Jakarta Antara Jateng - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo menyaksikan pesona Danau Toba dari ketinggian di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut), Senin.

"Kita baru melihat alternatif lokasi yang akan kita pakai untuk pengembangan kawasan Danau Toba, ini salah satu yang Sabtu malam kita rapatkan di Parapat," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi dan rombongan menyaksikan pesona Danau Toba di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbahas.

Tampak mendampingi Presiden Jokowi antara lain Mensesneg Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menpar Arief Yahya. Selain itu Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi dan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor.

Presiden mengatakan setelah kembali ke Jakarta akan segera diputuskan bagaimana pengembangan kawasan wisata di kawasan Danau Toba itu.

"Tadi Bupati menyampaikan di sini ada lahan 400 hektare yang bisa dikembangkan lebih besar apakah untuk taman bunga atau lainnya, tentu diberi tambahan lain seperti resor, hotel dan lainnya yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat," katanya.

Menurut dia, yang akan ditawarkan kepada wisatawan adalah pemandangan alam kawasan Danau Toba dan Pulau Samosir dan pulau yang tampak dari kawasan itu.

"Kalau kita lihat ke sana, terlihat sekali danau, ada air terjun di Pulau Samosir dan ada situs sejarah Sisingamangaraja, menurut saya sudah komplit," katanya.

Ia mengatakan yang menarik adalah keindahan alamnya karena terlihat air Danau Toba.

"Di seberang ada air terjun, kiri ada situs Sisingamangaraja, ada pulau kecil, cantik sekali, tapi yang mengonsep yang expert," katanya.

Selain di Humbasa, Presiden mengatakan ada alternatif lain pengembangan kawasan wisata Danau Toba yaitu di Kabupaten Simalungun.

"Tapi belum diputuskan, bisa saja dua-duanya dikembangkan," katanya.

Ia mengatakan setelah konsep besarnya diputuskan, pemerintah akan secepatnya mengerjakan pengembangan kawasan tersebut.

"Ini cepet-cepetan, kita melihat bagaimana investasinya, berapa besar perlu anggaran, dari mana saja, apakah perlu APBN," kata Presiden Jokowi.