Inilah Kronologi Penyanderaan Pondok Indah Jakarta
Sabtu, 3 September 2016 16:20 WIB
Rumah korban perampokan dan penyanderaan di kawasan Bukit Hijau IX, Pondok Indah, Jakarta Selatan (ANTARA News/Try Reza Essra)
Jakarta, Antara Jateng - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto menyampaikan kronologi penyanderaan yang terjadi di rumah di Jalan Bukit Hijau IX Nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9).
"Pada pukul 06.00 WIB ada 2 orang yang diduga pelaku membuntuti pembantu rumah tangga yang sedang keluar rumah. Keduanya lalu masuk ke rumah dan menodong pembantu itu untuk masuk dan bertanya di mana pemilik rumah," kata Moechgiyarto di tempat kejadian perkara di Jakarta, Sabtu.
Pembantu yang ditodong senjata api itu lalu menggedor ruang tidur pemilik rumah tapi karena ia menangis sehingga pemilik rumah pun curiga dan mengintip dari ruang tidur.
"Pelaku langsung merusak jendela dan masuk ke rumah, pemilik rumah bahkan sempat memukul penyandera dengan tangga tapi pelaku masuk. Pelaku pun meminta dompet, handphone dan sebagainya," tambah Moechgiyarto.
Pembantu juga sempat diminta pelaku untuk membuat mie instan, saat memasak mie tersebut, pembantu itu kabur dan melapor ke warga sekitar.
"Karena polisi sudah mendapat laporan sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung mengepung lokasi ini dan sudah menyampaikan peringatan-peringatan, tersangka sempat menangis di hadapan pemilik rumah dan membuat skenario," jelas Moechgiyarto.
Skenario itu adalah seolah mereka berkeluarga.
"Pelaku bahkan meminta ada surat pernyataan tertulis yang ditandatangani pemilik rumah. Ini karena kita sudah mengepung," ungkap Moechgiyarto.
Untuk sementara polisi menduga motif pelaku adalah pencurian dengan kekerasan.
"Ada tindakan-tindakan pemerasan ditambah ditemukan senjata api yang mungkin tidak ada izinnya dan kami akan dalami itu," tegas Moechgiyarto.
"Pada pukul 06.00 WIB ada 2 orang yang diduga pelaku membuntuti pembantu rumah tangga yang sedang keluar rumah. Keduanya lalu masuk ke rumah dan menodong pembantu itu untuk masuk dan bertanya di mana pemilik rumah," kata Moechgiyarto di tempat kejadian perkara di Jakarta, Sabtu.
Pembantu yang ditodong senjata api itu lalu menggedor ruang tidur pemilik rumah tapi karena ia menangis sehingga pemilik rumah pun curiga dan mengintip dari ruang tidur.
"Pelaku langsung merusak jendela dan masuk ke rumah, pemilik rumah bahkan sempat memukul penyandera dengan tangga tapi pelaku masuk. Pelaku pun meminta dompet, handphone dan sebagainya," tambah Moechgiyarto.
Pembantu juga sempat diminta pelaku untuk membuat mie instan, saat memasak mie tersebut, pembantu itu kabur dan melapor ke warga sekitar.
"Karena polisi sudah mendapat laporan sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung mengepung lokasi ini dan sudah menyampaikan peringatan-peringatan, tersangka sempat menangis di hadapan pemilik rumah dan membuat skenario," jelas Moechgiyarto.
Skenario itu adalah seolah mereka berkeluarga.
"Pelaku bahkan meminta ada surat pernyataan tertulis yang ditandatangani pemilik rumah. Ini karena kita sudah mengepung," ungkap Moechgiyarto.
Untuk sementara polisi menduga motif pelaku adalah pencurian dengan kekerasan.
"Ada tindakan-tindakan pemerasan ditambah ditemukan senjata api yang mungkin tidak ada izinnya dan kami akan dalami itu," tegas Moechgiyarto.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kronologi temuan varian Omicron di Jatim, pengidap usai liburan di Indonesia
03 January 2022 12:25 WIB, 2022
Kronologi dugaan penganiayaan diplomat Nigeria oleh petugas Imigrasi RI
12 August 2021 13:06 WIB, 2021
Kronologi kecelakaan truk maut di Puncak Bogor, pengemudi tak punya SIM
18 October 2020 8:10 WIB, 2020
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017