Purwokerto, Antara Jateng - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto memperkenalkan penggunaan transaksi nontunai kepada santri di lingkungan Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Pesawahan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Dalam rangka ikut memeriahkan Hari Santri Nasional, kami (dari) Bank Indonesia Purwokerto sengaja memilih tempat ini, Pondok Pesantren Miftahul Huda, sebagai tempat pertama untuk Festival Sinona (Transaksi Nontunai)," kata Kepala KPw BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso di Desa Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Senin.

Denny mengatakan hal itu kepada wartawan usai Peluncuran Festival Transaksi Non-Tunai (Sinona) dan Penerapan Layanan Keuangan Digital (LKD) bagi santri di lingkungan Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren Miftahul Huda yang dipusatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Miftahul Huda, Desa Pesawahan.

Penerapan LKD itu ditandai dengan penyerahan secara simbolis kartu uang ektronik Brizzi berlogo pesantren dan dilengkapi dengan nama santri dari Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ajibarang Rahadi Kristiyono kepada Bupati Banyumas Achmad Husein yang selanjutnya diserahkan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda K.H. Hanan Masykur.

Lebih lanjut, Denny mengatakan penerapan transaksi nontunai di lingkungan pondok pesantren akan mempermudah pengasuh pesantren dalam mengelola uang kiriman dari orang tua santri.

Dalam hal ini, kata dia, orang tua santri cukup mengirim uang ke rekening dan nantinya pengelola tidak akan kesulitan mengatur uang yang ditujukan untuk biaya pendidikan termasuk uang jajan santri.

Menurut dua, hal itu disebabkan setiap santri akan menerima sebuah kartu yang berfungsi sebagai uang elektronik (e-money) sehingga pengasuh pesantren tidak lagi kesulitan mencari uang tunai.

"Kartu tersebut bisa digunakan untuk jajan di kantin karena telah dipasang alat EDC (Electronic Data Capture)," katanya.