Baju Kampanye Tiga Pasangan Cagub/Cawagub di mata Warga Jakarta
Rabu, 9 November 2016 10:49 WIB
Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)-Sylviana Murni. Pasangan ini satu dari tiga pasangan kontestan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta Antara Jateng - Baju kampanye atau kostum tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menuai beragam komentar dari para pemilih ibu kota, mulai dari orisinilitas hingga gaya yang mereka pilih.
Endah (34), warga kawasan Tanjung Barat mengatakan, dari ketiga paslon, hanya pasangan Agus-Slyvi yang menurutnya orisinil, yakni kaos ber-badge di bagian lengan dan batik bermotif ondel-ondel. "Ahok mengikuti gaya Pak Jokowi. Anies juga mengikuti Pak Jokowi. Agus yang orisinil," tutur dia kepada ANTARA News dalam pesan elektroniknya, Rabu.
Kendati begitu, perempuan yang merupakan PNS di Jakarta itu mengatakan apa pun atribut paslon tidak akan mempengaruhi pilihannya dalam Pilkada 2017 mendatang.
"Bagiku, mereka pake baju apa pun enggak pengaruh. Kalau dari pandanganku, atribut tidak pengaruh. Aku lihat dari cara mereka bersikap dan berpendapat," tutur Endah. Di lain sisi, Sandara (30), warga asal Jakarta Timur justru beranggapan gaya berbusana ketiga paslon saat kampanye kurang "kece" dari sisi fesyen.
"Kurang fashionable. Mereka lebih memperhatikan dari sisi kepentingan politik atau partai. Harusnya mereka hire fashion stylist kali ya," kata dia dalam kesempatan berbeda.
Sementara itu, Iit Septyaningsih (25) berpandangan pemilihan busana kampanye Agus menitikberatkan rasa Indonesia dari sisi mantan prajurit.
"Agus, bagus sih variatif, tampaknya dia ingin menunjukkan ke-Indonesiannya secara dia mantan prajurit. Jadi pasti kostum dia ingin menunjukkan hal itu," kata dia.
Lain lagi dengan pasangan Anies-Sandiaga yang identik dengan kemeja putih panjang polosnya. Menurut perempuan berhijab itu, Anies dan Sandiaga terkesan ingin menunjukkan transparansi.
"Kalau Anies, putih itu kan berarti suci putih bersih. Dia mau menunjukkan kesan pemerintahan dia nanti bakal putih transparan bersih," tutur Iit.
Sementara, busana kotak-kotak Ahok-Djarot, sambung dia, seperti melambangkan keberanian dan ketegasan bila nantinya terpilih memimpin Jakarta.
"Ahok, (kostum) merah melambangkan warna partai pengusungnya dan menunjukkan keberanian dan ketegasan. Mungkin itu yang mau dia bawa pas memerintah DKI," kata dia. Tak ingin mempermasalahkan orisinilitas, Iit mengatakan kostum Ahok-Djarot terkesan mengisyaratkan strategi paslon tidak berbeda jauh dari pilkada sebelumnya.
"Kalau kotak-kotaknya ya karena dulu Jokowi juga kotak-kotak secara partai pengusungnya sama strategi juga enggak bakal beda jauh," pungkas dia.
Hal senada diungkapkan, Indriyani Astuti. Bagi dia, orisinil atau tidak, ketiga pasangan calon tentu ingin membangun citra mereka sesuai karakter masing-masing. "Orisinil sih karena kan mereka ingin membangun citra yang beda-beda sesuai karakter masing-masing," kata dia.
Endah (34), warga kawasan Tanjung Barat mengatakan, dari ketiga paslon, hanya pasangan Agus-Slyvi yang menurutnya orisinil, yakni kaos ber-badge di bagian lengan dan batik bermotif ondel-ondel. "Ahok mengikuti gaya Pak Jokowi. Anies juga mengikuti Pak Jokowi. Agus yang orisinil," tutur dia kepada ANTARA News dalam pesan elektroniknya, Rabu.
Kendati begitu, perempuan yang merupakan PNS di Jakarta itu mengatakan apa pun atribut paslon tidak akan mempengaruhi pilihannya dalam Pilkada 2017 mendatang.
"Bagiku, mereka pake baju apa pun enggak pengaruh. Kalau dari pandanganku, atribut tidak pengaruh. Aku lihat dari cara mereka bersikap dan berpendapat," tutur Endah. Di lain sisi, Sandara (30), warga asal Jakarta Timur justru beranggapan gaya berbusana ketiga paslon saat kampanye kurang "kece" dari sisi fesyen.
"Kurang fashionable. Mereka lebih memperhatikan dari sisi kepentingan politik atau partai. Harusnya mereka hire fashion stylist kali ya," kata dia dalam kesempatan berbeda.
Sementara itu, Iit Septyaningsih (25) berpandangan pemilihan busana kampanye Agus menitikberatkan rasa Indonesia dari sisi mantan prajurit.
"Agus, bagus sih variatif, tampaknya dia ingin menunjukkan ke-Indonesiannya secara dia mantan prajurit. Jadi pasti kostum dia ingin menunjukkan hal itu," kata dia.
Lain lagi dengan pasangan Anies-Sandiaga yang identik dengan kemeja putih panjang polosnya. Menurut perempuan berhijab itu, Anies dan Sandiaga terkesan ingin menunjukkan transparansi.
"Kalau Anies, putih itu kan berarti suci putih bersih. Dia mau menunjukkan kesan pemerintahan dia nanti bakal putih transparan bersih," tutur Iit.
Sementara, busana kotak-kotak Ahok-Djarot, sambung dia, seperti melambangkan keberanian dan ketegasan bila nantinya terpilih memimpin Jakarta.
"Ahok, (kostum) merah melambangkan warna partai pengusungnya dan menunjukkan keberanian dan ketegasan. Mungkin itu yang mau dia bawa pas memerintah DKI," kata dia. Tak ingin mempermasalahkan orisinilitas, Iit mengatakan kostum Ahok-Djarot terkesan mengisyaratkan strategi paslon tidak berbeda jauh dari pilkada sebelumnya.
"Kalau kotak-kotaknya ya karena dulu Jokowi juga kotak-kotak secara partai pengusungnya sama strategi juga enggak bakal beda jauh," pungkas dia.
Hal senada diungkapkan, Indriyani Astuti. Bagi dia, orisinil atau tidak, ketiga pasangan calon tentu ingin membangun citra mereka sesuai karakter masing-masing. "Orisinil sih karena kan mereka ingin membangun citra yang beda-beda sesuai karakter masing-masing," kata dia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Bawaslu Boyolali : Pelanggaran netralitas perangkat desa terbanyak dilaporkan
03 December 2024 16:06 WIB
Siapkan 'Hero' bijak bermediadigital, Mahasiswa Ilkom Udinus gelar Kampanye Digital Warriors
03 December 2024 11:03 WIB
Pilkada 2024, Agustina berharap masyarakat tak terpengaruh kampanye hitam
27 November 2024 16:02 WIB
Momen canda Sudaryono berpantun di hari terakhir kampanye Luthfi - Taj Yasin
23 November 2024 23:10 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Polda Kepri Siapkan 20 Petugas untuk Menidentifikasi Sembilan Jenasah TKI
27 January 2017 17:34 WIB, 2017