Menpora: Klub Diminta Tertibkan Materi Yel-yel Suporter
Selasa, 8 November 2016 14:51 WIB
Menpora Imam Nahrowi (ANTARA /Yudhi Mahatma )
Bandung (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta klub dan kelompok pendukungnya untuk menertibkan materi yel-yel yang biasa dipekikkan saat pertandingan agar tidak memicu permusuhan antarsuporter.
"Klub dan komunitas suporter agar lebih proaktif menertibkan materi yel-yel mereka agar tidak memicu permusuhan dan perselisihan antarsuporter. Jadikan sepak bola sebagai pemersatu dan bukan pemecah belah," kata Iman Nahrawi di sela-sela kegiatan peluncuran Kota Layak Pemuda di Gedung Merdeka Kota Bandung, Selasa.
Menurut dia, dalam beberapa pertandingan sepak bola liga di Indonesia yang ditayangkan di televisi masih kerap didengar yel-yel atau teriakan yang memicu permusuhan dan merendahkan pihak lainnya. Menurut Menpora hal itu harus dibenahi dan tidak dijadikan fenomena biasa.
"Model seperti itu harus disudahi, ganti dengan yel yang positif dan mendukung persatuan," katanya.
Ia menyatakan prihatin dengan masih jatuhnya korban dari suporter akibat adanya perselisihan dan keributan antarsuporter. Terakhir terjadi di Cirebon yang mengakibatkan seorang korban suporter meninggal dunia.
"Itu sangat disayangkan, pada saat kita mulai bangkit namun masih ada hal seperti itu. Perselisihan suporter harus disudahi," katanya.
Menurut Menpora, pihaknya akan terus melakukan upaya agar potensi suporter itu bisa membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
"Tidak semua suporter bersilisih, hanya satu dua kelompok saja. Selain melakukan pertemuan antar-pimpinan suporter juga diharapkan klub dan pemerintah daerah mendorong dialog terkait penyelesaian suporter ini," kata Menpora.
Pihaknya berencana menggelar kongres suporter, namun masalahnya tidak hanya di tingkat pimpinan suporter namun melibatkan suporter di bawahnya yang kerap memicu gesekan.
"Ini masalah kultur dan itu butuh waktu, namun yang jelas kami akan terus memfasilitasi masalah terkait suporter ini," kata Menpora.
Perlunya dialog dalam penyelesaian masalah suporter itu juga senada dengan Wakil Gubernur Jabar H Deddy Mizwar dan Wali Kota Badung Ridwan Kamil yang mengaku berkepentingan dengan masalah suporter sepakbola itu.
"Saya kira dialog yang terus digelar akan menjadi solusinya. Komunikasi harus terus dijalin dengan berbagai kegiatan. Saya kira butuh waktu untuk mendamaikannya, tapi dialog dan komunikasi yang baik akan menjadi solusinya," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Bahkan ia mengaku kerap memposting pesan di acount media sosialnya untuk mengajak menonton pertandingan dengan tertib dan tidak menyuarakan yel-yel yang bisa memicu perselisihan.
"Saya selalu memposting pesan di media sosial bila ada pertandingan Persib melawan tim yang diprediksi memicu kerawanan gesekan. Hasilnya cukup positif dan mereka makin kurang yang mencaci maki yang lainnya," kata Emil menambahkan.
"Klub dan komunitas suporter agar lebih proaktif menertibkan materi yel-yel mereka agar tidak memicu permusuhan dan perselisihan antarsuporter. Jadikan sepak bola sebagai pemersatu dan bukan pemecah belah," kata Iman Nahrawi di sela-sela kegiatan peluncuran Kota Layak Pemuda di Gedung Merdeka Kota Bandung, Selasa.
Menurut dia, dalam beberapa pertandingan sepak bola liga di Indonesia yang ditayangkan di televisi masih kerap didengar yel-yel atau teriakan yang memicu permusuhan dan merendahkan pihak lainnya. Menurut Menpora hal itu harus dibenahi dan tidak dijadikan fenomena biasa.
"Model seperti itu harus disudahi, ganti dengan yel yang positif dan mendukung persatuan," katanya.
Ia menyatakan prihatin dengan masih jatuhnya korban dari suporter akibat adanya perselisihan dan keributan antarsuporter. Terakhir terjadi di Cirebon yang mengakibatkan seorang korban suporter meninggal dunia.
"Itu sangat disayangkan, pada saat kita mulai bangkit namun masih ada hal seperti itu. Perselisihan suporter harus disudahi," katanya.
Menurut Menpora, pihaknya akan terus melakukan upaya agar potensi suporter itu bisa membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
"Tidak semua suporter bersilisih, hanya satu dua kelompok saja. Selain melakukan pertemuan antar-pimpinan suporter juga diharapkan klub dan pemerintah daerah mendorong dialog terkait penyelesaian suporter ini," kata Menpora.
Pihaknya berencana menggelar kongres suporter, namun masalahnya tidak hanya di tingkat pimpinan suporter namun melibatkan suporter di bawahnya yang kerap memicu gesekan.
"Ini masalah kultur dan itu butuh waktu, namun yang jelas kami akan terus memfasilitasi masalah terkait suporter ini," kata Menpora.
Perlunya dialog dalam penyelesaian masalah suporter itu juga senada dengan Wakil Gubernur Jabar H Deddy Mizwar dan Wali Kota Badung Ridwan Kamil yang mengaku berkepentingan dengan masalah suporter sepakbola itu.
"Saya kira dialog yang terus digelar akan menjadi solusinya. Komunikasi harus terus dijalin dengan berbagai kegiatan. Saya kira butuh waktu untuk mendamaikannya, tapi dialog dan komunikasi yang baik akan menjadi solusinya," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Bahkan ia mengaku kerap memposting pesan di acount media sosialnya untuk mengajak menonton pertandingan dengan tertib dan tidak menyuarakan yel-yel yang bisa memicu perselisihan.
"Saya selalu memposting pesan di media sosial bila ada pertandingan Persib melawan tim yang diprediksi memicu kerawanan gesekan. Hasilnya cukup positif dan mereka makin kurang yang mencaci maki yang lainnya," kata Emil menambahkan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024