang mengandung bukti kuat bahwa samudra-samudra dan danau-danau yang dulu pernah ada di permukaannya meningkatkan prospeknya untuk kehidupan.
Para ilmuwan sekarang menggunakan pengukuran es baru dengan simulais komputer untuk membuat model iklim Planet Mars yang lebih akurat, kata ilmuwan planet, Isaac Smith, dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, Amerika Serikat, yang memimpin studi itu.
"Sebelumnya model-model itu dibatasi observasi sehingga mereka memulai dengan dugaan. Sekarang mereka punya lebih banyak untuk dijalankan," katanya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Studi itu juga merupakan yang pertama kali mengaitkan laporan es spesifik di Mars dengan periode waktu spesifik.
"Pada akhirnya kami ingin bisa melakukannya pada setiap lapisan," kata Isaac. Dari perspektif penduduk Bumi, setiap hari di Mars terasa seperti zaman es.
Menurut Badan Nasional Antariksa Amerika Serikat (NASA), temperatur Mars bisa 20 derajat Celcius pada petang hari di ekuator, atau serendah minus 153 derajat Celcius di kutub.
Tak seperti Bumi, zaman es Mars terjadi ketika kutub-kutubnya lebih hangat dibandingkan rata-rata dan air beku lebih stabil di garis lintang lebih rendah. Transisi antara fase iklim panjang bisa meninggalkan tanda pada es menurut hasil penelitian.
Sebagai contoh, Smith dan koleganya menemukan lereng-lereng dramatis pada lapisan-lapisan es dalam tudung es bagian utara Planet Mars.
Lapisan-lapisan lainnya mengungkap aliran es dalam arah berlawanan. Siklus iklim dipicu oleh perubahan pada orbit dan kemiringan Mars, yang mempengaruhi seberapa banyak cahaya matahari mencapai permukaan planet.
Perubahannya dramatis di Mars karena kemiringan planet (inklinasi) berubah sampai 60 derajat, jauh lebih tinggi dibanding variasi kemiringan Bumi yang hanya sekitar dua derajat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Radar Erieye AEW&C SAAB Bisa Digunakan untuk Keperluan Sipil dan Militer
10 March 2015 12:55 WIB, 2015