Ine Febriyanti Dukung Kampanye Bahaya Rokok
Minggu, 29 Mei 2016 12:41 WIB
Ine Febriyanti. (FOTO ANTARA/Agus Apriyanto)
Jakarta, Antara Jateng - Aktris Sha Ine Febriyanti mendukung upaya untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok melalui kampanye aksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau Organisasi Kesehatan Dunia.
Ia mengatakan anak-anak harus dijauhkan dari rokok, yang menurut dia merupakan "gerbang" menuju kecenderungan negatif seperti penyalahgunaan narkoba.
"Asapnya kan juga bahaya, tapi ironisnya banyak orang yang masih cuek saja, seperti saat menggendong anak sambil merokok," kata Ine ketika ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu.
Saat mengunjungi berbagai daerah, pemeran utama film "Nay" itu melihat masih rendahnya kesadaran masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah tentang bahaya rokok pada anak.
"Makanya saya lebih mendukung campaign ke masyarakat kelas menengah ke bawah, terutama di daerah," ungkapnya.
Ine mengatakan pemerintah perlu menerapkan solusi menyeluruh untuk mengaksesi perjanjian internasional tentang pengendalian dampak tembakau.
"Di Jepang itu harga rokok mahalnya setengah mati, satu bungkus sekitar Rp50 ribu, jadi orang Jepang terbangun kesadaran untuk mengirit konsumsi rokok mereka. Kalau di sini kan orang sehari bisa menghabiskan tiga bungkus rokok karena harganya murah," ujar ibu beranak tiga itu.
"Aku sangat setuju tidak ada rokok di Indonesia, tapi kita juga harus ingat bahwa rokok itu sumber devisa negara paling besar. Untuk urusan kesehatan mungkin sistemnya dulu yang harus dibenahi, dibangun sebuah kesadaran bahwa orang boleh merokok asal pada tempatnya," kata Ine, yang sejak 2012 aktif di Rumah Ilmu, komunitas pendidikan seni untuk anak-anak.
Ia mengatakan anak-anak harus dijauhkan dari rokok, yang menurut dia merupakan "gerbang" menuju kecenderungan negatif seperti penyalahgunaan narkoba.
"Asapnya kan juga bahaya, tapi ironisnya banyak orang yang masih cuek saja, seperti saat menggendong anak sambil merokok," kata Ine ketika ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu.
Saat mengunjungi berbagai daerah, pemeran utama film "Nay" itu melihat masih rendahnya kesadaran masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah tentang bahaya rokok pada anak.
"Makanya saya lebih mendukung campaign ke masyarakat kelas menengah ke bawah, terutama di daerah," ungkapnya.
Ine mengatakan pemerintah perlu menerapkan solusi menyeluruh untuk mengaksesi perjanjian internasional tentang pengendalian dampak tembakau.
"Di Jepang itu harga rokok mahalnya setengah mati, satu bungkus sekitar Rp50 ribu, jadi orang Jepang terbangun kesadaran untuk mengirit konsumsi rokok mereka. Kalau di sini kan orang sehari bisa menghabiskan tiga bungkus rokok karena harganya murah," ujar ibu beranak tiga itu.
"Aku sangat setuju tidak ada rokok di Indonesia, tapi kita juga harus ingat bahwa rokok itu sumber devisa negara paling besar. Untuk urusan kesehatan mungkin sistemnya dulu yang harus dibenahi, dibangun sebuah kesadaran bahwa orang boleh merokok asal pada tempatnya," kata Ine, yang sejak 2012 aktif di Rumah Ilmu, komunitas pendidikan seni untuk anak-anak.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Musik, Film, dan TV
Lihat Juga
Mudji Massaid tak mau Komentar soal Kasus Reza Artamevia Terkait Narkoba
30 August 2016 15:32 WIB, 2016