Tradisi "Padusan" Sambut Bulan Ramadhan
Sabtu, 4 Juni 2016 15:09 WIB
Warga melakukan tradisi Padusan di Umbul Temanten, Pengging, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (17/6/15). Tradisi membersihkan diri di mata air tersebut merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan raja-raja Surakarta dan warga dalam menyambut bulan suci
Boyolali, Antara Jateng- Ratusan orang pengunjung mengikuti tradisi "Padusan" atau mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa di Umbul Tirto Marto kawasan wisata objek Pengging Banyudono Kabupaten Boyolali, Sabtu.
Acara tradisi orang Jawa tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat dengan upacara siraman mas dan mbak Boyolali di Umbul Ngabeyan Pengging yang kemudian diikuti masyarakat umum.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali Mulyono Santoso acara tradisi Padusan tersebut merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan sebelum memasuki bulan puasa.
"Padusan ini, sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa, mereka membersihkan diri dengan mandi di tempat sumber mata air agar saat menjalankan puasa sudah bersih hati maupun diri," kata Mulyono.
Sebelum dilakukan upacara siraman digelar kirab kesenian dari Kantor Kecamatan Banyudono menuju ke Umbul Tirto Marto yang berjarak sekitar dua kilometer.
Tradisi Padusan telah lama digelar sejak zaman Wali Songo.
Mulyono mengatakan padusan yang digelar di Umbul Tirto Marto tersebut merupakan zaman dahulunya sering digunakan keluarga Keraton Surakarta dan abdi dalem untuk siram atau mandi menjelang bulan puasa.
Selain itu, kata Mulyono, para pengunjung sendiri merasa mendapatkan berkah bila melakukan Padusan di tempat bersejarah Pengging ini.
Menurut dia, lokasi bersejarah yang kini dijadikan objek wisata Umbul Tirto Marto tersebut terdapat tiga umbul yang digunakan untuk Padusan yakni Ngabeyan, Umbul Nganten dan Umbul Dudo.
Mulyono berharap kegiatan tersebut mampu mendongkrak wisawatan untuk datang ke Boyolali.
"Kami dengan acara tradisi Padusan ini, diperkirakan akan dikunjungi ribuan orang. Kami targetkan jumlah pengunjung sekitar 4.500 orang," katanya.
Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat dalam kesempatan tersebut mengatakan tradisi padusan tidak bisa ditinggalkan oleh warga Jawa Tengah Muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa.
Padusan ini, kata Said Hidayat, artinya mandi besar di mana mereka dalam rangka mensucikan diri menjelang puasa.
"Padusan ini mensucikan lahir dan batin sebelum puasa," katanya.
Acara tradisi orang Jawa tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat dengan upacara siraman mas dan mbak Boyolali di Umbul Ngabeyan Pengging yang kemudian diikuti masyarakat umum.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali Mulyono Santoso acara tradisi Padusan tersebut merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan sebelum memasuki bulan puasa.
"Padusan ini, sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa, mereka membersihkan diri dengan mandi di tempat sumber mata air agar saat menjalankan puasa sudah bersih hati maupun diri," kata Mulyono.
Sebelum dilakukan upacara siraman digelar kirab kesenian dari Kantor Kecamatan Banyudono menuju ke Umbul Tirto Marto yang berjarak sekitar dua kilometer.
Tradisi Padusan telah lama digelar sejak zaman Wali Songo.
Mulyono mengatakan padusan yang digelar di Umbul Tirto Marto tersebut merupakan zaman dahulunya sering digunakan keluarga Keraton Surakarta dan abdi dalem untuk siram atau mandi menjelang bulan puasa.
Selain itu, kata Mulyono, para pengunjung sendiri merasa mendapatkan berkah bila melakukan Padusan di tempat bersejarah Pengging ini.
Menurut dia, lokasi bersejarah yang kini dijadikan objek wisata Umbul Tirto Marto tersebut terdapat tiga umbul yang digunakan untuk Padusan yakni Ngabeyan, Umbul Nganten dan Umbul Dudo.
Mulyono berharap kegiatan tersebut mampu mendongkrak wisawatan untuk datang ke Boyolali.
"Kami dengan acara tradisi Padusan ini, diperkirakan akan dikunjungi ribuan orang. Kami targetkan jumlah pengunjung sekitar 4.500 orang," katanya.
Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat dalam kesempatan tersebut mengatakan tradisi padusan tidak bisa ditinggalkan oleh warga Jawa Tengah Muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa.
Padusan ini, kata Said Hidayat, artinya mandi besar di mana mereka dalam rangka mensucikan diri menjelang puasa.
"Padusan ini mensucikan lahir dan batin sebelum puasa," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jelang Ramadhan, pengunjung tradisi padusan di Pikatan Temanggung dibatasi
12 April 2021 9:46 WIB, 2021
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Malam Pergantian Tahun, Ribuan Pengunjung Terbangkan Lampion di Borobudur
01 January 2017 8:26 WIB, 2017