Mekkah, Arab Saudi Antara Jateng - Pemerintah Arab Saudi mewajibkan jemaah haji dari seluruh dunia pada musim haji 1437 Hijriah ini untuk mengenakan gelang identitas elektronik yang dikeluarkan mereka. Semata-mata demi alasan keamanan dan keselamatan jemaah haji.

Gelang elektronik berwarna putih itu baru diperkenalkan tahun ini setelah terjadi insiden berdesak-desakan dalam prosesi lempar jumroh tahun lalu yang mencatat korban ratusan jemaah dari berbagai negara. Indonesia sangat berkepentingan dalam hal ini karena kontingen jemaah haji Indonesia jumlahnya sangat banyak.

Kepala Daerah Kerja Mekkah, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Sabtu, menjelaskan, gelang itu memiliki sejumlah keistimewaan, antara lain dapat mempercepat identifikasi jemaah haji, yang dapat dibaca dan diakses pihak berwenang secara elektronik, serta meningkatkan kinerja pelayanan.

"Gelang itu juga untuk penerapan keterbukaan dan transparansi informasi," katanya.

Sementara itu laporan sejumlah media menyebutkan, gelang itu akan berisi informasi pribadi dan kesehatan jemaah yang dapat mempercepat pelayanan terhadap jamaah.

Gelang yang antiair itu juga disebutkan terhubung dengan GPS sehingga mempermudah pelacakan jemaah tersesat.

Saat penyambutan jemaah yang datang dari Jeddah di Mekkah, seturut ANTARA, gelang itu dibagikan petugas maktab (pemondokan). Di gelang tersebut tercantum nama, nomor paspor dan maktab jemaah.

Jauh sebelum pemberlakuan gelang elektronik dri pemerintah Arab Saudi, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan gelang khusus bagi jemaah haji Indonesia. Gelang yang terbuat dari logam itu berisi nama, nomor paspor, embarkasi, asal negara serta simbol Merah Putih serta Garuda Pancasila.

Selain gelang identitas, jemaah haji Indonesia juga diberikan gelang rekam kesehatan jemaah dengan resiko kesehatan tinggi.

Gelang warna merah dipakai jemaah resiko tinggi yang memang punya penyakit serius dan segera ditangani. Gelang berwarna kuning dipakai jemaah haji resiko tinggi dengan riwayat penyakit gampang jatuh dan gelang warna hijau digunakan untuk jemaah haji resiko tinggi yang mempunyai penyakit ringan.

Sementara itu data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan hingga Sabtu (27/8) pukul 08.00 waktu Arab Saudi, menunjukkan, 424 jamaah dirawat inap di Madinah dan Mekkah. Sekitar 720 jamaah dirujuk di bandara, Mekkah, dan Madinah dalam 19 hari terakhir.