Istri Siri Santoso masih Diperiksa
Minggu, 24 Juli 2016 9:30 WIB
Peti Jenazah Teroris Santoso. Polisi berjaga di dekat dua peti jenazah di depan Ruangan Instalasi Forensik Rumkit Bayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2016). Dari hasil indentifikasi luar dua jenazah dipastikan Santoso dan Muktar yang tewa
Palu, Antara Jateng - Istri siri Santoso di dalam persembunyian di tengah hutan belantara Poso Pesisir, Kabupaten Poso, yang ditangkap aparat di dalam hutan sekitar Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Sabtu, masih diperiksa secara mendalam untuk kepentingan penyidikan.
Siaran pers Satgas Operasi Tinombala yang diterima Antara Sabtu malam menyebutkan, istri kedua Santoso tersebut bernama Jumiatun alias Umi Delima yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme jaringan Santoso.
Jumiatun juga memiliki nama lain yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia, lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB.
Dia adalah putri kedua pasangan Gufran dan Salmah, memiliki kakak bernama Muslimin dan adik bernama Hasanah yang kini kuliah di Makassar, Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan penangkapan Jumiatun berawal dari penyisiran oleh pasukan Satgas Operasi Tinombala ke arah Sungai Tambarana sejak Jumat hingga Sabtu pagi.
Pada Sabtu sekitar pukul 08.30 Wita, tim operasi menemukan seorang wanita yang diduga salah satu DPO kasus terorisme jaringan Santoso yang kemudian diketahui bernama Jumiatun, istri ke-2 Santoso selama dalam persembunyian di hutan.
"Tim langsung mengamankannya dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," ujarnya.
Hari Suprapto tidak merinci apakah ada perlawanan dari Jumiatun dan menguasai senjata saat ditemukan anggota Satgas Operasi Tinombala serta bagaimana kondisi fisiknya saat ini.
Yang jelas, Jumiatun adalah salah satu DPO yang selama ini mendampingi Santoso selama di dalam hutan belantara Poso bersama DPO lainnya.
Dari foto-foto yang didapat Satgas Tinombala, Jumiatun juga ikut dalam pelatihan-pelatihan di tempat persembunyian mereka dan membawa senjata laras panjang.
Siaran pers Satgas Operasi Tinombala yang diterima Antara Sabtu malam menyebutkan, istri kedua Santoso tersebut bernama Jumiatun alias Umi Delima yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme jaringan Santoso.
Jumiatun juga memiliki nama lain yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia, lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB.
Dia adalah putri kedua pasangan Gufran dan Salmah, memiliki kakak bernama Muslimin dan adik bernama Hasanah yang kini kuliah di Makassar, Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan penangkapan Jumiatun berawal dari penyisiran oleh pasukan Satgas Operasi Tinombala ke arah Sungai Tambarana sejak Jumat hingga Sabtu pagi.
Pada Sabtu sekitar pukul 08.30 Wita, tim operasi menemukan seorang wanita yang diduga salah satu DPO kasus terorisme jaringan Santoso yang kemudian diketahui bernama Jumiatun, istri ke-2 Santoso selama dalam persembunyian di hutan.
"Tim langsung mengamankannya dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," ujarnya.
Hari Suprapto tidak merinci apakah ada perlawanan dari Jumiatun dan menguasai senjata saat ditemukan anggota Satgas Operasi Tinombala serta bagaimana kondisi fisiknya saat ini.
Yang jelas, Jumiatun adalah salah satu DPO yang selama ini mendampingi Santoso selama di dalam hutan belantara Poso bersama DPO lainnya.
Dari foto-foto yang didapat Satgas Tinombala, Jumiatun juga ikut dalam pelatihan-pelatihan di tempat persembunyian mereka dan membawa senjata laras panjang.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dosen UIN: Nikah siri ditulis di KK bentuk perlindungan warga negara
11 October 2021 12:11 WIB, 2021
MUI: Meski Nikah Siri Sah Secara Hukum, tapi tidak Memiliki Kekuatan Hukum
25 September 2017 16:41 WIB, 2017
Kondisi Fisik Istri siri Santoso yang Sangat Lemah di Rawat di RSU Bhayangkara
24 July 2016 13:57 WIB, 2016
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017